Senin, 01 Desember 2014

RESTUMU DEWI

RESTUMU DEWI
Oleh Hary Tobing

Cara berfikir mu bukan seperti ku,
pikiran saat itu kosong sukarela kau membantu,
sudah berapa banyak dari mu memberi ilmu,
kebanyakkan yang ku ingat hanya sebatas nama mu,

Jangan ragu,
aku ini penerusmu,
titiskan ilmu mu,
mungkin ada saat gunaku membantu

Oh, kebanyakan saya telah lupa,
mugkin tanpa jasa mu masih gelap tanpa apa apa,
dan saat mengawali terang embunmu testeskan jiwaku basah,

Seseorang seperti mu dapat apa,
saat aku telah jadi orang merdeka,!
mungkin waktu pembatas kita jadi perkara,
penuh sesal doaku padamu lupa,!

Aku gembala mu,
tanpa cambuk pukulan mu bisa memberitahu,
saat teringat, mungkin hanya isakan tangis mendengung
tapi ingat, kau tetap pembimbing ku agung,!

SELASA 18 NOVEMBER 2014

JELANG TANPA AMPUN

JELANG TANPA AMPUN
Oleh Rofiq Majdil Khadafi

Kaki-kaki yang bersenandung
Tepi jalan tanpa ampun
kian hari siang kian menantang
sebuah serita lain hari

Itu bukan songsongan
bukan itu yang dimau
satu tahap demi tahap
menangkap hari tiada henti

senandungnya terdengar lirih
hati sangat resah ketika bibir bersuka
terdengar enak bagi suatu hasrat
sedih untuk mereka

Panasnya hari mereka lahap
ntuk diri dan keluarga
walau hanya nyanyian kecilnya
meratap tanpa ada ampun

dunia tetap berputar tanpa hirau
sudah berjalannya
sudah merupakan likunya
tapi bukan takdirnya

Dunia ini belum berakhir.................

---
No. Urut : 5581
Tanggal Kirim : 19/11/2014 22:40:37

LARA POHON

LARA POHON
Oleh Ida Selfia

Semu coklatku menemu
Risalah harpa nyenyanyian burung kini terurung,
Melusuh tinggali koyak segunung
Memeram sunyi diantara sepi
Terlerai batangku, hilang temulangku

Tuhan, Aku berang!
Terang benderangku terampit petang
Gembur tanahku layak kerontang
Berbanjar duri,
Batangku dibuli
Daunku tak semi

Aku terlerai mala
Jiwa berlaga, senja lara sempurna.
Katanya,"lestarikan!"
Apa janji? Apa bukti?
Terkubur beban,
Kau Lipan!
Setan!

Serupa pancang pincang; siluetku
Merajam tulang; gamblang!
Di tepi muara Battoa, rintihan bisu pepohon melagu
Keluh demi keluh meruntuh rontokkan tangguh
Aku ingin melihat terian gugur para satelit
Sampai hancur lebur kawanku
Tiada yang jaga aku, hijaukan emasku.

STRONG WOMAN IN THE HURRICANE

STRONG WOMAN IN THE HURRICANE
By Stephani Thalia

When I tried to be the highest above the ladder
Then I starving, started to run
I always stumbled down to be nothing I gain
But whenever happens when I trying, crying to reach,
Even though that makes my weak
I still I don't want to lose at all

Maybe you know the storm always come
But remember, after a hurricane
there will always a rainbow after that
Just try until you catch
Dont let it go away without you've attempted to it

Hurricane never makes you weak
Those voise inside yourself that always make you weak
But if you can beat the hurricane slowly
You're the winner, the rainbow will come
When you're responsible of what you've done
You can beat yourself
You're wiser that before

Just beat your fears to go
When there's left just five more step
You're usually walk away fron it
You always afraid of what you've done
You just never plan it before
Be a brave woman
When the hurricane comes and greets

The strong and brave woman is not a woman that doesn't afraid
She afraid of so many things, of course
But she can face that
And she can accept the fact
that the hurricane maybe greets her again someday
Yes, she really afraid
But she can face it, she never avoid it....

AKU BERADA KEMBALI

AKU BERADA KEMBALI
Oleh Chairil Anwar

Aku berada kembali. Banyak yang asing:
air mengalir tukar warna,kapal kapal,
elang-elang
serta mega yang tersandar pada khatulistiwa lain;

rasa laut telah berubah dan kupunya wajah
juga disinari matari lain.

Hanya
Kelengangan tinggal tetap saja.
Lebih lengang aku di kelok-kelok jalan;
lebih lengang pula ketika berada antara
yang mengharap dan yang melepas.

Telinga kiri masih terpaling
ditarik gelisah yang sebentar-sebentar
seterang
guruh

1949

SAJAK PUTIH

SAJAK PUTIH
buat tunanganku Mirat
Oleh Khairik Anwar

Bersandar pada tari warna pelangi
kau depanku bertudung sutra senja
di hitam matamu kembang mawar dan melati
harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
meriak muka air kolam jiwa
dan dalam dadaku memerdu lagu
menarik menari seluruh aku

hidup dari hidupku, pintu terbuka
selama matamu bagiku menengadah
selama kau darah mengalir dari luka
antara kita Mati datang tidak membelah...

Buat Miratku, Ratuku! kubentuk dunia sendiri,
dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di alam ini!
Kucuplah aku terus, kucuplah
dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku...

1944

KARAWANG BEKASI

KARAWANG BEKASI
Oleh Khairil Anwar

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang-kenanglah kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Syahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garsi batas pernyataan dan impian
Kenang-kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi

DENGAN MIRAT

DENGAN MIRAT
Oleh Chairil Anwar

Kamar ini jadi sarang penghabisan
di malam yang hilang batas

Aku dan engkau hanya menjengkau
rakit hitam

'Kan terdamparkah
atau terserah
pada putaran hitam?

Matamu ungu membatu

Masih berdekapankah kami atau
mengikut juga bayangan itu

1946

SENJA DI PELABUHAN KECIL

SENJA DI PELABUHAN KECIL
Buat Sri Ajati
Oleh Chairil Anwar


Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

1946

RUMAHKU

RUMAHKU
Oleh Chairil Anwar

Rumahku dari unggun-unggun sajak
Kaca jernih dari segala nampak

Kulari dari gedung lebar halaman
Aku tersesat tak dapat jalan

Kemah kudirikan ketika senjakala
Dipagi terbang entah kemana

Rumahku dari unggun-unggun sajak
Disini aku berbini dan beranak

Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang
Aku tidak lagi meraih petang
Biar berleleran kata manis madu
jika menagih yang satu

April 1943

DERAI DERAI CEMARA

DERAI DERAI CEMARA
Oleh Charil Anwar

Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

Hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

1949

PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO

PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO
Oleh Khairil Anwar

Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut

Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh

1948

MAJU

MAJU
Oleh Chairil Anwar

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
Serang
Terjang

AKU BERKACA

AKU BERKACA
Oleh Chairil Anwar

Ini muka penuh luka
Siapa punya ?

Kudengar seru menderu
dalam hatiku
Apa hanya angin lalu ?

Lagu lain pula
Menggelepar tengah malam buta

Ah.......!!

Segala menebal, segala mengental
Segala tak kukenal .............!!
Selamat tinggal ................!

MIRAT MUDA, CHAIRIL MUDA

MIRAT MUDA, CHAIRIL MUDA
Oleh Chairil Anwar

Dialah, Miratlah, ketika mereka rebah,
menatap lama ke dalam pandangnya
coba memisah mata yang menantang
yang satu tajam dan jujur yang sebelah.

Ketawa diadukannya giginya pada mulut Chairil;
dan bertanya: Adakah, adakah
kau selalu mesra dan aku bagimu indah?
Mirat raba urut Chairil, raba dada
Dan tahulah dia kini, bisa katakan
dan tunjukkan dengan pasti di mana
menghidup jiwa, menghembus nyawa
Liang jiwa-nyawa saling berganti.
Dia rapatkan

Dirinya pada Chairil makin sehati;
hilang secepuh segan, hilang secepuh cemas
Hiduplah Mirat dan Chairil dengan dera,
menuntut tinggi tidak setapak berjarak
dengan mati

RINDU KEMBALI

RINDU KEMBALI
Oleh Agus Hamdani

Serasa kemarin pagi aku terlahir,
Seperti sungai hari-hariku mengalir,
Tiada terasa musim bergulir,
Usia bocahku telah tersingkir.

Rupa dahulu waktu muncul,
Telah berubah berganti sampul,
Rupa dahulu disaat kecil,
Telah jauh berubah tampil.

Dewasa menjemputku,
Tak kan mungkin kembali waktu kecilku,
Dalam haru aku mengaku,
Rindu kembali saat-saat dulu

LEWAT ANGIN

LEWAT ANGIN
Oleh Syarif Hidayatullah

Lewat untaian kata saling mengenal,
lewat tutur bahasa saling bertanya kabar...

Jauh tak pernah jumpa disana
jauh dari tatapan antara kita,
tak pernah saling bertemu tetapi dapat aku rasakan dalam angan bayang bayang wajahmu nan ayu,

Manis senyummu...
Lembut tutur bahasamu...
Disini aku merasa mengenalmu,
aku merasakan kehadiranmu,
aku merasa merindukanmu entah disana????

