RESTUMU DEWI
Oleh Hary Tobing
Cara berfikir mu bukan seperti ku,
pikiran saat itu kosong sukarela kau membantu,
sudah berapa banyak dari mu memberi ilmu,
kebanyakkan yang ku ingat hanya sebatas nama mu,
Jangan ragu,
aku ini penerusmu,
titiskan ilmu mu,
mungkin ada saat gunaku membantu
Oh, kebanyakan saya telah lupa,
mugkin tanpa jasa mu masih gelap tanpa apa apa,
dan saat mengawali terang embunmu testeskan jiwaku basah,
Seseorang seperti mu dapat apa,
saat aku telah jadi orang merdeka,!
mungkin waktu pembatas kita jadi perkara,
penuh sesal doaku padamu lupa,!
Aku gembala mu,
tanpa cambuk pukulan mu bisa memberitahu,
saat teringat, mungkin hanya isakan tangis mendengung
tapi ingat, kau tetap pembimbing ku agung,!
SELASA 18 NOVEMBER 2014
Senin, 01 Desember 2014
JELANG TANPA AMPUN
JELANG TANPA AMPUN
Oleh Rofiq Majdil Khadafi
Kaki-kaki yang bersenandung
Tepi jalan tanpa ampun
kian hari siang kian menantang
sebuah serita lain hari
Itu bukan songsongan
bukan itu yang dimau
satu tahap demi tahap
menangkap hari tiada henti
senandungnya terdengar lirih
hati sangat resah ketika bibir bersuka
terdengar enak bagi suatu hasrat
sedih untuk mereka
Panasnya hari mereka lahap
ntuk diri dan keluarga
walau hanya nyanyian kecilnya
meratap tanpa ada ampun
dunia tetap berputar tanpa hirau
sudah berjalannya
sudah merupakan likunya
tapi bukan takdirnya
Dunia ini belum berakhir.................
---
No. Urut : 5581
Tanggal Kirim : 19/11/2014 22:40:37
Oleh Rofiq Majdil Khadafi
Kaki-kaki yang bersenandung
Tepi jalan tanpa ampun
kian hari siang kian menantang
sebuah serita lain hari
Itu bukan songsongan
bukan itu yang dimau
satu tahap demi tahap
menangkap hari tiada henti
senandungnya terdengar lirih
hati sangat resah ketika bibir bersuka
terdengar enak bagi suatu hasrat
sedih untuk mereka
Panasnya hari mereka lahap
ntuk diri dan keluarga
walau hanya nyanyian kecilnya
meratap tanpa ada ampun
dunia tetap berputar tanpa hirau
sudah berjalannya
sudah merupakan likunya
tapi bukan takdirnya
Dunia ini belum berakhir.................
---
No. Urut : 5581
Tanggal Kirim : 19/11/2014 22:40:37
LARA POHON
LARA POHON
Oleh Ida Selfia
Semu coklatku menemu
Risalah harpa nyenyanyian burung kini terurung,
Melusuh tinggali koyak segunung
Memeram sunyi diantara sepi
Terlerai batangku, hilang temulangku
Tuhan, Aku berang!
Terang benderangku terampit petang
Gembur tanahku layak kerontang
Berbanjar duri,
Batangku dibuli
Daunku tak semi
Aku terlerai mala
Jiwa berlaga, senja lara sempurna.
Katanya,"lestarikan!"
Apa janji? Apa bukti?
Terkubur beban,
Kau Lipan!
Setan!
Serupa pancang pincang; siluetku
Merajam tulang; gamblang!
Di tepi muara Battoa, rintihan bisu pepohon melagu
Keluh demi keluh meruntuh rontokkan tangguh
Aku ingin melihat terian gugur para satelit
Sampai hancur lebur kawanku
Tiada yang jaga aku, hijaukan emasku.
Oleh Ida Selfia
Semu coklatku menemu
Risalah harpa nyenyanyian burung kini terurung,
Melusuh tinggali koyak segunung
Memeram sunyi diantara sepi
Terlerai batangku, hilang temulangku
Tuhan, Aku berang!
Terang benderangku terampit petang
Gembur tanahku layak kerontang
Berbanjar duri,
Batangku dibuli
Daunku tak semi
Aku terlerai mala
Jiwa berlaga, senja lara sempurna.
Katanya,"lestarikan!"
Apa janji? Apa bukti?
Terkubur beban,
Kau Lipan!
Setan!
Serupa pancang pincang; siluetku
Merajam tulang; gamblang!
Di tepi muara Battoa, rintihan bisu pepohon melagu
Keluh demi keluh meruntuh rontokkan tangguh
Aku ingin melihat terian gugur para satelit
Sampai hancur lebur kawanku
Tiada yang jaga aku, hijaukan emasku.
STRONG WOMAN IN THE HURRICANE
STRONG WOMAN IN THE HURRICANE
By Stephani Thalia
When I tried to be the highest above the ladder
Then I starving, started to run
I always stumbled down to be nothing I gain
But whenever happens when I trying, crying to reach,
Even though that makes my weak
I still I don't want to lose at all
Maybe you know the storm always come
But remember, after a hurricane
there will always a rainbow after that
Just try until you catch
Dont let it go away without you've attempted to it
Hurricane never makes you weak
Those voise inside yourself that always make you weak
But if you can beat the hurricane slowly
You're the winner, the rainbow will come
When you're responsible of what you've done
You can beat yourself
You're wiser that before
Just beat your fears to go
When there's left just five more step
You're usually walk away fron it
You always afraid of what you've done
You just never plan it before
Be a brave woman
When the hurricane comes and greets
The strong and brave woman is not a woman that doesn't afraid
She afraid of so many things, of course
But she can face that
And she can accept the fact
that the hurricane maybe greets her again someday
Yes, she really afraid
But she can face it, she never avoid it....
By Stephani Thalia
When I tried to be the highest above the ladder
Then I starving, started to run
I always stumbled down to be nothing I gain
But whenever happens when I trying, crying to reach,
Even though that makes my weak
I still I don't want to lose at all
Maybe you know the storm always come
But remember, after a hurricane
there will always a rainbow after that
Just try until you catch
Dont let it go away without you've attempted to it
Hurricane never makes you weak
Those voise inside yourself that always make you weak
But if you can beat the hurricane slowly
You're the winner, the rainbow will come
When you're responsible of what you've done
You can beat yourself
You're wiser that before
Just beat your fears to go
When there's left just five more step
You're usually walk away fron it
You always afraid of what you've done
You just never plan it before
Be a brave woman
When the hurricane comes and greets
The strong and brave woman is not a woman that doesn't afraid
She afraid of so many things, of course
But she can face that
And she can accept the fact
that the hurricane maybe greets her again someday
Yes, she really afraid
But she can face it, she never avoid it....
AKU BERADA KEMBALI
AKU BERADA KEMBALI
Oleh Chairil Anwar
Aku berada kembali. Banyak yang asing:
air mengalir tukar warna,kapal kapal,
elang-elang
serta mega yang tersandar pada khatulistiwa lain;
rasa laut telah berubah dan kupunya wajah
juga disinari matari lain.
Hanya
Kelengangan tinggal tetap saja.
Lebih lengang aku di kelok-kelok jalan;
lebih lengang pula ketika berada antara
yang mengharap dan yang melepas.
Telinga kiri masih terpaling
ditarik gelisah yang sebentar-sebentar
seterang
guruh
1949
Oleh Chairil Anwar
Aku berada kembali. Banyak yang asing:
air mengalir tukar warna,kapal kapal,
elang-elang
serta mega yang tersandar pada khatulistiwa lain;
rasa laut telah berubah dan kupunya wajah
juga disinari matari lain.
Hanya
Kelengangan tinggal tetap saja.
Lebih lengang aku di kelok-kelok jalan;
lebih lengang pula ketika berada antara
yang mengharap dan yang melepas.
Telinga kiri masih terpaling
ditarik gelisah yang sebentar-sebentar
seterang
guruh
1949
SAJAK PUTIH
SAJAK PUTIH
buat tunanganku Mirat
Oleh Khairik Anwar
Bersandar pada tari warna pelangi
kau depanku bertudung sutra senja
di hitam matamu kembang mawar dan melati
harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
meriak muka air kolam jiwa
dan dalam dadaku memerdu lagu
menarik menari seluruh aku
hidup dari hidupku, pintu terbuka
selama matamu bagiku menengadah
selama kau darah mengalir dari luka
antara kita Mati datang tidak membelah...
Buat Miratku, Ratuku! kubentuk dunia sendiri,
dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di alam ini!
Kucuplah aku terus, kucuplah
dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku...
1944
buat tunanganku Mirat
Oleh Khairik Anwar
Bersandar pada tari warna pelangi
kau depanku bertudung sutra senja
di hitam matamu kembang mawar dan melati
harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
meriak muka air kolam jiwa
dan dalam dadaku memerdu lagu
menarik menari seluruh aku
hidup dari hidupku, pintu terbuka
selama matamu bagiku menengadah
selama kau darah mengalir dari luka
antara kita Mati datang tidak membelah...
Buat Miratku, Ratuku! kubentuk dunia sendiri,
dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di alam ini!
Kucuplah aku terus, kucuplah
dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku...
1944
KARAWANG BEKASI
KARAWANG BEKASI
Oleh Khairil Anwar
Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang-kenanglah kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Syahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garsi batas pernyataan dan impian
Kenang-kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi
Oleh Khairil Anwar
Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang-kenanglah kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Syahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garsi batas pernyataan dan impian
Kenang-kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi
DENGAN MIRAT
DENGAN MIRAT
Oleh Chairil Anwar
Kamar ini jadi sarang penghabisan
di malam yang hilang batas
Aku dan engkau hanya menjengkau
rakit hitam
'Kan terdamparkah
atau terserah
pada putaran hitam?
Matamu ungu membatu
Masih berdekapankah kami atau
mengikut juga bayangan itu
1946
Oleh Chairil Anwar
Kamar ini jadi sarang penghabisan
di malam yang hilang batas
Aku dan engkau hanya menjengkau
rakit hitam
'Kan terdamparkah
atau terserah
pada putaran hitam?
Matamu ungu membatu
Masih berdekapankah kami atau
mengikut juga bayangan itu
1946
SENJA DI PELABUHAN KECIL
SENJA DI PELABUHAN KECIL
Buat Sri Ajati
Oleh Chairil Anwar
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
1946
Buat Sri Ajati
Oleh Chairil Anwar
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
1946
RUMAHKU
RUMAHKU
Oleh Chairil Anwar
Rumahku dari unggun-unggun sajak
Kaca jernih dari segala nampak
Kulari dari gedung lebar halaman
Aku tersesat tak dapat jalan
Kemah kudirikan ketika senjakala
Dipagi terbang entah kemana
Rumahku dari unggun-unggun sajak
Disini aku berbini dan beranak
Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang
Aku tidak lagi meraih petang
Biar berleleran kata manis madu
jika menagih yang satu
April 1943
Oleh Chairil Anwar
Rumahku dari unggun-unggun sajak
Kaca jernih dari segala nampak
Kulari dari gedung lebar halaman
Aku tersesat tak dapat jalan
Kemah kudirikan ketika senjakala
Dipagi terbang entah kemana
Rumahku dari unggun-unggun sajak
Disini aku berbini dan beranak
Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang
Aku tidak lagi meraih petang
Biar berleleran kata manis madu
jika menagih yang satu
April 1943
DERAI DERAI CEMARA
DERAI DERAI CEMARA
Oleh Charil Anwar
Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah
1949
Oleh Charil Anwar
Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah
1949
PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO
PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO
Oleh Khairil Anwar
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
1948
Oleh Khairil Anwar
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
1948
MAJU
MAJU
Oleh Chairil Anwar
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
Oleh Chairil Anwar
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
AKU BERKACA
AKU BERKACA
Oleh Chairil Anwar
Ini muka penuh luka
Siapa punya ?
Kudengar seru menderu
dalam hatiku
Apa hanya angin lalu ?
Lagu lain pula
Menggelepar tengah malam buta
Ah.......!!
Segala menebal, segala mengental
Segala tak kukenal .............!!
Selamat tinggal ................!
Oleh Chairil Anwar
Ini muka penuh luka
Siapa punya ?
Kudengar seru menderu
dalam hatiku
Apa hanya angin lalu ?
Lagu lain pula
Menggelepar tengah malam buta
Ah.......!!
Segala menebal, segala mengental
Segala tak kukenal .............!!
Selamat tinggal ................!
MIRAT MUDA, CHAIRIL MUDA
MIRAT MUDA, CHAIRIL MUDA
Oleh Chairil Anwar
Dialah, Miratlah, ketika mereka rebah,
menatap lama ke dalam pandangnya
coba memisah mata yang menantang
yang satu tajam dan jujur yang sebelah.
Ketawa diadukannya giginya pada mulut Chairil;
dan bertanya: Adakah, adakah
kau selalu mesra dan aku bagimu indah?
Mirat raba urut Chairil, raba dada
Dan tahulah dia kini, bisa katakan
dan tunjukkan dengan pasti di mana
menghidup jiwa, menghembus nyawa
Liang jiwa-nyawa saling berganti.
Dia rapatkan
Dirinya pada Chairil makin sehati;
hilang secepuh segan, hilang secepuh cemas
Hiduplah Mirat dan Chairil dengan dera,
menuntut tinggi tidak setapak berjarak
dengan mati
Oleh Chairil Anwar
Dialah, Miratlah, ketika mereka rebah,
menatap lama ke dalam pandangnya
coba memisah mata yang menantang
yang satu tajam dan jujur yang sebelah.
Ketawa diadukannya giginya pada mulut Chairil;
dan bertanya: Adakah, adakah
kau selalu mesra dan aku bagimu indah?
Mirat raba urut Chairil, raba dada
Dan tahulah dia kini, bisa katakan
dan tunjukkan dengan pasti di mana
menghidup jiwa, menghembus nyawa
Liang jiwa-nyawa saling berganti.
Dia rapatkan
Dirinya pada Chairil makin sehati;
hilang secepuh segan, hilang secepuh cemas
Hiduplah Mirat dan Chairil dengan dera,
menuntut tinggi tidak setapak berjarak
dengan mati
RINDU KEMBALI
RINDU KEMBALI
Oleh Agus Hamdani
Serasa kemarin pagi aku terlahir,
Seperti sungai hari-hariku mengalir,
Tiada terasa musim bergulir,
Usia bocahku telah tersingkir.
Rupa dahulu waktu muncul,
Telah berubah berganti sampul,
Rupa dahulu disaat kecil,
Telah jauh berubah tampil.
Dewasa menjemputku,
Tak kan mungkin kembali waktu kecilku,
Dalam haru aku mengaku,
Rindu kembali saat-saat dulu
Oleh Agus Hamdani
Serasa kemarin pagi aku terlahir,
Seperti sungai hari-hariku mengalir,
Tiada terasa musim bergulir,
Usia bocahku telah tersingkir.
Rupa dahulu waktu muncul,
Telah berubah berganti sampul,
Rupa dahulu disaat kecil,
Telah jauh berubah tampil.
Dewasa menjemputku,
Tak kan mungkin kembali waktu kecilku,
Dalam haru aku mengaku,
Rindu kembali saat-saat dulu
LEWAT ANGIN
LEWAT ANGIN
Oleh Syarif Hidayatullah
Lewat untaian kata saling mengenal,
lewat tutur bahasa saling bertanya kabar...
Jauh tak pernah jumpa disana
jauh dari tatapan antara kita,
tak pernah saling bertemu tetapi dapat aku rasakan dalam angan bayang bayang wajahmu nan ayu,
Manis senyummu...
Lembut tutur bahasamu...
Disini aku merasa mengenalmu,
aku merasakan kehadiranmu,
aku merasa merindukanmu entah disana????
Oleh Syarif Hidayatullah
Lewat untaian kata saling mengenal,
lewat tutur bahasa saling bertanya kabar...
Jauh tak pernah jumpa disana
jauh dari tatapan antara kita,
tak pernah saling bertemu tetapi dapat aku rasakan dalam angan bayang bayang wajahmu nan ayu,
Manis senyummu...
Lembut tutur bahasamu...
Disini aku merasa mengenalmu,
aku merasakan kehadiranmu,
aku merasa merindukanmu entah disana????