PERTEMUAN LIMA MENIT

PERTEMUAN LIMA MENIT
Oleh Neti Sudiasih

Debu-debu jalan bertebangan menyesakkan nafasku
Kerinduan bertengger dalam relung jiwa
Ku ingat belahan jiwa
Hati ini bergelora mengejar waktu
Ku tancap gas motor melaju melesat menembus angin
kali ini waktu hanya berpihak sebentar untukku
Ya... Untukku bertemu kekasih hati
Handphone berdering mesra menanda telpon darimu
Kau beri kabar indah untukku
Hatikku bahagia seperti pertama bertemu
Kau selesaikan tugasmu
lalu kau temui aku yang merindu
Meskipun hanya lima menit
Ku cium tanganmu tanda pertemuan
Ku tatap matamu,ku ukir senyum manismu di wajahmu meski berbalut lelah dan rindu
Kau pamit tuk lanjutkan perjalanan
Aku berat melepasmu tapi.. aku percaya kau kan kembsli memelukku dan putri tercinta kita
Sayang... selalu ku nanti kau kembali
selalu ku rindu tuk bersamamu

SURGA DI WAJAHMU

SURGA DI WAJAHMU
Oleh Satya Zulfiqar Ipnu

Embun pagi menetes di antara dedaun kerinduan
Tersinari sepercik harapan kelam di masa silam

Akankah menjadi kenyataan

Mungkin semua di anggap kayalan bagi semua insan
Tapi tidak bagi ku yang selalu menunggu engkau datang

Rindu ku nyata dan terpendam

Masih jelas bagi ku betapa bunga tak mampu menandingi aura mu
Entah engkau yang membuat bunga itu tampak indah,atau bunga itu yang membuat mu nampah mempesona

Sungguh aku tak tahu

Bagiku hanya engkau yang mampu menaklukan keibdahan alam

INGIN KEMBALI JUMPA

INGIN KEMBALI JUMPA
Oleh Nhynhix

Seperti indah pelangi selepas hujan
Ku kenang segala indah saat-saat bersamamu
Saat hatiku masih lekat dengan jiwamu
Tak mampu ku sapa tiap jiwa yang datang dengan tulusku

Mengharap terang purnama
Bias ku toreh segala rasa yang ada
Pada tiap sudut sang mega
Segala rindu dalam jiwa

Tak mampu persalahkan waktu
Hanya seayun kata mampu ku pendar
Apa hakikat dibalik misteri
Kilatan rindu yang menyambar
Mampu pijarkan seruas hati bisu
Inginku kembali jumpa

RINDU

RINDU
Oleh Testy Dwi D

Hujan ini untuk mu,sepertinya
Biar kau rasa bekunya tanpa kau ada disampingku
Dan merelakan angin terus bertamu
tak bisa untuk ku sentuh
Hanya merasakan dingin yang merasuk
Tanpa kehangatan gurausenda darimu

Waktu seolah terbiar berlalu bersama ilusi akanmu
Hingga tak termampu aku acuhkan rindu
Aromanya memenuhi ruang hatiku
Begitu langit kelabu,,,,,
Menatapi betapa kusendu

MELUPAKAN YANG TERLUPAKAN

MELUPAKAN YANG TERLUPAKAN
Oleh Meggy Kahlasi

Kita pernah brmimpi
Kita pernah punya mimpi
Kita pernah brharap
Masih ingatkah engkau?

Kita pernah brsedih
Kita pernah trluka
Kita pernah menangis
Lupakah engkau?

Kau pernah tertawa karenaku
Aku pernah menangis karenamu
Kita pernah saling menguatkan
Bukankah kita melengkapi?

Kau pernah melakukan hal k0nyol untukku
Aku pernah melakukan hal mengagumkan untukmu
Kita pernah mengakui adanya cinta
Tapi mengapa kau melupakan semua?

Ya sudahlah jika melupakan itu yg terbaik...
Namun jangan lupa jadikan aku dan kisah kita sebagai "kaca spion".

KUMERINDU

KUMERINDU
Oleh Robiyatun

Sayang...
Lihatlah aku di sini
Saat ini ku sendiri sepi
Berteman dengan sunyi tanpa sebuah arti

Sayang...
Tahukah kamu?
Di sini ku merindu
Salahkah aku jika ku melamunkan dirimu?

Dalam hayal lamunanku
Kamu tersenyum, kamu mendekapku dalam bayangku
Terasa dekat, tapi jauh

Aku bersama puisi ini
Mencoba mengarungi sebuah perasaan resah nan gelisah
Berusaha mendamaikan rasa hati ini...

Miss you so honey

RINDU AYAH IBU

RINDU AYAH IBU
Oleh Yuni

Ayah...
Ibu...
Sudah lama kita tak bertemu
Sudah lama kita tak bersama

Ayah..
Ibu..
Ku ingin memeluk kalian
Ku ingin mencium kalian
Sebagai tanda aku sayang kalian

Ayah..
Ibu..
Ku merindukan canda tawa kalian
Ku merindukan nasihat kalian

Ayah..
Ibu..
Mengapa kita harus berpisah seperti ini
Mengapa jarak dan waktu selalu memisahkan kita

Suatu saat kita pasti bertemu. I love you mamah , i love you ayah

KAKAKU

KAKAKU
Oleh Kevin Fajar

Sejuk-sejuk menggumpal kerinduan
Akan sosok dirimu yang riang
Canda wajahmu senang hatimu
Air mataku rela terjatuh
Sore hari kita bermain
Mengejar waktu berlari kencang
Bertepi pada rumah kecil
Kita tidur bersama-sama

Kau adalah segalanya
Sikapmu tertanam di tulusmu
Jiwamu meraba rongga mataku
Rindu akan sosok dirimu

Aku ingin bertemu denganmu
Aku rindu dipelukmu
Aku ingat senyumanmu
Rambutmu, alis matamu
Angsur waktu kau menatapku
Di atas langit bersama Tuhan
Menatap kedua tanganku
Oh, kakak, aku rindu padamu...

SEMENJAK GERIMIS TURUN

SEMENJAK GERIMIS TURUN
Oleh Sky Shucaya

Kau nampak cantik hari ini
Semenjak gerimis turun dari pelukan para dewa
Senja merona larik mega jingga
Berkenankah kau ku rayu
Senyummu tersirat ketulusan

Gerimis lagi...
aku terpesona
Wanita cantik
Aku berusaha tak kaku di depanmu
Tak usah merangkai bahasa kata
Lemah sendu seluruh raga
Kau indah dari bahasa indah
Lembut dari ucapan lembut para pujangga
Kusuntingkan segala arah bumi
Membawa harum angin yang tergolek di ruang hati

Gerimis pula
Membasahi dedahanan
Mengapa hatiku sendu tak tentu
Ku teguk air surga
Tak lagi aku kehausan di tengah samudra
Kau teteskan gerimis ajimat rinduku

MERINDUKANMU

MERINDUKANMU
Oleh Ncooudh Id

Saat ini aku tak mampu
Melukis perasaanku
Tak mampu ku rangkai kata kata lewat bibir ku
Dan tak bisa ku merajut angan indah tentang mu

Kini aku hanya satu hal dalam hidup,
Merindukanmu, adalah hal yang tak mampu ku elak kan
Kini kerinduan itu menyebar dalam hati ku dan menggerogoti setiap sudut rasa ini
Hingga angan, fikiran, dan perasaan menjadi satu tujuan dalam satu arah

Merindukanmu,
Hanya kata itu yang tersisa dalam benak yang telah lama terpaku dalam tembok kegundahan
Jika aku dapat memilih
Aku akan yakin kan hidup ku untuk ku
Lebih baik aku hidup bersamamu walau hanya sementara, dari pada ku harus lalui seribu tahun tanpa mu di sampingku

Mungkin itu konyol,
Tapi percayalah
Hari ini ku rangkai kata kata melalui rasa
Dan urai dalam satu hal ketidak pastian yaitu
Kerinduan

Dan jika ku dapat mengungkapkan ini,
Aku hanya ingin kau tau
Bahwa dari dulu hingga detik ini, aku masih yang dulu,
Masih untukmu
Masih berdiri tegak untuk mu walau aku rapuh dalam kerinduan ini
Namun aku tetap bertahan karna cinta ini masih hidup dalam hati ku
Dan hari ini, aku ingin kau tau
Aku merindukan sosokmu dalam satu pelukan

Aku,
Sangat sangat
MERINDUKANMU

PERTEMUAN

PERTEMUAN
Oleh Muhammad Chaidir

Di penghujung sepertiga malam kusebut ini penantian.
Lama waktu beputar buatku hampir lelah, namun hati kuat.
Biarkan...!
Biarkan angin yang lebih dulu hadir tanpamu di sini.
Biarkan gerimis lebih dulu membasahiku di sini.
Biarkan malam menggelapiku di sini, hingga pagi tiba biarkan mentari yang lebih dulu menghangatkanku di sini.
Kusebut ini rindu.
Yang kusesalkan mengapa harus ada yang pergi?
Bukankah Tuhan tahu itu perih?
Apalagi dia.
Dia itu yang kunanti.
Dia itu yang kurindukan.
Mengapa tak kunjung datang?
Namun biarkan!
Karena di sinilah nikmatnya merindu.
Hati ini sudah tidak sakit.
Rindu telah kurawad seperti induk menyusui si kecil.
Memang seperti itu.
Rindu adalah alasan mengapa kita harus bertemu.
Karena sebentar lagi hati mungkin dibuat lelah.
Kemuduan ia datang.
Sesuatu yang mereka sebut pertemuan.
Yang barangkali akan menghadirkan wajah-wajah baru antara aku dan dia.
Di sela langit Tuhan pasti tersenyum.
Pada akhirnya kubuang rindu jauh-jauh.

SERUNAI RINDU

SERUNAI RINDU
Oleh Annie Zulaikha

Sebab dirimu
Hatiku merindu
Tak terjaga hingga kelam beradu
Menjamumu dalam senandung kalbu

Rima itu tlah semampai
Menjajaki tirai-tirai hingga berderai-derai
Sapalah daku dalam rinai serunai
Kukan terpaku menebas damai

Lihatlah ....
Kantung-kantung rindu masih bergelembung
Ia bernafas
Berdetak
Degub yang masih sama
Nadinya pun berdenyut

Bukan biasa lagi
Bila rindu mengenyam tiap kerjapan mata
Sudah menjadi pelangi
Bias
Pias
Seperti berkas tanpa bekas
Maka inilah hati yang bersemu merah

Rindu yang masih samaSERUNAI RINDU
Oleh Annie Zulaikha

Sebab dirimu
Hatiku merindu
Tak terjaga hingga kelam beradu
Menjamumu dalam senandung kalbu

Rima itu tlah semampai
Menjajaki tirai-tirai hingga berderai-derai
Sapalah daku dalam rinai serunai
Kukan terpaku menebas damai

Lihatlah ....
Kantung-kantung rindu masih bergelembung
Ia bernafas
Berdetak
Degub yang masih sama
Nadinya pun berdenyut

Bukan biasa lagi
Bila rindu mengenyam tiap kerjapan mata
Sudah menjadi pelangi
Bias
Pias
Seperti berkas tanpa bekas
Maka inilah hati yang bersemu merah

Rindu yang masih sama

HANYA KAMU

HANYA KAMU
Oleh Lusi Latifah Kurnia

Kala ku termenung sendiri
Sekilas terpintas jalan kehidupan
Kemana akan arah hidup ini
Mencoba mencari kepastian

Ku menatap langit begitu sekitarku
Terlintas bayanganmu di benakku
Raut wajahmu begitu jelas
Tak pernah hilang dari pikiranku

Ku coba menatap gambarmu
Ku tersadar, mungkin hanya kau lah
Kau lah jalan hidupku, tujuan hidupku
Karenamu, ku akan menata hidup ini.
Karenamu, ku berjuang , ku kuat
Kau lah semangatku, kau lah segalanya
Aku mencintaimu kekasihku.

AKU DAN KAMU

AKU DAN KAMU
Oleh Riza Aulia Akfiyani

Aku dan kamu hanyalah dua orang yang saling tahu
Aku dan kamu tidak begitu saling mengenal
Aku dan kamu jarang bertemu dan berkomunikasi

Aku hanyalah kakak tingkatmu
Dan kamu hanyalah adik tingkatku
Aku lebih tua 4 tahun darimu
Dan kamu lebih muda 4 tahun dariku

Harusnya aku menjadi kakakmu
Dan harusnya kamu menjadi adikku
Tapi aku menodai semua
Entah sejak kapan?
Aku tak ingat
Aku tak lagi menganggapmu sebagai seorang adik
Tapi...
Sebagai seorang pria

Salahkah aku jika perasaan ini muncul
Atau haruskah ku hempaskan dan ku buang jauh
Jika semakin lama justru hanyalah rindu yang menyiksa
Satu pertanyaan yang ingin ku tanyakan padamu
Apakah aku punya hak untuk mengatakan...
Aku merindukanmu
Bahkan jika aku dan kamu tidak pernah menjadi kita.

HANYA DIRIMU

HANYA DIRIMU
Oleh Lilis Niawati

Derasnya hujan mengiringi rinduku padamu
Membuat rasa ini semakin beku tanpa kamu disampingku
Hadir dalam anganku semua kisah saat bersamamu
Saat hati ini merasakan begitu nyaman dan damai

Pernahkah kau mengerti
Pernahkah kau merasa
Saat betapa aku ingin menatapmu
Betapa aku ingin mendengar suaramu
Namun kau tak disini…

Tak ada yang mampu selesaikan rasa ini
Tak ada yang bisa mengurangi rinduku ini selain dirimu
Hanya dirimu…
Hanya dengan tubuhmu berada disini

Aku sangat merindukanmu…

SIAPA DIA

SIAPA DIA
Oleh Doharti Siregar

Boleh kah aku bertanya siapa aku bagimu?
Boleh kah aku bertanya apa aku masih dibutuh kan?
Bolehkah aku bertanya apa aku masih perlu untuk mengisi hari-hari mu??

Boleh kah aku beratanya siapa Dia bagimu?

katakan lah yang sejujurnya..
lebih baik berterus terang..

Tak perlu mengabaikan ku
Tak perlu mengacuhkan ku

Cukup katakan Apa memang sudah tidak butuh lagi???

Aku lelah Menghadapi sikap mu
Kau menghindari ku
Kau Mengabaikan ku..

Siapa dia bagimu??
sampai kau abaikan aku??

BAYANGAN SENDU

BAYANGAN SENDU
Oleh Uswatun ni'/mah

Udara malam mengambang dalam gelap.
Aku terlelap dalam angan.
Berharap mampu melupakanmu.

Nyatanya?
Nihil.
Cetak wajahmu masih tertanam dalam hatiku.
Sayang,berhentilah.
Aku benci begini.

Gerimis membayang.
Selimut terkapar.
Tertegun di sudut kamar.
Air mata mendesak keluar.
Nafas mulai tertahan di hidung,tenggorakan.
Mengingatmu...
Sesakit inikah?

Hal terakhir,kumohon pergilah.
Enyahlah selamanya.
Cetak bayangmu mencekik hati.

MALU AKU JADI INDONESIA

MALU AKU JADI INDONESIA
Oleh Nadila Timumu

Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga
Ke Wisconsin aku dapat beasiswa
Sembilan belas lima enam itulah tahunnya
Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia
Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia
Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda
Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya,
Whitefish Bay kampung asalnya
Kagum dia pada revolusi Indonesia
Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya
Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama
Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernyaDadaku busung jadi anak Indonesia
Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy
Dan mendapat Ph.D. dari Rice University
Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army
Dulu dadaku tegap bila aku berdiri
Mengapa sering benar aku merunduk kini
Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, ebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia
Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,
Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi
berterang-terang curang susah dicari tandingan,
Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu
dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek
secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,
Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan,
senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan
peuyeum dipotong birokrasi
lebih separuh masuk kantung jas safari,
Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal,
anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden,
menteri, jenderal, sekjen dan dirjen sejati,
agar orangtua mereka bersenang hati,
Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum
sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas
penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,
Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan
sandiwara yang opininya bersilang tak habis
dan tak utus dilarang-larang,
Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata
supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,
Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah,
ciumlah harum aroma mereka punya jenazah,
sekarang saja sementara mereka kalah,
kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka
oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,
Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia
dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli,
kabarnya dengan sepotong SK
suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,
Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan,
lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,
Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja,
fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,
Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat
jadi pertunjukan teror penonton antarkotacuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita
tak pernah bersedia menerima skor pertandingan
yang disetujui bersama,Di negeriku rupanya sudah diputuskan
kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa,
lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil
karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta,
sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,
Di negeriku ada pembunuhan, penculikan
dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh,
Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng,
Nipah, Santa Cruz dan Irian,
ada pula pembantahan terang-terangan
yang merupakan dusta terang-terangan
di bawah cahaya surya terang-terangan,
dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai
saksi terang-terangan,
Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada,
tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang
menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.
Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.1998

KATAMU CINTA

KATAMU CINTA
Oleh Nabil Wiharjoe

Katamu
Cinta adalah perjuangan
Maka jarak kita yang jauh mengapa kau jadikan alasan
Untukmu mundur dan berputar haluan

Katamu
Cinta adalah sabar
Maka seharusnya kau memaafkan
Saat aku tak memberi pesan kabar

Katamu
Cinta adalah doa
Maka walau tanpa temu
Seharusnya aku tak mudah tuk di lupa

Katamu
Cinta adalah kita
Maka seharusnya kau pertahankan cinta
Tanpa perlu alasan dan pinta

Katamu
Cinta adalah cinta
Maka seharusnya kau percaya
Tanpa perlu aku berlutut dan mengucap
Bahwa seutuhnya kau dicinta

Ah,sayang
Kau begitu pandai
Berandai-andai
Namun cintamu tak begitu berani menempuh badai

Sekarang!
Bagiku

Cinta adalah letih
Maka akupun mohon diri
Aku lelah memperjuangkan 'kita'
Seorang diri

JATUH CINTA

JATUH CINTA
Oleh Kaktus

Hidup didunia tetapi terasa disyurga
Bukan karena harta berlimpah
Apalagi dikelilingin wanita cantik nan mengoda
Serta para pelayan yang setia melayani

Satu hal membuat hidup ini menjadi indah
Dialah Cinta
Membawa melayang melintasi langit
Hilang lelah, susah, serta sakit
Cinta melarutkan segala rasa