PERTEMUAN LIMA MENIT
PERTEMUAN LIMA MENIT
Oleh Neti Sudiasih
Debu-debu jalan bertebangan menyesakkan nafasku
Kerinduan bertengger dalam relung jiwa
Ku ingat belahan jiwa
Hati ini bergelora mengejar waktu
Ku tancap gas motor melaju melesat menembus angin
kali ini waktu hanya berpihak sebentar untukku
Ya... Untukku bertemu kekasih hati
Handphone berdering mesra menanda telpon darimu
Kau beri kabar indah untukku
Hatikku bahagia seperti pertama bertemu
Kau selesaikan tugasmu
lalu kau temui aku yang merindu
Meskipun hanya lima menit
Ku cium tanganmu tanda pertemuan
Ku tatap matamu,ku ukir senyum manismu di wajahmu meski berbalut lelah dan rindu
Kau pamit tuk lanjutkan perjalanan
Aku berat melepasmu tapi.. aku percaya kau kan kembsli memelukku dan putri tercinta kita
Sayang... selalu ku nanti kau kembali
selalu ku rindu tuk bersamamu
Oleh Neti Sudiasih
Debu-debu jalan bertebangan menyesakkan nafasku
Kerinduan bertengger dalam relung jiwa
Ku ingat belahan jiwa
Hati ini bergelora mengejar waktu
Ku tancap gas motor melaju melesat menembus angin
kali ini waktu hanya berpihak sebentar untukku
Ya... Untukku bertemu kekasih hati
Handphone berdering mesra menanda telpon darimu
Kau beri kabar indah untukku
Hatikku bahagia seperti pertama bertemu
Kau selesaikan tugasmu
lalu kau temui aku yang merindu
Meskipun hanya lima menit
Ku cium tanganmu tanda pertemuan
Ku tatap matamu,ku ukir senyum manismu di wajahmu meski berbalut lelah dan rindu
Kau pamit tuk lanjutkan perjalanan
Aku berat melepasmu tapi.. aku percaya kau kan kembsli memelukku dan putri tercinta kita
Sayang... selalu ku nanti kau kembali
selalu ku rindu tuk bersamamu
SURGA DI WAJAHMU
SURGA DI WAJAHMU
Oleh Satya Zulfiqar Ipnu
Embun pagi menetes di antara dedaun kerinduan
Tersinari sepercik harapan kelam di masa silam
Akankah menjadi kenyataan
Mungkin semua di anggap kayalan bagi semua insan
Tapi tidak bagi ku yang selalu menunggu engkau datang
Rindu ku nyata dan terpendam
Masih jelas bagi ku betapa bunga tak mampu menandingi aura mu
Entah engkau yang membuat bunga itu tampak indah,atau bunga itu yang membuat mu nampah mempesona
Sungguh aku tak tahu
Bagiku hanya engkau yang mampu menaklukan keibdahan alam
Oleh Satya Zulfiqar Ipnu
Embun pagi menetes di antara dedaun kerinduan
Tersinari sepercik harapan kelam di masa silam
Akankah menjadi kenyataan
Mungkin semua di anggap kayalan bagi semua insan
Tapi tidak bagi ku yang selalu menunggu engkau datang
Rindu ku nyata dan terpendam
Masih jelas bagi ku betapa bunga tak mampu menandingi aura mu
Entah engkau yang membuat bunga itu tampak indah,atau bunga itu yang membuat mu nampah mempesona
Sungguh aku tak tahu
Bagiku hanya engkau yang mampu menaklukan keibdahan alam
INGIN KEMBALI JUMPA
INGIN KEMBALI JUMPA
Oleh Nhynhix
Seperti indah pelangi selepas hujan
Ku kenang segala indah saat-saat bersamamu
Saat hatiku masih lekat dengan jiwamu
Tak mampu ku sapa tiap jiwa yang datang dengan tulusku
Mengharap terang purnama
Bias ku toreh segala rasa yang ada
Pada tiap sudut sang mega
Segala rindu dalam jiwa
Tak mampu persalahkan waktu
Hanya seayun kata mampu ku pendar
Apa hakikat dibalik misteri
Kilatan rindu yang menyambar
Mampu pijarkan seruas hati bisu
Inginku kembali jumpa
Oleh Nhynhix
Seperti indah pelangi selepas hujan
Ku kenang segala indah saat-saat bersamamu
Saat hatiku masih lekat dengan jiwamu
Tak mampu ku sapa tiap jiwa yang datang dengan tulusku
Mengharap terang purnama
Bias ku toreh segala rasa yang ada
Pada tiap sudut sang mega
Segala rindu dalam jiwa
Tak mampu persalahkan waktu
Hanya seayun kata mampu ku pendar
Apa hakikat dibalik misteri
Kilatan rindu yang menyambar
Mampu pijarkan seruas hati bisu
Inginku kembali jumpa
RINDU
RINDU
Oleh Testy Dwi D
Hujan ini untuk mu,sepertinya
Biar kau rasa bekunya tanpa kau ada disampingku
Dan merelakan angin terus bertamu
tak bisa untuk ku sentuh
Hanya merasakan dingin yang merasuk
Tanpa kehangatan gurausenda darimu
Waktu seolah terbiar berlalu bersama ilusi akanmu
Hingga tak termampu aku acuhkan rindu
Aromanya memenuhi ruang hatiku
Begitu langit kelabu,,,,,
Menatapi betapa kusendu
Oleh Testy Dwi D
Hujan ini untuk mu,sepertinya
Biar kau rasa bekunya tanpa kau ada disampingku
Dan merelakan angin terus bertamu
tak bisa untuk ku sentuh
Hanya merasakan dingin yang merasuk
Tanpa kehangatan gurausenda darimu
Waktu seolah terbiar berlalu bersama ilusi akanmu
Hingga tak termampu aku acuhkan rindu
Aromanya memenuhi ruang hatiku
Begitu langit kelabu,,,,,
Menatapi betapa kusendu
MELUPAKAN YANG TERLUPAKAN
MELUPAKAN YANG TERLUPAKAN
Oleh Meggy Kahlasi
Kita pernah brmimpi
Kita pernah punya mimpi
Kita pernah brharap
Masih ingatkah engkau?
Kita pernah brsedih
Kita pernah trluka
Kita pernah menangis
Lupakah engkau?
Kau pernah tertawa karenaku
Aku pernah menangis karenamu
Kita pernah saling menguatkan
Bukankah kita melengkapi?
Kau pernah melakukan hal k0nyol untukku
Aku pernah melakukan hal mengagumkan untukmu
Kita pernah mengakui adanya cinta
Tapi mengapa kau melupakan semua?
Ya sudahlah jika melupakan itu yg terbaik...
Namun jangan lupa jadikan aku dan kisah kita sebagai "kaca spion".
Oleh Meggy Kahlasi
Kita pernah brmimpi
Kita pernah punya mimpi
Kita pernah brharap
Masih ingatkah engkau?
Kita pernah brsedih
Kita pernah trluka
Kita pernah menangis
Lupakah engkau?
Kau pernah tertawa karenaku
Aku pernah menangis karenamu
Kita pernah saling menguatkan
Bukankah kita melengkapi?
Kau pernah melakukan hal k0nyol untukku
Aku pernah melakukan hal mengagumkan untukmu
Kita pernah mengakui adanya cinta
Tapi mengapa kau melupakan semua?
Ya sudahlah jika melupakan itu yg terbaik...
Namun jangan lupa jadikan aku dan kisah kita sebagai "kaca spion".
KUMERINDU
KUMERINDU
Oleh Robiyatun
Sayang...
Lihatlah aku di sini
Saat ini ku sendiri sepi
Berteman dengan sunyi tanpa sebuah arti
Sayang...
Tahukah kamu?
Di sini ku merindu
Salahkah aku jika ku melamunkan dirimu?
Dalam hayal lamunanku
Kamu tersenyum, kamu mendekapku dalam bayangku
Terasa dekat, tapi jauh
Aku bersama puisi ini
Mencoba mengarungi sebuah perasaan resah nan gelisah
Berusaha mendamaikan rasa hati ini...
Miss you so honey
Oleh Robiyatun
Sayang...
Lihatlah aku di sini
Saat ini ku sendiri sepi
Berteman dengan sunyi tanpa sebuah arti
Sayang...
Tahukah kamu?
Di sini ku merindu
Salahkah aku jika ku melamunkan dirimu?
Dalam hayal lamunanku
Kamu tersenyum, kamu mendekapku dalam bayangku
Terasa dekat, tapi jauh
Aku bersama puisi ini
Mencoba mengarungi sebuah perasaan resah nan gelisah
Berusaha mendamaikan rasa hati ini...
Miss you so honey
RINDU AYAH IBU
RINDU AYAH IBU
Oleh Yuni
Ayah...
Ibu...
Sudah lama kita tak bertemu
Sudah lama kita tak bersama
Ayah..
Ibu..
Ku ingin memeluk kalian
Ku ingin mencium kalian
Sebagai tanda aku sayang kalian
Ayah..
Ibu..
Ku merindukan canda tawa kalian
Ku merindukan nasihat kalian
Ayah..
Ibu..
Mengapa kita harus berpisah seperti ini
Mengapa jarak dan waktu selalu memisahkan kita
Suatu saat kita pasti bertemu. I love you mamah , i love you ayah
Oleh Yuni
Ayah...
Ibu...
Sudah lama kita tak bertemu
Sudah lama kita tak bersama
Ayah..
Ibu..
Ku ingin memeluk kalian
Ku ingin mencium kalian
Sebagai tanda aku sayang kalian
Ayah..
Ibu..
Ku merindukan canda tawa kalian
Ku merindukan nasihat kalian
Ayah..
Ibu..