Cinta tak bisa dinilai dengan emas permata
Sebanyak apapun peti emas,
Bila hatimu tak diisi cinta maka hidupmu sepi lara
Bukan juga karena atas dasar cantik dan tampan Cinta dapat merekah
Tanpa pelayan meski bersusah, selama cinta menemani ringan dan indah

"Jatuh Cinta"
Sebuah kata terdengar lucu bagi yang mendengar
Namun bagi yang merasakannya dia meraasa di syurga

Tidak perlu malu mengakui "Aku jatuh Cinta"
Karena itu hal terindah dalam hidup ini
Cinta membuat hidup lebih hidup
Sambutlah cinta lalu tersenyum

IMANKU TERUJI NAFSU

IMANKU TERUJI NAFSU
Oleh Pauz

Wangi tubuhmu meluluh latahkan imanku
Sa’at kemolekanmu terpampang jelas di depanku
Setitikpun tiada lagi akal sehat di kepalaku
Sebagai insan sejati pemilik nafsu
Aku mengagumimu layaknya bidadari surga
Oh tuhan, siapa gerangan utusanmu ini?
Coba’an terberat iman di hati

Sekilas dia seperti segalanya, dan dialah surga
Tapi bukankah ini nanti berujung neraka
Wahai raja di raja, dan pengatur semua
Kini malaikat cinta dan setan penggoda bertempur
Kuharap sedikit hidayahmu tersisa untukku
Memberikan petunjuk dan melancarkan takdirku
sebelum penyesalan datang dan menghantui hidupku

TELAH BERLALU

TELAH BERLALU
Oleh Pauz

Telah gagal terlewati ranjau tuhan di fase ini
Telah hilang yang aku jaga selama ini
Mungkin inilah hidup sebenarnya
Awal dari penyesalan yang tiada obatnya
Dan terkutuklah para setan penggoda
Yang membuat manusia lupa akan tuhannya

Keingin tahuan ini membuat aku tak berdaya
Memaksa tuk berkelana ke dunia fana yang penuh fatamorgana
mencari bukti dan jawaban akan adanya surga dunia
nafsu menggeser waktu untuk berpikir
dan membentuk pemikiran “bahwa ini sudah takdir”
yang tak lain akan cepat berakhir

Setelah pemikiran bodoh menciptakan dosa
Aku bingung bagaimana cara menyikapinya
Yang sebelumnya ku ramal akan berbuah pengalaman
Malah membuat kekosongan hati, serta pikiran
dan tak lain kini ku mayat hidup yang menunggu bangkit
memohon ampun dari siksa, balasan, dan rasa sakit

SAJAK BUAT ILLAHKU

SAJAK BUAT ILLAHKU
Oleh Yaya Issa

Kau lah kerinduan
Disetiap hati dan debaran
Sedekat nafas dan kehidupan
Engkau pelita terang
Tempat setiap jiwa berpulang
Penuh penghambaan
kami mohon ampunan
menggantung setiap harapan dan kesesakan

Lewat sujud sujud panjang
Tertambatkan setiap hati dengan hati-Mu
Setiap do’a dengan telinga-Mu
Tersiram dosa dengan ampunanMu
Sirnalah gelisah dengan damai-Mu

Lewat pencobaan
Hujanlah deras kasih-Mu
Lewat ujian,
Terbukalah setap pintu Ilmu
Lapanglah sabar tenang di Qalbu
Hapus segala sembilu biru

Pada setiap firman
Aku mengenalMu
Terasa dekat bersamaMu
Sedekat sejuk dan salju

PALESTINE

PALESTINE
Oleh Yaya Issa


Sinar, sinar jatuh di pijakanku
Benderang sudah wajah yg tadinya temaram samar
Dibawah naungan tenda-tenda
Ku tahu mereka terluka
Wajah-wajah tak bisa menyembunyikan duka

Jemari-jemari kecil tak berdosa
Terancam nyawa karna si pendosa
Si tua tak lagi tenang menutup mata
Aduhai malang
Bernafas pun tak lagi lega

Kami tak tega menutup mata
Takut hati kehilangan
mujahid kecil yang bergembira
tertawa diantara ancaman rudal bahaya
bercanda dengan kematian
bermain dengan ajal

Sungguh dunia tak pernah aman
Sejak negeri yang tentram
Di pijak penghuni Naar Jahanam.

HARI HARI TERAKHIR

HARI HARI TERAKHIR
Oleh Robbyah Muhyi Dianty

setiap pertemuan
akan menumbuhkan suatu kebahagiaan
setiap perpisahan
akan menumbuhkan suatu kesedihan

Dalam suatu pertemuan
Pasti menuju dalam perpisahan
Dan kini b ukan lagi persoalan
yang patut kita sesalkan

Walau sulit
Menagan rasa sakit
Tetapi,
apa pula yang harus aku lakukan?

Seolah-olah
Aku melihat pohon rindang
Yang subur melayu pelan-pelan
Namun, aku tak kuasa mencegah semuanya

Waktu terus berputar
Sedetikpun tak pernah henti
Kini tak akan ada lagi
Mentari yang dulu selalu menyinari

MENGAPA

MENGAPA
Oleh Dina Rukmana

Pertanyaan datang dikala hati terbentang
Jawaban tak terkatakan disaat rasa itu datang
Beribu keraguan terbang bagai elang
Bergentayangan melayang-layang

Bernostalgia menepis rasa gundah
Harapan ingin melepas beban lelah
Namun nyatanya aku tak dapat mengalah
Rasa ini, membuatku terkapah

Tuhan perbaikilah ketidaktahuan yg kurasakan
Mencintainya selalu kudambakan
Mengapa? apa yg kurasakan
Tak ingin, tak mau, takkan

Mencari tak terbayangkan
Semuanya tolong ringankan
Penantian jiwa bisakan dan tegarkan
Aku masih tak tau apa yg ingin kulakukan

Untuk ketidakmengertian atas perasaanku
dan melepas dahaga batinku
Mengapa?

TERUNTUK KAMU

TERUNTUK KAMU
Oleh Roihatunnisa

Selamat malam kamu
Semoga mimpi indah datang ditidur nyenyakmu
Tahukah kamu
Dalam setiap bait sajakku itu tertulis untuk mu
Ya mungkin saja aku gila
Namun hanya dengan inilah aku menuliskan segala rasa ini
Ya hanya untuk kamu
Aku sadari kita tak akan bersama
Ya aku tahu
Kamu hanyalah ketidak mungkinan yang terus selalu aku semogakan
Kamu hanyalah ketidak mungkinan yang selalu aku nanti
Hanya bait ini
Dan hanya do'a ku dalam setiap sujud agar kelak kau fahami keberadaanku yang memilukan ini
Sajak ini kuperuntukan untukmu yang selalu kuselipkan dalam setiap sujudku

SOMETHING WHAT WE USED

SOMETHING WHAT WE USED
By Stephani Thalia

We ever figh so strict
The story what I feels I wanted to left
The walls that I want to build it again
I never want to destroy it anymore
I want to build it once again
Never I want to make it fall down again
Just forgive something what we used to

At the first gaze, we fight
We told about the stories that should be untold
I snap you and you snap me
And I just walk down the strairs and left you behind
I never think that you're so kind
You're so pretty when I realized

Your natural curly hair is so beautiful
Your gaze really sweet everytime I look at
The smile that I want to get
You always smeel good
Really I glad I know you
I don't want to miss this time

I'm not arrogant, I'm not pretty at all
I'm not smart enough to tell you
I'm regred to snap you before
Just want to get closer to you right now
Don't do something rude that we used to

We're rude, rough as stone
Red as flame to blame
I never see something best in your eyes before
Sometimes I tease you like you're a murder
Please forgive me
That something what we used to draw in our life paper

SINGLE FOREVER

SINGLE FOREVER
By Stephani Thalia

I know that I'm not pretty at all
I'm not the best at all
But I keep attempting to be the best
No one can understand what I've done
I've tried to collect all those glass that I break

I know that I'm not as smart as you think
Because I know that I'm only a stain
In every spot I've messed up
I know that my heart is going to broken
Because for someone's breaking
is my heart for
I just can attempt to be the person that I like

I hate when I saw my report book
I know that I never be so smart
All I do always to make stain
I must not be alarmed when in the future
I be the only one who is always single

I know that my future never as bright as I wanted
I know that everything that I hope
are all the thing that I will never hold
I don't understand what happened to myself
So now I always get these calamities

I know that I must be patient at all
I know that I'm full of weaknesses
Try to be perfect at all
But the reality doesn't say the same
I only can realized that
no one has got an ugly face as myself

MERAH

MERAH
Oleh Uswatun ni'/mah

Panas.
Tapi bukan tungku.
Menyengat.
Namun tak mematikan.

Warnanya merah.
Sedikit Meluap.
Telinga sedikit lebam jika meluap.

Kadang,sedikit aura hitam.
Merah,sangat menjengkelkan.

Ruam,lebam di hati.
Si merah menyendiri.
Meluap tanpa api.
Mendidih tanpa basa-basi.

Menjauhlah,merah datang.
Pergi,sebelum merah membakarmu.

Merah,panas bukan api.
Menyengat tanpa membunuh.