Mengapa kita harus berpisah seperti ini
Mengapa jarak dan waktu selalu memisahkan kita
Suatu saat kita pasti bertemu. I love you mamah , i love you ayah
KAKAKU
KAKAKU
Oleh Kevin Fajar
Sejuk-sejuk menggumpal kerinduan
Akan sosok dirimu yang riang
Canda wajahmu senang hatimu
Air mataku rela terjatuh
Sore hari kita bermain
Mengejar waktu berlari kencang
Bertepi pada rumah kecil
Kita tidur bersama-sama
Kau adalah segalanya
Sikapmu tertanam di tulusmu
Jiwamu meraba rongga mataku
Rindu akan sosok dirimu
Aku ingin bertemu denganmu
Aku rindu dipelukmu
Aku ingat senyumanmu
Rambutmu, alis matamu
Angsur waktu kau menatapku
Di atas langit bersama Tuhan
Menatap kedua tanganku
Oh, kakak, aku rindu padamu...
Oleh Kevin Fajar
Sejuk-sejuk menggumpal kerinduan
Akan sosok dirimu yang riang
Canda wajahmu senang hatimu
Air mataku rela terjatuh
Sore hari kita bermain
Mengejar waktu berlari kencang
Bertepi pada rumah kecil
Kita tidur bersama-sama
Kau adalah segalanya
Sikapmu tertanam di tulusmu
Jiwamu meraba rongga mataku
Rindu akan sosok dirimu
Aku ingin bertemu denganmu
Aku rindu dipelukmu
Aku ingat senyumanmu
Rambutmu, alis matamu
Angsur waktu kau menatapku
Di atas langit bersama Tuhan
Menatap kedua tanganku
Oh, kakak, aku rindu padamu...
SEMENJAK GERIMIS TURUN
SEMENJAK GERIMIS TURUN
Oleh Sky Shucaya
Kau nampak cantik hari ini
Semenjak gerimis turun dari pelukan para dewa
Senja merona larik mega jingga
Berkenankah kau ku rayu
Senyummu tersirat ketulusan
Gerimis lagi...
aku terpesona
Wanita cantik
Aku berusaha tak kaku di depanmu
Tak usah merangkai bahasa kata
Lemah sendu seluruh raga
Kau indah dari bahasa indah
Lembut dari ucapan lembut para pujangga
Kusuntingkan segala arah bumi
Membawa harum angin yang tergolek di ruang hati
Gerimis pula
Membasahi dedahanan
Mengapa hatiku sendu tak tentu
Ku teguk air surga
Tak lagi aku kehausan di tengah samudra
Kau teteskan gerimis ajimat rinduku
Oleh Sky Shucaya
Kau nampak cantik hari ini
Semenjak gerimis turun dari pelukan para dewa
Senja merona larik mega jingga
Berkenankah kau ku rayu
Senyummu tersirat ketulusan
Gerimis lagi...
aku terpesona
Wanita cantik
Aku berusaha tak kaku di depanmu
Tak usah merangkai bahasa kata
Lemah sendu seluruh raga
Kau indah dari bahasa indah
Lembut dari ucapan lembut para pujangga
Kusuntingkan segala arah bumi
Membawa harum angin yang tergolek di ruang hati
Gerimis pula
Membasahi dedahanan
Mengapa hatiku sendu tak tentu
Ku teguk air surga
Tak lagi aku kehausan di tengah samudra
Kau teteskan gerimis ajimat rinduku
MERINDUKANMU
MERINDUKANMU
Oleh Ncooudh Id
Saat ini aku tak mampu
Melukis perasaanku
Tak mampu ku rangkai kata kata lewat bibir ku
Dan tak bisa ku merajut angan indah tentang mu
Kini aku hanya satu hal dalam hidup,
Merindukanmu, adalah hal yang tak mampu ku elak kan
Kini kerinduan itu menyebar dalam hati ku dan menggerogoti setiap sudut rasa ini
Hingga angan, fikiran, dan perasaan menjadi satu tujuan dalam satu arah
Merindukanmu,
Hanya kata itu yang tersisa dalam benak yang telah lama terpaku dalam tembok kegundahan
Jika aku dapat memilih
Aku akan yakin kan hidup ku untuk ku
Lebih baik aku hidup bersamamu walau hanya sementara, dari pada ku harus lalui seribu tahun tanpa mu di sampingku
Mungkin itu konyol,
Tapi percayalah
Hari ini ku rangkai kata kata melalui rasa
Dan urai dalam satu hal ketidak pastian yaitu
Kerinduan
Dan jika ku dapat mengungkapkan ini,
Aku hanya ingin kau tau
Bahwa dari dulu hingga detik ini, aku masih yang dulu,
Masih untukmu
Masih berdiri tegak untuk mu walau aku rapuh dalam kerinduan ini
Namun aku tetap bertahan karna cinta ini masih hidup dalam hati ku
Dan hari ini, aku ingin kau tau
Aku merindukan sosokmu dalam satu pelukan
Aku,
Sangat sangat
MERINDUKANMU
Oleh Ncooudh Id
Saat ini aku tak mampu
Melukis perasaanku
Tak mampu ku rangkai kata kata lewat bibir ku
Dan tak bisa ku merajut angan indah tentang mu
Kini aku hanya satu hal dalam hidup,
Merindukanmu, adalah hal yang tak mampu ku elak kan
Kini kerinduan itu menyebar dalam hati ku dan menggerogoti setiap sudut rasa ini
Hingga angan, fikiran, dan perasaan menjadi satu tujuan dalam satu arah
Merindukanmu,
Hanya kata itu yang tersisa dalam benak yang telah lama terpaku dalam tembok kegundahan
Jika aku dapat memilih
Aku akan yakin kan hidup ku untuk ku
Lebih baik aku hidup bersamamu walau hanya sementara, dari pada ku harus lalui seribu tahun tanpa mu di sampingku
Mungkin itu konyol,
Tapi percayalah
Hari ini ku rangkai kata kata melalui rasa
Dan urai dalam satu hal ketidak pastian yaitu
Kerinduan
Dan jika ku dapat mengungkapkan ini,
Aku hanya ingin kau tau
Bahwa dari dulu hingga detik ini, aku masih yang dulu,
Masih untukmu
Masih berdiri tegak untuk mu walau aku rapuh dalam kerinduan ini
Namun aku tetap bertahan karna cinta ini masih hidup dalam hati ku
Dan hari ini, aku ingin kau tau
Aku merindukan sosokmu dalam satu pelukan
Aku,
Sangat sangat
MERINDUKANMU
PERTEMUAN
PERTEMUAN
Oleh Muhammad Chaidir
Di penghujung sepertiga malam kusebut ini penantian.
Lama waktu beputar buatku hampir lelah, namun hati kuat.
Biarkan...!
Biarkan angin yang lebih dulu hadir tanpamu di sini.
Biarkan gerimis lebih dulu membasahiku di sini.
Biarkan malam menggelapiku di sini, hingga pagi tiba biarkan mentari yang lebih dulu menghangatkanku di sini.
Kusebut ini rindu.
Yang kusesalkan mengapa harus ada yang pergi?
Bukankah Tuhan tahu itu perih?
Apalagi dia.
Dia itu yang kunanti.
Dia itu yang kurindukan.
Mengapa tak kunjung datang?
Namun biarkan!
Karena di sinilah nikmatnya merindu.
Hati ini sudah tidak sakit.
Rindu telah kurawad seperti induk menyusui si kecil.
Memang seperti itu.
Rindu adalah alasan mengapa kita harus bertemu.
Karena sebentar lagi hati mungkin dibuat lelah.
Kemuduan ia datang.
Sesuatu yang mereka sebut pertemuan.
Yang barangkali akan menghadirkan wajah-wajah baru antara aku dan dia.
Di sela langit Tuhan pasti tersenyum.
Pada akhirnya kubuang rindu jauh-jauh.
Oleh Muhammad Chaidir
Di penghujung sepertiga malam kusebut ini penantian.
Lama waktu beputar buatku hampir lelah, namun hati kuat.
Biarkan...!
Biarkan angin yang lebih dulu hadir tanpamu di sini.
Biarkan gerimis lebih dulu membasahiku di sini.
Biarkan malam menggelapiku di sini, hingga pagi tiba biarkan mentari yang lebih dulu menghangatkanku di sini.
Kusebut ini rindu.
Yang kusesalkan mengapa harus ada yang pergi?
Bukankah Tuhan tahu itu perih?
Apalagi dia.
Dia itu yang kunanti.
Dia itu yang kurindukan.
Mengapa tak kunjung datang?
Namun biarkan!
Karena di sinilah nikmatnya merindu.
Hati ini sudah tidak sakit.
Rindu telah kurawad seperti induk menyusui si kecil.
Memang seperti itu.
Rindu adalah alasan mengapa kita harus bertemu.
Karena sebentar lagi hati mungkin dibuat lelah.
Kemuduan ia datang.
Sesuatu yang mereka sebut pertemuan.
Yang barangkali akan menghadirkan wajah-wajah baru antara aku dan dia.
Di sela langit Tuhan pasti tersenyum.
Pada akhirnya kubuang rindu jauh-jauh.
SERUNAI RINDU
SERUNAI RINDU
Oleh Annie Zulaikha
Sebab dirimu
Hatiku merindu
Tak terjaga hingga kelam beradu
Menjamumu dalam senandung kalbu
Rima itu tlah semampai
Menjajaki tirai-tirai hingga berderai-derai
Sapalah daku dalam rinai serunai
Kukan terpaku menebas damai
Lihatlah ....
Kantung-kantung rindu masih bergelembung
Ia bernafas
Berdetak
Degub yang masih sama
Nadinya pun berdenyut
Bukan biasa lagi
Bila rindu mengenyam tiap kerjapan mata
Sudah menjadi pelangi
Bias
Pias
Seperti berkas tanpa bekas
Maka inilah hati yang bersemu merah
Rindu yang masih samaSERUNAI RINDU
Oleh Annie Zulaikha
Sebab dirimu
Hatiku merindu
Tak terjaga hingga kelam beradu
Menjamumu dalam senandung kalbu
Rima itu tlah semampai
Menjajaki tirai-tirai hingga berderai-derai
Sapalah daku dalam rinai serunai
Kukan terpaku menebas damai
Lihatlah ....
Kantung-kantung rindu masih bergelembung
Ia bernafas
Berdetak
Degub yang masih sama
Nadinya pun berdenyut
Bukan biasa lagi
Bila rindu mengenyam tiap kerjapan mata
Sudah menjadi pelangi
Bias
Pias
Seperti berkas tanpa bekas
Maka inilah hati yang bersemu merah
Rindu yang masih sama
Oleh Annie Zulaikha
Sebab dirimu
Hatiku merindu
Tak terjaga hingga kelam beradu
Menjamumu dalam senandung kalbu
Rima itu tlah semampai
Menjajaki tirai-tirai hingga berderai-derai
Sapalah daku dalam rinai serunai
Kukan terpaku menebas damai
Lihatlah ....
Kantung-kantung rindu masih bergelembung
Ia bernafas
Berdetak
Degub yang masih sama
Nadinya pun berdenyut
Bukan biasa lagi
Bila rindu mengenyam tiap kerjapan mata
Sudah menjadi pelangi
Bias
Pias
Seperti berkas tanpa bekas
Maka inilah hati yang bersemu merah
Rindu yang masih samaSERUNAI RINDU
Oleh Annie Zulaikha
Sebab dirimu
Hatiku merindu
Tak terjaga hingga kelam beradu
Menjamumu dalam senandung kalbu
Rima itu tlah semampai
Menjajaki tirai-tirai hingga berderai-derai
Sapalah daku dalam rinai serunai
Kukan terpaku menebas damai
Lihatlah ....
Kantung-kantung rindu masih bergelembung
Ia bernafas
Berdetak
Degub yang masih sama
Nadinya pun berdenyut
Bukan biasa lagi
Bila rindu mengenyam tiap kerjapan mata
Sudah menjadi pelangi
Bias
Pias
Seperti berkas tanpa bekas
Maka inilah hati yang bersemu merah
Rindu yang masih sama
HANYA KAMU
HANYA KAMU
Oleh Lusi Latifah Kurnia
Kala ku termenung sendiri
Sekilas terpintas jalan kehidupan
Kemana akan arah hidup ini
Mencoba mencari kepastian
Ku menatap langit begitu sekitarku
Terlintas bayanganmu di benakku
Raut wajahmu begitu jelas
Tak pernah hilang dari pikiranku
Ku coba menatap gambarmu
Ku tersadar, mungkin hanya kau lah
Kau lah jalan hidupku, tujuan hidupku
Karenamu, ku akan menata hidup ini.
Karenamu, ku berjuang , ku kuat
Kau lah semangatku, kau lah segalanya
Aku mencintaimu kekasihku.
Oleh Lusi Latifah Kurnia
Kala ku termenung sendiri
Sekilas terpintas jalan kehidupan
Kemana akan arah hidup ini
Mencoba mencari kepastian
Ku menatap langit begitu sekitarku
Terlintas bayanganmu di benakku
Raut wajahmu begitu jelas
Tak pernah hilang dari pikiranku
Ku coba menatap gambarmu
Ku tersadar, mungkin hanya kau lah
Kau lah jalan hidupku, tujuan hidupku
Karenamu, ku akan menata hidup ini.
Karenamu, ku berjuang , ku kuat
Kau lah semangatku, kau lah segalanya
Aku mencintaimu kekasihku.
AKU DAN KAMU
AKU DAN KAMU
Oleh Riza Aulia Akfiyani
Aku dan kamu hanyalah dua orang yang saling tahu
Aku dan kamu tidak begitu saling mengenal
Aku dan kamu jarang bertemu dan berkomunikasi
Aku hanyalah kakak tingkatmu
Dan kamu hanyalah adik tingkatku
Aku lebih tua 4 tahun darimu
Dan kamu lebih muda 4 tahun dariku
Harusnya aku menjadi kakakmu
Dan harusnya kamu menjadi adikku
Tapi aku menodai semua
Entah sejak kapan?
Aku tak ingat
Aku tak lagi menganggapmu sebagai seorang adik
Tapi...
Sebagai seorang pria
Salahkah aku jika perasaan ini muncul
Atau haruskah ku hempaskan dan ku buang jauh
Jika semakin lama justru hanyalah rindu yang menyiksa
Satu pertanyaan yang ingin ku tanyakan padamu
Apakah aku punya hak untuk mengatakan...
Aku merindukanmu
Bahkan jika aku dan kamu tidak pernah menjadi kita.
Oleh Riza Aulia Akfiyani
Aku dan kamu hanyalah dua orang yang saling tahu
Aku dan kamu tidak begitu saling mengenal
Aku dan kamu jarang bertemu dan berkomunikasi
Aku hanyalah kakak tingkatmu
Dan kamu hanyalah adik tingkatku
Aku lebih tua 4 tahun darimu
Dan kamu lebih muda 4 tahun dariku
Harusnya aku menjadi kakakmu
Dan harusnya kamu menjadi adikku
Tapi aku menodai semua
Entah sejak kapan?
Aku tak ingat
Aku tak lagi menganggapmu sebagai seorang adik
Tapi...
Sebagai seorang pria
Salahkah aku jika perasaan ini muncul
Atau haruskah ku hempaskan dan ku buang jauh
Jika semakin lama justru hanyalah rindu yang menyiksa
Satu pertanyaan yang ingin ku tanyakan padamu
Apakah aku punya hak untuk mengatakan...
Aku merindukanmu
Bahkan jika aku dan kamu tidak pernah menjadi kita.
HANYA DIRIMU
HANYA DIRIMU
Oleh Lilis Niawati
Derasnya hujan mengiringi rinduku padamu
Membuat rasa ini semakin beku tanpa kamu disampingku
Hadir dalam anganku semua kisah saat bersamamu
Saat hati ini merasakan begitu nyaman dan damai
Pernahkah kau mengerti
Pernahkah kau merasa
Saat betapa aku ingin menatapmu
Betapa aku ingin mendengar suaramu
Namun kau tak disini…
Tak ada yang mampu selesaikan rasa ini
Tak ada yang bisa mengurangi rinduku ini selain dirimu
Hanya dirimu…
Hanya dengan tubuhmu berada disini
Aku sangat merindukanmu…
Oleh Lilis Niawati
Derasnya hujan mengiringi rinduku padamu
Membuat rasa ini semakin beku tanpa kamu disampingku
Hadir dalam anganku semua kisah saat bersamamu
Saat hati ini merasakan begitu nyaman dan damai
Pernahkah kau mengerti
Pernahkah kau merasa
Saat betapa aku ingin menatapmu
Betapa aku ingin mendengar suaramu
Namun kau tak disini…
Tak ada yang mampu selesaikan rasa ini
Tak ada yang bisa mengurangi rinduku ini selain dirimu
Hanya dirimu…
Hanya dengan tubuhmu berada disini
Aku sangat merindukanmu…
SIAPA DIA
SIAPA DIA
Oleh Doharti Siregar
Boleh kah aku bertanya siapa aku bagimu?
Boleh kah aku bertanya apa aku masih dibutuh kan?
Bolehkah aku bertanya apa aku masih perlu untuk mengisi hari-hari mu??
Boleh kah aku beratanya siapa Dia bagimu?
katakan lah yang sejujurnya..
lebih baik berterus terang..
Tak perlu mengabaikan ku
Tak perlu mengacuhkan ku
Cukup katakan Apa memang sudah tidak butuh lagi???
Aku lelah Menghadapi sikap mu
Kau menghindari ku
Kau Mengabaikan ku..
Siapa dia bagimu??
sampai kau abaikan aku??