Senin, 17 November 2014

PANTUN

Jangan mengipas-ngipas arang
Kalau dikipas banyak baranya
Jangan memanas-manaskan orang
Kalau panas banyak maraknya

Kalau memagar rumpun bawang
Pagar dahulu lapis berlapis
Kalau mendengar pengaduan orang
Dengarkan dulu habis-habis

PANTUN

Kalau ranting sudah bertangkai
Janganlah dililit-lilit juga
Kalau berunding sudah selesai
Jangan diungkit-ungkit juga

Jangan patahkan atap mengkuang
Atap patah kumbangpun lalu
Jangan patahkan cakap orang
Cakap patah orangnya malu

PANTUN

Hari panas jangan ke laut
Kalau ke laut kapal tergalang
Hati panas jangan diturut
Kalau diturut akal pun hilang

Puisi - Balada Sang Pejuang

BALADA SANG PEJUANG
Oleh  Djoko Saherr

Tuhanku . . .
Peluru Pertama Telah Terdengar
Dan Meriam Menggelegar Di Tengah Kota Yang Papa

Aku Tersungkur Panggil Nama-Mu
Apa Yang Harus Kulakukan Saat Ini ?
Panji Pertempuran Telah Berkibar
Aku Tengadah Dengan Dada Penuh Dendam . . . !

Ketika Fajar Menjemput Pagi
Peluru Ini Harus Kembali Bergolak
Tuhanku . . .
Dengan Luka Kusebut Nama-Mu
Biarkan Aku Melangkah Maju
Biarkan Aku Menghantam Musuh-musuhku . . . !

Suara Dan Hatiku Telah Kubulatkan
Jiwa Dan Ragaku Telah Kukibaskan
Tak Ragu Aku Kan Maju
Semua Demi Negara
Nusa Dan Bangsa . . . !

Apakah Negeri Ini Harus Kalah Tanpa Nyawa Dan Darah ?
Sementara Korban Yang Jatuh Tak Berdaya
Semakin Iba Di Hadapan-Mu

Tuhanku . . .
Dengan Luka Kusebut Nama-Mu . . .
Biarkan Aku Melangkah Maju
Biarkan Aku Menghantam
Musuh-musuhku . . . !

Puisi Pilihan
Dalam Lomba
Baca Puisi Pemuda ‘85
Di Jakarta
Dari Kumpulan Sajak Tembaga ‘85
Karya Djoko Saherr

PANTUN

Kalau ada jarum yang patah
Jangan simpan dalam peti
Kalau ada kata yang salah
Jangan simpan dalam hati

PANTUN

Kalau keladi sudah ditanam
Janganlah lagi meminta talas
Kalau budi sudah ditanam
Janganlah lagi meminta balas

Puisi - Bosan

BOSAN
Oleh Pauz

Malam sepi
Malam sunyi
Sakit,
Takut,
Terulang kembali.
Bosan…
Kapan berakhir?

Bosan…
Menanti
Ingin Mati
Tapi takut,
Pada illahi

Kapan datang
Hidup kekal
Penuh penyesalan
Aku bosan…
Hidup tanpa harapan
Menunggu ajal
Seperti mayat terkapar

Mata merah
Tangan bergetar
Tubuh sakit
Nafas terpatah
Hilang arah
Hilang harap
Terulang kembali
Bosaaaaaaaan!!!!

Puisi - Sekarung Padi

SEKARUNG PADI
Oleh Naninig Dwi Lestar

Brawijaya university....
Awak menjemputmu dengan untahan duri dan Tsunami
Berdiri sendiri meraih mimpi yang terselubung tak pasti
Dengan apa awak memelukmu?
Apabila secuil emaspun takkumampu

Apabila tekad menguasai hati
Buntupun itu jalan, masih ada celah pencerah
Takutpun menjelma jadi peri
Setapak kaki menentukan arah

Bak terbang tanpa sayap
Duri nan Tsunamipun kulahap
Dengan sekarung tekat
Aku berangkat

Tiada emas, padipun jadi
Sekarung padi jadi teman sejati
Menemani awak menjemput brawijaya university
Dengan tulus hati nan nurani

Bak mimpi disiang hari
Kini awak sekarang disini
Berdiri disampingmu
Merangkul citaku
Tak nampak pula, siapa yang beremas maupun tak beremas
Semuapun akan berkilau emas Brawijaya university....

Puisi - Mahkamah Sesat

MAHKAMAH SESAT
Oleh Hary Tobing

Bergegas keluar,
dentuman perang telah menyebar,
pemimpin tersenyum lebar,
sesama daging saling membakar,

Hasutan mereka terus terhujat,
puncak tertinggi tujuan mereka memanjat,
bukan wakil, mereka bersaing sesat,
usai berjanji mereka terpilih selamat,

Janji mereka palsu,
hanya ada di benak semu,
kitab suci diatas tangan,
dua jari mereka bersumpah demi kemenangan,

Saling teriaki satu sama lain,
demi orang satu mari kudeta pemimpin,
sudah, jangan campur urusan mereka,
beri belati, saling bunuh mereka akan habis semua,

Puisi - Merajut Asa Untuk Gaza

MERAJUT ASA UNTUK GAZA
Oleh Imam Aris Sugianto.

Dentum peperangan mulai kembali menggembur Gaza
Zionis Israel mulai beraksi menghancurkan negeri Palestina
Rakyat sipil semakin menderita
Anak-anak kecil tanpa dosa menjadi korban kebrutalan Zionis Israel disana

Wahai saudara sedunia,
Mari kita bantu warga Gaza semampu kita
Ulurkan tangan untuk memberikan secerca harapan untuk mereka
Kepedulian ini akan sangat berarti untuknya

Mari panjatkan doa untuk saudara kita di jalur Gaza, Palestina
Mari kita merajut asa dan bersatu dalam doa untuk mendukung kemerdakaan Palestina
Satukan jiwa dan kekuatan untuk mewujudkan perdamaian di Gaza, Palestina
Wujudkan bumi palestina merdeka

Ya Allah,
Tabahkan jiwa seluruh warga Palestina dalam setiap cobaan disana
Sabarkan hati seluruh rakyat Gaza dalam menghadapinya
Berilah mereka kekuatan agar bisa bertahan disana
Sadarkan kaum Zionis Israel untuk menghentikan konfliknya
Buatlah Gaza merdeka dan aman seperti dulu kala
Jadikanlah negeri Palestina kembali makmur dan sentosa

Hilangkan tangisan sendu yang merana diantara mereka
Hidupkan kembali perdamaian di negeri Palestina
Bebaskan Palestina dari derita dunia
Bebaskan Gaza dari kekejaman perang dunia
Selamatkan negeri suci para Nabi itu dari kaum Israel Yahudi yang semena-mena
Selamatkan Gaza dari dukanya

Puisi - Juang Haru

JUANG HARU
Oleh Ahmad Mursyid (Uchi)

Tandas-tandus mengalir.
tandas ditengah bebatuan.
tandus lenyap semua.
saat air tak lagi ada.

Hingga akhirnya juang mendaki.
mengalahkan puncak tertinggi negri ini.
mahameru hanya setitik.
bisa dihitung dengan sejengkal jari.

Maka saat inilah yang dinanti.
saat pantun mulai berkata lagi.
berakit-rakit kehulu
berenang-renang kemudian.
kau telah berhasil.

Dan akhirnya saat tandas-tandus kembali bermuara.
air tak lagi tandas.
tandus tak lagi ada.
maka pada saat itu akhir perjuangan menghasilkan juang haru

Puisi - Doa Duha Sampai Purnama

DOA DUHA SAMPAI PURNAMA
Oleh Afdan Rojabi

Aku bukanlah pelabuhan utama cintamu
aku bukanlah seutas tali yang bisa mengikatmu
karna aku bukanlah seorang yang sempurna dimata mereka dan dirimu
serta aku bukanlah orang yang berlimpah harta dan tahta

Aku berdo'a dikala waktu duhha sampai malam purnama
sejak itu aku berkaca !
bukanlah salahmu tuk mencintaiku
tapi ini salahku yang tak bisa menjaga senja diwaktu luka

Aku bersandiwara membencimu supaya kau tak terluka
walau mataku tak bisa bisu tuk berbicara
aku lakukan semua supaya engkau bahagia
tapi bukanlah bersamaku yang hina
semoga engkau bahagia atas do'a ku dikala duhha sampai purnama

Puisi - Senandung Lirih

SENANDUNG LIRIH
Oleh Titin Arisanti

Kawan
Duduklah
Dengarkan senandung lirihku

Merapatlah kawan jangan terlalu jauh
karena ini adalah senandung lirih

Kawan
Senandung ini lirih bahkan terlalu lirih
apa kamu sanggup mendengarny

Bukan kawan
bukannya kamu tidak peka tapi memang senandung ini terlalu lirih

Kawan
Kenapa?
Kenapa kamu memicingkan matamu
bukan matamu kawan tapi aku butuh telingamu

Aku butuh telingamu untuk mendengarkan senandung lirihku

Kawan
Kenapa?
kenapa terukir senyum dibibirmu?
apakah senandung lirih ini membuatmu geli?

aku butuh bibirmu untuk senandung lirihku

Kawan
Kenapa?
kenapa justru tanganmu merangkul pundakku
apakah senandung lirih ini membuat jemarimu kuat

aku butuh tanganmu untuk menulis senandung lirihku

Kawan
kenapa?
bahkan sampai saat ini
saat semua telinga, mata, bibir Dan tanganmu menguatkanku
belum sempat terucap senandung lirihku

Terima kasih kawan
tak kau hiraukan senandung lirihku bukan karna kau tak ingin mendengarnya tapi karna tak kau butuhkan senandung lirihku tuk menguatkanku

Puisi - Aku Ingin Menjadi

AKU INGIN MENJADI...
Oleh Rainy Zikri

Aku Ingin Menjadi.....
Angin....
Yang dapat berhembus kemana pun aku mau berhembus
Aku dapat menghembuskan kesejukan jika kamu merasa kepanasan ....
Aku dapat meniupkan sepoiku ke raut wajahmu yang indah....
Aku akan meniup lembut telingamu... Agar kamu tau aku berada dekat disampingmu

Aku Ingin Menjadi......
Udara....
Yang selalu kamu hirup saat kamu bernafas....
Yang dapat membersihkan paru paru mu... Hati mu....jantung mu... Otak mu...