Oleh Doharti Siregar
Boleh kah aku bertanya siapa aku bagimu?
Boleh kah aku bertanya apa aku masih dibutuh kan?
Bolehkah aku bertanya apa aku masih perlu untuk mengisi hari-hari mu??
Boleh kah aku beratanya siapa Dia bagimu?
katakan lah yang sejujurnya..
lebih baik berterus terang..
Tak perlu mengabaikan ku
Tak perlu mengacuhkan ku
Cukup katakan Apa memang sudah tidak butuh lagi???
Aku lelah Menghadapi sikap mu
Kau menghindari ku
Kau Mengabaikan ku..
Siapa dia bagimu??
sampai kau abaikan aku??
BAYANGAN SENDU
BAYANGAN SENDU
Oleh Uswatun ni'/mah
Udara malam mengambang dalam gelap.
Aku terlelap dalam angan.
Berharap mampu melupakanmu.
Nyatanya?
Nihil.
Cetak wajahmu masih tertanam dalam hatiku.
Sayang,berhentilah.
Aku benci begini.
Gerimis membayang.
Selimut terkapar.
Tertegun di sudut kamar.
Air mata mendesak keluar.
Nafas mulai tertahan di hidung,tenggorakan.
Mengingatmu...
Sesakit inikah?
Hal terakhir,kumohon pergilah.
Enyahlah selamanya.
Cetak bayangmu mencekik hati.
Oleh Uswatun ni'/mah
Udara malam mengambang dalam gelap.
Aku terlelap dalam angan.
Berharap mampu melupakanmu.
Nyatanya?
Nihil.
Cetak wajahmu masih tertanam dalam hatiku.
Sayang,berhentilah.
Aku benci begini.
Gerimis membayang.
Selimut terkapar.
Tertegun di sudut kamar.
Air mata mendesak keluar.
Nafas mulai tertahan di hidung,tenggorakan.
Mengingatmu...
Sesakit inikah?
Hal terakhir,kumohon pergilah.
Enyahlah selamanya.
Cetak bayangmu mencekik hati.
MALU AKU JADI INDONESIA
MALU AKU JADI INDONESIA
Oleh Nadila Timumu
Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga
Ke Wisconsin aku dapat beasiswa
Sembilan belas lima enam itulah tahunnya
Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia
Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia
Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda
Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya,
Whitefish Bay kampung asalnya
Kagum dia pada revolusi Indonesia
Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya
Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama
Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernyaDadaku busung jadi anak Indonesia
Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy
Dan mendapat Ph.D. dari Rice University
Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army
Dulu dadaku tegap bila aku berdiri
Mengapa sering benar aku merunduk kini
Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, ebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia
Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,
Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi
berterang-terang curang susah dicari tandingan,
Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu
dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek
secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,
Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan,
senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan
peuyeum dipotong birokrasi
lebih separuh masuk kantung jas safari,
Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal,
anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden,
menteri, jenderal, sekjen dan dirjen sejati,
agar orangtua mereka bersenang hati,
Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum
sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas
penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,
Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan
sandiwara yang opininya bersilang tak habis
dan tak utus dilarang-larang,
Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata
supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,
Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah,
ciumlah harum aroma mereka punya jenazah,
sekarang saja sementara mereka kalah,
kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka
oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,
Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia
dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli,
kabarnya dengan sepotong SK
suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,
Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan,
lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,
Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja,
fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,
Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat
jadi pertunjukan teror penonton antarkotacuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita
tak pernah bersedia menerima skor pertandingan
yang disetujui bersama,Di negeriku rupanya sudah diputuskan
kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa,
lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil
karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta,
sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,
Di negeriku ada pembunuhan, penculikan
dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh,
Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng,
Nipah, Santa Cruz dan Irian,
ada pula pembantahan terang-terangan
yang merupakan dusta terang-terangan
di bawah cahaya surya terang-terangan,
dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai
saksi terang-terangan,
Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada,
tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang
menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.
Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.1998
Oleh Nadila Timumu
Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga
Ke Wisconsin aku dapat beasiswa
Sembilan belas lima enam itulah tahunnya
Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia
Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia
Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda
Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya,
Whitefish Bay kampung asalnya
Kagum dia pada revolusi Indonesia
Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya
Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama
Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernyaDadaku busung jadi anak Indonesia
Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy
Dan mendapat Ph.D. dari Rice University
Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army
Dulu dadaku tegap bila aku berdiri
Mengapa sering benar aku merunduk kini
Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, ebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia
Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,
Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi
berterang-terang curang susah dicari tandingan,
Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu
dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek
secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,
Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan,
senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan
peuyeum dipotong birokrasi
lebih separuh masuk kantung jas safari,
Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal,
anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden,
menteri, jenderal, sekjen dan dirjen sejati,
agar orangtua mereka bersenang hati,
Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum
sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas
penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,
Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan
sandiwara yang opininya bersilang tak habis
dan tak utus dilarang-larang,
Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata
supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,
Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah,
ciumlah harum aroma mereka punya jenazah,
sekarang saja sementara mereka kalah,
kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka
oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,
Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia
dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli,
kabarnya dengan sepotong SK
suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,
Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan,
lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,
Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja,
fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,
Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat
jadi pertunjukan teror penonton antarkotacuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita
tak pernah bersedia menerima skor pertandingan
yang disetujui bersama,Di negeriku rupanya sudah diputuskan
kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa,
lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil
karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta,
sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,
Di negeriku ada pembunuhan, penculikan
dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh,
Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng,
Nipah, Santa Cruz dan Irian,
ada pula pembantahan terang-terangan
yang merupakan dusta terang-terangan
di bawah cahaya surya terang-terangan,
dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai
saksi terang-terangan,
Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada,
tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang
menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.
Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.1998
KATAMU CINTA
KATAMU CINTA
Oleh Nabil Wiharjoe
Katamu
Cinta adalah perjuangan
Maka jarak kita yang jauh mengapa kau jadikan alasan
Untukmu mundur dan berputar haluan
Katamu
Cinta adalah sabar
Maka seharusnya kau memaafkan
Saat aku tak memberi pesan kabar
Katamu
Cinta adalah doa
Maka walau tanpa temu
Seharusnya aku tak mudah tuk di lupa
Katamu
Cinta adalah kita
Maka seharusnya kau pertahankan cinta
Tanpa perlu alasan dan pinta
Katamu
Cinta adalah cinta
Maka seharusnya kau percaya
Tanpa perlu aku berlutut dan mengucap
Bahwa seutuhnya kau dicinta
Ah,sayang
Kau begitu pandai
Berandai-andai
Namun cintamu tak begitu berani menempuh badai
Sekarang!
Bagiku
Cinta adalah letih
Maka akupun mohon diri
Aku lelah memperjuangkan 'kita'
Seorang diri
Oleh Nabil Wiharjoe
Katamu
Cinta adalah perjuangan
Maka jarak kita yang jauh mengapa kau jadikan alasan
Untukmu mundur dan berputar haluan
Katamu
Cinta adalah sabar
Maka seharusnya kau memaafkan
Saat aku tak memberi pesan kabar
Katamu
Cinta adalah doa
Maka walau tanpa temu
Seharusnya aku tak mudah tuk di lupa
Katamu
Cinta adalah kita
Maka seharusnya kau pertahankan cinta
Tanpa perlu alasan dan pinta
Katamu
Cinta adalah cinta
Maka seharusnya kau percaya
Tanpa perlu aku berlutut dan mengucap
Bahwa seutuhnya kau dicinta
Ah,sayang
Kau begitu pandai
Berandai-andai
Namun cintamu tak begitu berani menempuh badai
Sekarang!
Bagiku
Cinta adalah letih
Maka akupun mohon diri
Aku lelah memperjuangkan 'kita'
Seorang diri
JATUH CINTA
JATUH CINTA
Oleh Kaktus
Hidup didunia tetapi terasa disyurga
Bukan karena harta berlimpah
Apalagi dikelilingin wanita cantik nan mengoda
Serta para pelayan yang setia melayani
Satu hal membuat hidup ini menjadi indah
Dialah Cinta
Membawa melayang melintasi langit
Hilang lelah, susah, serta sakit
Cinta melarutkan segala rasa
Cinta tak bisa dinilai dengan emas permata
Sebanyak apapun peti emas,
Bila hatimu tak diisi cinta maka hidupmu sepi lara
Bukan juga karena atas dasar cantik dan tampan Cinta dapat merekah
Tanpa pelayan meski bersusah, selama cinta menemani ringan dan indah
"Jatuh Cinta"
Sebuah kata terdengar lucu bagi yang mendengar
Namun bagi yang merasakannya dia meraasa di syurga
Tidak perlu malu mengakui "Aku jatuh Cinta"
Karena itu hal terindah dalam hidup ini
Cinta membuat hidup lebih hidup
Sambutlah cinta lalu tersenyum
Oleh Kaktus
Hidup didunia tetapi terasa disyurga
Bukan karena harta berlimpah
Apalagi dikelilingin wanita cantik nan mengoda
Serta para pelayan yang setia melayani
Satu hal membuat hidup ini menjadi indah
Dialah Cinta
Membawa melayang melintasi langit
Hilang lelah, susah, serta sakit
Cinta melarutkan segala rasa
Cinta tak bisa dinilai dengan emas permata
Sebanyak apapun peti emas,
Bila hatimu tak diisi cinta maka hidupmu sepi lara
Bukan juga karena atas dasar cantik dan tampan Cinta dapat merekah
Tanpa pelayan meski bersusah, selama cinta menemani ringan dan indah
"Jatuh Cinta"
Sebuah kata terdengar lucu bagi yang mendengar
Namun bagi yang merasakannya dia meraasa di syurga
Tidak perlu malu mengakui "Aku jatuh Cinta"
Karena itu hal terindah dalam hidup ini
Cinta membuat hidup lebih hidup
Sambutlah cinta lalu tersenyum
IMANKU TERUJI NAFSU
IMANKU TERUJI NAFSU
Oleh Pauz
Wangi tubuhmu meluluh latahkan imanku
Sa’at kemolekanmu terpampang jelas di depanku
Setitikpun tiada lagi akal sehat di kepalaku
Sebagai insan sejati pemilik nafsu
Aku mengagumimu layaknya bidadari surga
Oh tuhan, siapa gerangan utusanmu ini?
Coba’an terberat iman di hati
Sekilas dia seperti segalanya, dan dialah surga
Tapi bukankah ini nanti berujung neraka
Wahai raja di raja, dan pengatur semua
Kini malaikat cinta dan setan penggoda bertempur
Kuharap sedikit hidayahmu tersisa untukku
Memberikan petunjuk dan melancarkan takdirku
sebelum penyesalan datang dan menghantui hidupku
Oleh Pauz
Wangi tubuhmu meluluh latahkan imanku
Sa’at kemolekanmu terpampang jelas di depanku
Setitikpun tiada lagi akal sehat di kepalaku
Sebagai insan sejati pemilik nafsu
Aku mengagumimu layaknya bidadari surga
Oh tuhan, siapa gerangan utusanmu ini?
Coba’an terberat iman di hati
Sekilas dia seperti segalanya, dan dialah surga
Tapi bukankah ini nanti berujung neraka
Wahai raja di raja, dan pengatur semua
Kini malaikat cinta dan setan penggoda bertempur
Kuharap sedikit hidayahmu tersisa untukku
Memberikan petunjuk dan melancarkan takdirku
sebelum penyesalan datang dan menghantui hidupku
TELAH BERLALU
TELAH BERLALU
Oleh Pauz
Telah gagal terlewati ranjau tuhan di fase ini
Telah hilang yang aku jaga selama ini
Mungkin inilah hidup sebenarnya
Awal dari penyesalan yang tiada obatnya
Dan terkutuklah para setan penggoda
Yang membuat manusia lupa akan tuhannya
Keingin tahuan ini membuat aku tak berdaya
Memaksa tuk berkelana ke dunia fana yang penuh fatamorgana
mencari bukti dan jawaban akan adanya surga dunia
nafsu menggeser waktu untuk berpikir
dan membentuk pemikiran “bahwa ini sudah takdir”
yang tak lain akan cepat berakhir
Setelah pemikiran bodoh menciptakan dosa
Aku bingung bagaimana cara menyikapinya
Yang sebelumnya ku ramal akan berbuah pengalaman
Malah membuat kekosongan hati, serta pikiran
dan tak lain kini ku mayat hidup yang menunggu bangkit
memohon ampun dari siksa, balasan, dan rasa sakit
Oleh Pauz
Telah gagal terlewati ranjau tuhan di fase ini
Telah hilang yang aku jaga selama ini
Mungkin inilah hidup sebenarnya
Awal dari penyesalan yang tiada obatnya
Dan terkutuklah para setan penggoda
Yang membuat manusia lupa akan tuhannya
Keingin tahuan ini membuat aku tak berdaya
Memaksa tuk berkelana ke dunia fana yang penuh fatamorgana
mencari bukti dan jawaban akan adanya surga dunia
nafsu menggeser waktu untuk berpikir
dan membentuk pemikiran “bahwa ini sudah takdir”
yang tak lain akan cepat berakhir
Setelah pemikiran bodoh menciptakan dosa
Aku bingung bagaimana cara menyikapinya
Yang sebelumnya ku ramal akan berbuah pengalaman
Malah membuat kekosongan hati, serta pikiran
dan tak lain kini ku mayat hidup yang menunggu bangkit
memohon ampun dari siksa, balasan, dan rasa sakit
SAJAK BUAT ILLAHKU
SAJAK BUAT ILLAHKU
Oleh Yaya Issa
Kau lah kerinduan
Disetiap hati dan debaran
Sedekat nafas dan kehidupan
Engkau pelita terang
Tempat setiap jiwa berpulang
Penuh penghambaan
kami mohon ampunan
menggantung setiap harapan dan kesesakan
Lewat sujud sujud panjang
Tertambatkan setiap hati dengan hati-Mu
Setiap do’a dengan telinga-Mu
Tersiram dosa dengan ampunanMu
Sirnalah gelisah dengan damai-Mu
Lewat pencobaan
Hujanlah deras kasih-Mu
Lewat ujian,
Terbukalah setap pintu Ilmu
Lapanglah sabar tenang di Qalbu
Hapus segala sembilu biru
Pada setiap firman
Aku mengenalMu
Terasa dekat bersamaMu
Sedekat sejuk dan salju
Oleh Yaya Issa
Kau lah kerinduan
Disetiap hati dan debaran
Sedekat nafas dan kehidupan
Engkau pelita terang
Tempat setiap jiwa berpulang
Penuh penghambaan
kami mohon ampunan
menggantung setiap harapan dan kesesakan
Lewat sujud sujud panjang
Tertambatkan setiap hati dengan hati-Mu
Setiap do’a dengan telinga-Mu
Tersiram dosa dengan ampunanMu
Sirnalah gelisah dengan damai-Mu
Lewat pencobaan
Hujanlah deras kasih-Mu
Lewat ujian,
Terbukalah setap pintu Ilmu
Lapanglah sabar tenang di Qalbu
Hapus segala sembilu biru
Pada setiap firman
Aku mengenalMu
Terasa dekat bersamaMu
Sedekat sejuk dan salju
PALESTINE
PALESTINE
Oleh Yaya Issa
Sinar, sinar jatuh di pijakanku
Benderang sudah wajah yg tadinya temaram samar
Dibawah naungan tenda-tenda
Ku tahu mereka terluka
Wajah-wajah tak bisa menyembunyikan duka
Jemari-jemari kecil tak berdosa
Terancam nyawa karna si pendosa
Si tua tak lagi tenang menutup mata
Aduhai malang
Bernafas pun tak lagi lega
Kami tak tega menutup mata
Takut hati kehilangan
mujahid kecil yang bergembira
tertawa diantara ancaman rudal bahaya
bercanda dengan kematian
bermain dengan ajal
Sungguh dunia tak pernah aman
Sejak negeri yang tentram
Di pijak penghuni Naar Jahanam.
Oleh Yaya Issa
Sinar, sinar jatuh di pijakanku
Benderang sudah wajah yg tadinya temaram samar
Dibawah naungan tenda-tenda
Ku tahu mereka terluka
Wajah-wajah tak bisa menyembunyikan duka
Jemari-jemari kecil tak berdosa
Terancam nyawa karna si pendosa
Si tua tak lagi tenang menutup mata
Aduhai malang
Bernafas pun tak lagi lega
Kami tak tega menutup mata
Takut hati kehilangan
mujahid kecil yang bergembira
tertawa diantara ancaman rudal bahaya
bercanda dengan kematian
bermain dengan ajal
Sungguh dunia tak pernah aman
Sejak negeri yang tentram
Di pijak penghuni Naar Jahanam.
HARI HARI TERAKHIR
HARI HARI TERAKHIR
Oleh Robbyah Muhyi Dianty
setiap pertemuan
akan menumbuhkan suatu kebahagiaan
setiap perpisahan
akan menumbuhkan suatu kesedihan
Dalam suatu pertemuan
Pasti menuju dalam perpisahan
Dan kini b ukan lagi persoalan
yang patut kita sesalkan
Walau sulit
Menagan rasa sakit
Tetapi,
apa pula yang harus aku lakukan?