Agar kamu dapat hidup di dunia ini
Dan aku akan berada dalam darah mu yang beredar ke seluruh tubuh mu
Kamu akan rasakan aku ada dalam setiap tarikan nafasmu

Aku Ingin Menjadi...
Air....
Yang setiap kamu kegerahan akan membuat tubuhmu segar
Yang setiap kamu dahaga , akan menghilangkan kehausan mu
Kamu akan selalu mengingat kesegaran ku

Aku Ingin Menjadi.....
Matahari Pagi....
Yang saat kamu membuka jendela dan pintu, pancaran sinarnya akan menghangatkan mu
Kamu akan selalu merasakan kehangatan seakan dalam dekapan ku

Aku Ingin Menjadi....
Bulan di saat Malam....
Yang saat dunia mu gelap sinar ku akan menerangi nya
Keindahan sinarku akan selalu kamu ingat bagai penerang hatimu.....

Aku Ingin Menjadi....
Apa saja yang kamu suka....
Sehingga aku akan senantiasa bersama mu dengan apa yang kamu suka....

Aku Ingin Menjadi......
Pena....
Sehingga aku akan langsung membaca tulisan dan puisi indah mu
Menjadi syair syair yang romantis dan menyentuh kalbu
Menjadi lagu lagu cinta yang indah dan syahdu.....

Aku Ingin Menjadi...
Ingatan mu......
Sehingga kamu tak akan pernah lupa pada ku...
Cerita cerita ku...
Senyuman dan tawa ku....
Semua tentang aku dan kamu....
Persahabatan kita juga kisah kita.....
Kerinduan kita.......

Puisi - Hening

HENING
Oleh Siswoyo Rozak Prayoga

Keheningan ini membuat ku merasa tiada orang yang semenderita sepertiku
Di saat keramaian datang aku hanya bisa terdiam tanpa berkata seedikitpun
Apakah Aku tak pantas ada bersama mereka
Apakah Aku tak pantas berdampingan dengan mereka

Tapi Semua Perasaan itu sirna
Di kala kau datang menghampiriku
Di kala kau menghiburku
Kau Sahabat Sejati ku
Kau tak pernah meninggalkan ku
Di saat ku terpuruk akan ke adaanku

Sahabat kau selalu di hati

Puisi - Terimakasih Kawan

TERIMAKASIH KAWAN
Oleh Yuliana Nurgustiasih

Kawan..
Terima kasih tuk semua..
Selama ini , kau telah menemaniku..
.
Kawan..
Terima kasih untuk hari-hari indah yang telah kau berikan..
.
Kawan..
Kita telah lewati banyak hal bersama..
Canda, tawa , susah , senang , itu sering kita rasakan bersama..
.
Kawan..
Terimakasih telah mengerti dg semua sifatku..
Dan menerima semua kekuranganku.
.
Kawan..
Terimakasih kau selalu ada saat aku membutuhkan.
.
Jangan lupakan hal-hal yang telah kita lewati ,, walaupun itu hal yang sangat sepele bgimu..
Tapi itulah yang kan menjadi sebuah kenangan..

Puisi - Kisah Sahabat

KISAH SAHABAT
Oleh Ama Gusti Azis

Temukanlah arah kehidupan kita..
Yang selalu membuat kita bersama..
Ada suka dan duka diantara kita..
Tetapi jangan sampai kita melupakannya..

Embun pagi yang mengisahkan duka..
Ada cinta yang mengisahkan luka..
Ikatan kita selalu ada untuknya..
Cerminan hati meluapkan hatinya..

Kisah ini adalah sebuah anugerah tuhan..
Sahabat kini merupakan kenangan..
Jangan hanya mengikuti bayangan..
Kisah sahabat ini kita persembahkan..
Untukmu..

Wahai Sahabatku..

Puisi - Selamat Tinggal Kawan

SELAMAT TINGGAL KAWAN
Oleh Ama Gusti Azis

Kini sahabat tak ada lagi di bumi ini..
Yang biasa duduk di sampingku..
Tapi mengapa hanya ada anganmu..
Kau pergi mendahuluiku kawan..

Tangisan darah yang ku keluarkan saat itu..
Begitu banyak kenangan manis terselimuti..
Bermain, canda, tawa kita lalui bersama..
Tetapi mengapa kita berpisah sampai disini..

Kecelakaan yang telah kau lewati..
Degan tetesan darah berkeping-keping..
Hingga membuatku menangis akan kehilanganmu..
Mentari datang dan dibawa ke liang kubur
Dengan kesuciannya dan keindahannya..
Dia meninggalkan dunia ini..

Di taburkannya bunga ke dalamnya..
Suara adzan pun berkumandang di dalamnya..
Kayu kayu di pasangkan di sekitarnya..
Tanah pun menggelamkan ia..

Andaikan waktu itu aku bersamamu, aku pasti akan meninggalkan bumi ini pula..
Tapi Allah, berkehendak lain.

Puisi -Senja (Matahari)

SENJA (MATAHARI)
Oleh Kendra

Hei...apa kabar mentari...?
apakah hangatmu masih seperti dulu...?
apakah cahaya mu tlah mulai benderang...?
apakah kau sudah mulai tersenyum...?

Hei...mentari terima kasih
telah mencerahkan jalanku
untuk memulai hari ini

Hei...mentari
bagaimana hari ini
ceritakanlah hari yang telah kau lalui

Matahari terlihat tersenyum samar
kemudian hilang meninggalkan
jejak merah di langit senja

Dia pergi tanpa menjawab tanyaku....

Puisi - SOMETHING IN YOUR PERSONALITY

SOMETHING IN YOUR PERSONALITY
By  Stephani Thalia

Is there a lot of burden on your shoulders?
Does your heart pressured by your logical brain?
I feel something that control you so much
Something in your brain that makes your heart frozen

I don't know what it takes to you
But I keep moving, keep trying
To like and love you
Whoever you are
You just don't want to be close
You always keep a distance
But I know you're a warm person
Who always trying to give the distance to everyone

I want to love you just because I know
I always feel happy to talk to you
Not because of too much burden
I need to love you, really
Even though you're not so romantic
I need to like your personality to be with

I know what I've done to you
Remember how rough my head to you at first
But I'm regred because I do it to you
You're never be appropriate to be treated that way
You're adorable for me

Maybe you're the only one
Who is difficult for me to talk to
The most strict person
Who I've seen,
But I want to make your heart melted
I want to be the person who
Is the only one who can stole your
compliments
I've tried to attempt...

Puisi - Matahari itu Bisu

MATAHARI ITU BISU
Oleh Kendra

Hei...apa kabar mentari...?
Apakah hangatmu masih seperti dulu...?
Apakah cahaya mu tlah mulai benderang...?
Apakah kau sudah mulai tersenyum...?

Hei...mentari terima kasih
Lelah mencerahkan jalanku
Untuk memulai hari ini

Hei...mentari
Bagaimana hari ini
Ceritakanlah hari yang telah kau lalui

Matahari terlihat tersenyum samar
Kemudian hilang meninggalkan
Jejak merah di langit senja

Ia pergi tanpa menjawab tanyaku....

Puisi - Ketika Sahabat Menjadi Bangsat

KETIKA SAHABAT MENJADI BANGSAT
Oleh Syahririn Tuma Esa

Sahabat..
Tatkala semua akan Indah pada waktunya
Indah saat ketika sahabat mnyemangati
Memberi inspirasi
Selalu memberi ahaya di kegelapanku
Dan menenangkan ku dikala sedih

Tapi..
Sejenak cahaya gelap menghampiri
Menutupi semua kerindangan yang selalu di haturkannya
Menolak segala kegembiraan yang diberikan
Bahkan seperti api yang menyambar bergejolak kerusakan!

Sahabat?
Apakah sahabat?
dan ketika ia menjadi bangsat
Hanya karna terselip bunga yang megah
Berlari dan menjauh dari ku..
Hanya karna kemegahannya..
Dan aku hanya sperti kumpulan ny yg terbuang.