Seolah-olah
Aku melihat pohon rindang
Yang subur melayu pelan-pelan
Namun, aku tak kuasa mencegah semuanya
Waktu terus berputar
Sedetikpun tak pernah henti
Kini tak akan ada lagi
Mentari yang dulu selalu menyinari
Oleh Robbyah Muhyi Dianty
setiap pertemuan
akan menumbuhkan suatu kebahagiaan
setiap perpisahan
akan menumbuhkan suatu kesedihan
Dalam suatu pertemuan
Pasti menuju dalam perpisahan
Dan kini b ukan lagi persoalan
yang patut kita sesalkan
Walau sulit
Menagan rasa sakit
Tetapi,
apa pula yang harus aku lakukan?
Seolah-olah
Aku melihat pohon rindang
Yang subur melayu pelan-pelan
Namun, aku tak kuasa mencegah semuanya
Waktu terus berputar
Sedetikpun tak pernah henti
Kini tak akan ada lagi
Mentari yang dulu selalu menyinari
MENGAPA
MENGAPA
Oleh Dina Rukmana
Pertanyaan datang dikala hati terbentang
Jawaban tak terkatakan disaat rasa itu datang
Beribu keraguan terbang bagai elang
Bergentayangan melayang-layang
Bernostalgia menepis rasa gundah
Harapan ingin melepas beban lelah
Namun nyatanya aku tak dapat mengalah
Rasa ini, membuatku terkapah
Tuhan perbaikilah ketidaktahuan yg kurasakan
Mencintainya selalu kudambakan
Mengapa? apa yg kurasakan
Tak ingin, tak mau, takkan
Mencari tak terbayangkan
Semuanya tolong ringankan
Penantian jiwa bisakan dan tegarkan
Aku masih tak tau apa yg ingin kulakukan
Untuk ketidakmengertian atas perasaanku
dan melepas dahaga batinku
Mengapa?
Oleh Dina Rukmana
Pertanyaan datang dikala hati terbentang
Jawaban tak terkatakan disaat rasa itu datang
Beribu keraguan terbang bagai elang
Bergentayangan melayang-layang
Bernostalgia menepis rasa gundah
Harapan ingin melepas beban lelah
Namun nyatanya aku tak dapat mengalah
Rasa ini, membuatku terkapah
Tuhan perbaikilah ketidaktahuan yg kurasakan
Mencintainya selalu kudambakan
Mengapa? apa yg kurasakan
Tak ingin, tak mau, takkan
Mencari tak terbayangkan
Semuanya tolong ringankan
Penantian jiwa bisakan dan tegarkan
Aku masih tak tau apa yg ingin kulakukan
Untuk ketidakmengertian atas perasaanku
dan melepas dahaga batinku
Mengapa?
TERUNTUK KAMU
TERUNTUK KAMU
Oleh Roihatunnisa
Selamat malam kamu
Semoga mimpi indah datang ditidur nyenyakmu
Tahukah kamu
Dalam setiap bait sajakku itu tertulis untuk mu
Ya mungkin saja aku gila
Namun hanya dengan inilah aku menuliskan segala rasa ini
Ya hanya untuk kamu
Aku sadari kita tak akan bersama
Ya aku tahu
Kamu hanyalah ketidak mungkinan yang terus selalu aku semogakan
Kamu hanyalah ketidak mungkinan yang selalu aku nanti
Hanya bait ini
Dan hanya do'a ku dalam setiap sujud agar kelak kau fahami keberadaanku yang memilukan ini
Sajak ini kuperuntukan untukmu yang selalu kuselipkan dalam setiap sujudku
Oleh Roihatunnisa
Selamat malam kamu
Semoga mimpi indah datang ditidur nyenyakmu
Tahukah kamu
Dalam setiap bait sajakku itu tertulis untuk mu
Ya mungkin saja aku gila
Namun hanya dengan inilah aku menuliskan segala rasa ini
Ya hanya untuk kamu
Aku sadari kita tak akan bersama
Ya aku tahu
Kamu hanyalah ketidak mungkinan yang terus selalu aku semogakan
Kamu hanyalah ketidak mungkinan yang selalu aku nanti
Hanya bait ini
Dan hanya do'a ku dalam setiap sujud agar kelak kau fahami keberadaanku yang memilukan ini
Sajak ini kuperuntukan untukmu yang selalu kuselipkan dalam setiap sujudku
SOMETHING WHAT WE USED
SOMETHING WHAT WE USED
By Stephani Thalia
We ever figh so strict
The story what I feels I wanted to left
The walls that I want to build it again
I never want to destroy it anymore
I want to build it once again
Never I want to make it fall down again
Just forgive something what we used to
At the first gaze, we fight
We told about the stories that should be untold
I snap you and you snap me
And I just walk down the strairs and left you behind
I never think that you're so kind
You're so pretty when I realized
Your natural curly hair is so beautiful
Your gaze really sweet everytime I look at
The smile that I want to get
You always smeel good
Really I glad I know you
I don't want to miss this time
I'm not arrogant, I'm not pretty at all
I'm not smart enough to tell you
I'm regred to snap you before
Just want to get closer to you right now
Don't do something rude that we used to
We're rude, rough as stone
Red as flame to blame
I never see something best in your eyes before
Sometimes I tease you like you're a murder
Please forgive me
That something what we used to draw in our life paper
By Stephani Thalia
We ever figh so strict
The story what I feels I wanted to left
The walls that I want to build it again
I never want to destroy it anymore
I want to build it once again
Never I want to make it fall down again
Just forgive something what we used to
At the first gaze, we fight
We told about the stories that should be untold
I snap you and you snap me
And I just walk down the strairs and left you behind
I never think that you're so kind
You're so pretty when I realized
Your natural curly hair is so beautiful
Your gaze really sweet everytime I look at
The smile that I want to get
You always smeel good
Really I glad I know you
I don't want to miss this time
I'm not arrogant, I'm not pretty at all
I'm not smart enough to tell you
I'm regred to snap you before
Just want to get closer to you right now
Don't do something rude that we used to
We're rude, rough as stone
Red as flame to blame
I never see something best in your eyes before
Sometimes I tease you like you're a murder
Please forgive me
That something what we used to draw in our life paper
SINGLE FOREVER
SINGLE FOREVER
By Stephani Thalia
I know that I'm not pretty at all
I'm not the best at all
But I keep attempting to be the best
No one can understand what I've done
I've tried to collect all those glass that I break
I know that I'm not as smart as you think
Because I know that I'm only a stain
In every spot I've messed up
I know that my heart is going to broken
Because for someone's breaking
is my heart for
I just can attempt to be the person that I like
I hate when I saw my report book
I know that I never be so smart
All I do always to make stain
I must not be alarmed when in the future
I be the only one who is always single
I know that my future never as bright as I wanted
I know that everything that I hope
are all the thing that I will never hold
I don't understand what happened to myself
So now I always get these calamities
I know that I must be patient at all
I know that I'm full of weaknesses
Try to be perfect at all
But the reality doesn't say the same
I only can realized that
no one has got an ugly face as myself
By Stephani Thalia
I know that I'm not pretty at all
I'm not the best at all
But I keep attempting to be the best
No one can understand what I've done
I've tried to collect all those glass that I break
I know that I'm not as smart as you think
Because I know that I'm only a stain
In every spot I've messed up
I know that my heart is going to broken
Because for someone's breaking
is my heart for
I just can attempt to be the person that I like
I hate when I saw my report book
I know that I never be so smart
All I do always to make stain
I must not be alarmed when in the future
I be the only one who is always single
I know that my future never as bright as I wanted
I know that everything that I hope
are all the thing that I will never hold
I don't understand what happened to myself
So now I always get these calamities
I know that I must be patient at all
I know that I'm full of weaknesses
Try to be perfect at all
But the reality doesn't say the same
I only can realized that
no one has got an ugly face as myself
MERAH
MERAH
Oleh Uswatun ni'/mah
Panas.
Tapi bukan tungku.
Menyengat.
Namun tak mematikan.
Warnanya merah.
Sedikit Meluap.
Telinga sedikit lebam jika meluap.
Kadang,sedikit aura hitam.
Merah,sangat menjengkelkan.
Ruam,lebam di hati.
Si merah menyendiri.
Meluap tanpa api.
Mendidih tanpa basa-basi.
Menjauhlah,merah datang.
Pergi,sebelum merah membakarmu.
Merah,panas bukan api.
Menyengat tanpa membunuh.
Oleh Uswatun ni'/mah
Panas.
Tapi bukan tungku.
Menyengat.
Namun tak mematikan.
Warnanya merah.
Sedikit Meluap.
Telinga sedikit lebam jika meluap.
Kadang,sedikit aura hitam.
Merah,sangat menjengkelkan.
Ruam,lebam di hati.
Si merah menyendiri.
Meluap tanpa api.
Mendidih tanpa basa-basi.
Menjauhlah,merah datang.
Pergi,sebelum merah membakarmu.
Merah,panas bukan api.
Menyengat tanpa membunuh.
Langganan:
Postingan (Atom)