Puisi - Manusia Jalanan

MANUSIA JALANAN
Oleh Muhammad Zaini

Roda kendaraan bermesin keras menggilas aspal
kencang berderu tak jarang rapat tersendat
tangkas dan sigap disetiap tikungan tajam jalan
terik maupun berlumur air hujan tak dihiraukan

Ramah menyongsong pagi
riang menyambut siang
hangat memeluk senja

Memburu waktu sebelum matahari sembunyikan wajahnya
kalah atau menang menggapai nasib pertaruhkan nyawa
bukan suatu yang ganjil pulang tinggal sebuah nama
untuk berjihad mulia menafkahi keluarga

Puisi - Selembar Putih

SELEMBAR PUTIH
Oleh Hesty Indra W

Selembar putih yang kau bingkai
Di dinding rumah batinmu
Adalah lautan bergemuruh ombak
Tempat badai menempa nelayan
Menuntaskan segala tantangan

Selembar putih yang kau bingkai
Di dinding rumah batinmu
Adalah hutan hijau merayu jiwa
Tempat embun bermanja di ujung daun
Menebarkan kesejukan bagi jiwa yang gersang

Selembar putih yang kau bingkai
Di dinding rumah batinmu
Adalah medan pertempuran
Tempat api dan darah berlomba
Membahagiakan sang pembinasa

Selembar putih yang kau bingkai
Di dinding rumah batinmu
Adalah keluluhlantakan
Adalah sungging senyuman
Adalah kebebasan
Yang dapat kau maknai tanpa kata.

Puisi - Hidup

HIDUP
Oleh Tyas. H

Hidup itu KELAM
Terlalu liar tuk dijinakkan
Terlalu dingin tuk disentuh
Terlalu keras tuk dipatahkan
Dan terlalu geLap tuk dijamah

Arogan...
Buas...
Terjal...
Dan Hitam...

Yang cuma ada 2 kata...
Menyakiti atau disakiti,
Mengalah atau dikalahkan,
Tertawa atau menangis,
Berusaha melawan atau terdiam pasrah

Hidup bukanlah KEHARUSAN
Bukan kesempurnaan yg selalu dikejar
Juga bukan kesuksesan yg kerap dibicarakan
Dia hanyalah satu Masa yang akan dilewati

Dan tentang Hidup itu sendiri
Hanya butuh senyum sederhana
Tuk sekedar menunjukkan kepada semua
"BAHWA AKU BAHAGIA ADA DISINI...!!!

Puisi - Kehidupan

KEHIDUPAN
Oleh M Raja Pangestu

Ku bergulat melawan api
Api sempurna yg tiada tnding
Jikalau hidupku masih panjang
Kuingin bergulat melawan arang disana

Kulihat langit membelah cakrawala
Kicauan burung meneguhkanku
Dalam alunan keberanian
Ku akan melawan semuanya

Walau kadang rapuh
Hidupku harus berlanjut
Karna bilamana hidup adalah kesempatan
Ku takkan mau berkata tidak

Satu batu loncatan ku lewati
Satu rajutan kehidupan ku pelajari
Satu pertemuan takkan ku lupa
Karna Kehidupanku Adalah Kehidupanku

Puisi - Perjalanan Hidup

PERJALANAN HIDUP
Oleh Nicma Faneri

Ku berjalan ..
berjalan terus tanpa henti
Sekalipun kaki telah lelah ..
lelah untuk menapaki jalanan yang berduri

Harus aku terjang
Kerikil-kerikil tajam
Yang menghadang..
ku tak akan lelah berjalan

Aku hanya inshan tuhan..
Berjalan sendiri dalam kesunyian
Mencari apa yang ku cari
Mencari mimpi yang telah pergi

Aku memiliki mimpi
ingin ku Raih mimpi itu
Namun..
Mimpi itu terlalu tinggi.

Mampukah aku..
Sampaikah tanganku
untuk meraih mimpi itu..
Mungkinkah?..

Oh Tuhan..
Engkau sang maha penyayang
Tempat di mana aku meminta dan mencurahkan segala kepenatan..

Tunjukan arah yang benar
Agar ku dapatkan jalan
Untuk meraih mimpi dan masa depan yang cerah ..

Puisi - Butiran Kehidupan

BUTIRAN KEHIDUPAN
Oleh Ayu Andini Utami

Beranda hening menaburkan lamunan
Jarak yang menoleh hati terkikis sepi
Rindu dalam asa yang melambung menorehkan mimpi
Indah memang bak laksana lautan biru dengan berkas cahaya di atasnya
Sulit terasa nyayian hambar menggelora jiwa
Terjawab sudah dalam satu nuansa perisai cinta
Inilah kesabaran yang menggumam lara lewat tangisan doa
Batasan hidup yang ada melontarkan satu Tanya
Kapankah pengakhiran ini tiba seperti dalam ayatnya
Pengindahan nya akan datang tak disangka tak diduga
Air mata dalam balutan doa meyakini segalanya
Pantas tak pantaskah diri ini berdiri tegap dalam karunianya
Butiran hidup yang merekah lika-liku
Menyiratkan kenangan pembelajaran bearti
Tuhan ku yang Maha Agung
Lelah yang bersemayam lewat wajah telah sirna sudah
Untaian pena telah terukir dalam senyuman keharuan
Keabadian yang nyata membisu terlintasi keinginan
Dalam ratusan sabar dan satu keyakinan yang membuat tawa dihati
Jodohku akan segera datang menjemput di dunia masa depan

Puisi - Arti Hidup

ARTI HIDUP
Oleh Hiromi Elevenia Darmawan

Setiap insan yang bernyawa
Hanya singgah di alam sementara
Jarum jam terus berjalan
Tanpa peluit yang menghentikan

Langit biru
Tak jauh dari pandangan mata
Menghitam dengan sendirinya
Sebuah tanda keagunganNya

Jantung selalu berdetak
Tertidur maupun bernapas sesak
Tak akan pernah berhenti bergerak
Semua karena izin dariNya

Hidup ini
Terlalu singkat jika salah menjalani
Memikirkan hal yang terus membebani
Melakukan sesuatu yang tak perlu tuk didalami

Nafas ini
Menguatkan raga sejak dini
Tak akan bisa dengan sendiri
Tanpa kuasa Sang Ilahi Rabbi

Sudahkah
Kita menghitung nikmat yang tak terhitung banyaknya?
Sadarkah
Kita hanyalah makhluk yang diciptakan untuk mengabdi kepadaNya?

Dengan uang kita bisa membeli segalanya
Menikmati keinginan beraneka warna
Padahal akan dipertanggung jawabkan semua
Tanpa berbagi tak akan ada gunanya

Kematian
Akan mengejar setiap insan
Tak terkecuali semua utusan
Yang dibutuhkan hanyalah amal kebaikan

Kalam Illahi Rabbi
Sahabat sejati untuk kita melangkah
Semua takkan berarti
Tanpa ampunan dan ridhoNya

Puisi - Inilah Hidupku

INILAH HIDUPKU
Oleh Nurul Aulia

Aku inilah aku dengan sejuta kekurangan ku ..
Dengan jalan Hidup yang di penuhi tantangan dan rintangan ..
Menyusuri Dunia dengan kehidupan ku
Suka Dan Duka Ku lewati di Hidupku

Tuhan ....
Betapa Indah nya Kuasa mu
Kau memberikan banyak arti
Di kehidupan ku

Aku .. Ini lah dengan kehidupan
Kehidupan yang kadang
melelahkan .
Tapi itu semua harus aku jalani
Dengan penuh rasa syukur
Karena itu semua adalah jalan
Kehidupan ku ...

Puisi - Aku Adalah Aku

AKU ADALAH AKU
Oleh Ad Deen

Aku adalh Aku.
Aku bukan dia..mahu pn kamu..
Anganku..mimpiku..citaku..
Prjalanan arah tuju hidup ku.

Aku adalh aku.
Cintaku..kasihku..rinduku..
Milik masa lalu..akan hilang ikut waktu..
Untuk apa difikir..untuk apa ditungu.

Aku brdiri..pada pohon pendirian yg kukuh..
Aku brpaut..diatas dahan perinsip yg utuh..
Aku brjalan tnpa bekas luka hati yg luluh..
Aku brlari mgejar masa..walau malam hampir brlabuh.

Sifat ku bukan brmegah..aku orang yg merendah..
Sifat ku suka mgalah..bukn brerti aku orang yg kalah..
Untuk apa aku brdebat..mahu pun berhujah..
Maafkn..jika sgala prsoalan aku yg brsalah.

Biar jalan hidup ku samar..aku tidak peduli..
Biar brtabur sejuta onar penuh brduri..
Langkh brpadu..azam brsatu hajatku dihati..
Sgala impian prjuangan..aku turuti.

Walau ku dicaci..shinga dikeji..
Aku tetap teguh diatas jalan yg pasti..
Walau ku sendiri..jalani prjalanan hidup sunyi..
Aku yakin itulh jalan yg hakiki.

Kenangan hidup ku smalam biarkn brlalu..
Untuk apa dingat..untuk apa ditungu..
Ku meniti hari..ku meyusur waktu..
Aku tidak lelah..mahu pun pasrah..
Jalan ku satu..biar pun brliku..
Kerana Aku adalh Aku.

Puisi - Perbedaan

PERBEDAAN
Oleh Pipit f

Diantara dua manusia
Pasti ada pebedaan
Jika kita sabar...
Perbedaan bukanlah kelemahan
Tepi kelebihan untuk memahami
Perbedaan tercipta
karena...
Rasa ingin melengkapi
Sehingga tertutup segala kelemahan
Beda bukan berarti jauh
karena...
Beda bukanlah jurang
Tapi...
Jembatan untuk menyatukan kita
Waktu..
Tidak akan membuat semuanya
SAMA...
Tapi hanya memberikan pilihan
Dan pilihan yang akan...
Menentukan jawaban
Bayangkanlah...
Jika kita bisa menyatukan perbedaan
Dan saling mengerti
Jangan pernah...
Terlintas apa yang dapat kita berikan
Tapi...
Apa yang dapat perbedaan
Berikan pada kita

Puisi - Waktu

WAKTU
Oleh Elza Haya

Detik-detik ....
menit-menit..
terus berjalan...
tak kan ada manusia yang bisa menghentikannya..

Walau jam tak berdetak..
namu bumi akan selalu mengelilingi bulan dan matahari...
wktu terus berjalan...

Tak kan bisa kembali ke masa lalu...
walau dikata ada mesin waktu...
waktu terus berjalan..
inilah waktu yang tak pernah berhenti..

Waktu akan selalu ada..
waktu bagaikan sebuah emas...
sangat berharga...
itu lah dia waktu yang sedang kita jalani

Puisi - Tawon dan Batang Kering

TAWON DAN BATANG KERING
Oleh Widiatmoko


Candamu adalah cerianya wajahmu
Yang engkau tampakkan dengan hijaunya rimbunan dan kokohnya batangmu
Ceriamu adalah cermin tulusnya jiwamu
Yang engkau dermakan dengan manisnya buahmu tanpa alpa

Tulusnya jiwamu adalah pesona lautan hatimu yang tak bertepi
Yang engkau hembuskan dengan segarnya udaramu melalui jemari yang melambai
Rimbunanmu bukanlah tahta sang raja
Kekokohanmu bukanlah raja dalam tahta
Kesegaranmu bukanlah sabda

Engkau kukenang karena jiwamu
Engkau kusayang karena pesona hatimu
Kini kau kusemayamkan dalam kesunyian nan pilu
Kalaulah aku engkau
Aku 'kan bersemayam jua
Namun bukan jasadku
Tapi jiwaku

Sengat pun aku punya
Ia senjata di saat aku tersiksa
Bukan aku ‘tuk menyiksa
Ia bukanlah bisa yang memangsa

Mulut pun aku ada
Ia penghias dan pencerna
Bukan aku ‘tuk berdusta dan ingkar kata
Ia pun bukan bisa yang memangsa

Bukankah engkau pun tahu
Jasadku bukan apa-apa
Ia hanyalah topeng bersayap yang kutampakkan saat aku terbang
Tanpamu aku tak pernah menghampiri sang batang
Rumah di saat aku dalam lengang

Semasa engkau rindang karna hujan
Aku pun terasa dingin dengan selimut sayap tipisku
Semasa engkau layu karna ronamu yang haru
Aku hanya diam membisu

Menunggu
Bersimpuh
Luluh di hadapan penciptamu

Puisi - INTERSECTION

INTERSECTION
Oleh Lindri Linggar

Malam merayap naik diiringi hawa dingin membisik tubuh...
Matahari turun dari singgahsananya...
Pedagang-pedagang kecil disepanjang jalan bergegas menutup lapak...
Ibu-ibu meneriaki anaknya dari dalam rumah...
Bulan mulai menggantung ditempatnya...
Jalanan sepi sudah...
Diujung terlihat persimpangan yang dihiasi sebuah tiang kayu reot dengan lampu neon lima belas watt menggantung...
Tidak nampak apa-apa dipersimpangan itu...
Gelap, kau tidak akan tau ada kejutan apa yang disiapkan di persimpangan itu...
Bukankah hidup manusia seperti itu?
Berada disebuah jalan dengan persimpangan diujungnya...
Gelap, tak nampak apapun,,,
Kau harus pandai betul menngunakan intuisimu supaya kau memilih jalan yang benar,

Puisi - Aku Hanya Satu

AKU HANYA SATU
Oleh Kevin Fajar

Terbangun dalam satu surya
Bangkit dari tempat tidurku
Berdiri tegak di depan kaca
Menatap wajah yang gelap
Ku bergegas pergi mandi
Membasuh raga merawat jiwa
Menyikat gigi agar bersih
Tersenyum senang yang tak pudar

Pergi belajar menjujung ilmu
Menulis pesan dari guru
Menyambut nilai yang memuaskan
Menyapa teman yang sedang sedih
Berdoa pada Tuhan Esa
Yang membantuku di jalanku
Membaca lagi pelajaranku
Aku gunakan untuk masa depanku

Aku hanya satu
Tak ada yang sepertiku
Kebiasaan boleh sama
Asal hidup berbeda-beda
Jumpa wajah lambai tangan
Lepaskanlah raut burukmu
Tangkaplah kegembiraanmu
Tersenyumlah untuk masa depan

Puisi - Usang

USANG
Oleh Kevin Fajar

Melewati badai gurun
Menembus ombak gersang
Melawan hasrat tabu
Menunggu air mata turun

Derasnya hujan membuatmu teringat
Seseorang yang kau rindukan
Yang menghilang tanpa jejak
Yang membuang rasa kepedulianmu
Wahai temanku, lupakanlah semua janjinya
Bolehkah aku mengusap air matamu?
Untuk menutup pagar kerinduanmu
Hembuslah dia menuju awan-awan

Cukup sudah kau baca masa lalumu
Dia tidak mau memeluk sedihmu
Biarkan cinta itu datang sendiri
Cinta baru, sinar hitam berlalu

Puisi - COURAGE TO SPEAK

COURAGE TO SPEAK
By Stephani Thalia

I've tried to be brave
Have courage to said that I was wrong
It's like I let my body without any clothes at first
Maybe it sounds like I kill myselft
It sounds too hard for me at the first time

Just said what happened
I told the truth, encourage my heart
To speak about that
Even though I know everyone will tease me
She will to run around me
But if I making mistakes
I always must have the courage to admit

Because if I making mistakes
And I never admit it, my fault is increased
Don't you think anything too hard
You can see many peoples
In the law, when they can be able
To say the truth,
Those pains, those punishments will be reduced

And the most important is
You can be able to learn
From all your mistakes
add them as experiences to learn
From all your mistakes that you used to
If you're honest, your heart will be calm
Because there's nothing to be hide

You will not burdened with your guilt
That makes you won't be able to sleep
Your heart will feel free,
You can learn from it
You can change the future
but you can't change the past
Just keep learning on from those

Puisi - Hembusan Angin Surga

HEMBUSAN ANGIN SURGA
Oleh Satya Zulfiqar Ipnu

Masih terngiyang suara merdu itu

Diantara detak jantung dan sunyinya lamunan malam
Diantara kerinduan dan bujukan cinta

Timbul tenggelam rasa duka dan cita
Mengalir pada arus yang sama
Sehingga sulit buatku untuk membedakannya

Semerbak wangi terbawa ke angkasa

Menghiasi cakrawala dan alam semesta
Melengkapi indahnya langit hingga terwujud dalam sebuah Aurora

Mengharap aku mampu menggapainya

Menggapai nirwana yang tegak berdiri diatas pusara masa
Terpaku aku berdiri diantara ilalang yang membentang

Terasa hembusan angin sejuk merasuk jiwa
Seolah berkata padaku dengan suara mesra

Ya inilah angin surga
Yang di hembuskan pada setiap manusia yang terluka dan berduka
Sayang manusia tak mampu merasakannya

Perih dan Getir menjadi halangan baginya
Butuh sebuah kebesaran jiwa untuk merasakan
Apa yang dinamakan Hembusan angin surga

Puisi - Noda Hitam

NODA HITAM
Oleh Eman

Noda hitam ku
noda ayah,ibu.
Noda hitam ku
noda keluarga.

Setitik noda hitam kini terlihat.
Titik nya mengusik orang orang terkasih.

Setitik noda hitam ku
hadirnya tak diinginkan.
Setitik noda hitam ku
menjadi beban.

Ibu, ayah maafkan aku
setitik noda hitam ku mengotori keluarga.
Setitik noda hitam ku merenggut kebahagiaan kaliaan.

Jemari ku yang lupa akan belai kasih.
Langkah kaki ku yang lupa akan jalan kebaikan.

Dua tahun kini lamanya ku terpenjara,
Meski bukan jeruji besi yang mengurung atas do'sa do'sa.
Tapi ku terpenjara rindu atas perbuatan.

Di ujung jalan, sorang anak mencari tempat mengadu.

Puisi - Orang Tuaku

ORANG TUAKU
Oleh Ikaratnasih

Seiring hadirnya pagi aku tersadar
Bahwa waktu terus berlalu
Apa yang telah ku lakukan
Apa yang telah ku persembahkan
Untukmu orangtuaku

Maaf jika aku mengecewakanmu
Maaf jika aku belum bisa
Memenuhi harapanmu,
Membahagiakanmu dan
Maaf jika aku membuatmu  bersedih

Terimakasih.....
Kalian telah menjagaku
Kalian telah membimbingku
Kalian telah menyayangiku

Aku menyayangimu
Teruslah menjadi inspirasi,
Teruslah menjadi semangat dan
Teruslah menjadi yang terbaik
Untuk putra-putrimu

Puisi - Ayah Bunda

AYAH BUNDA
Oleh Aprie Yulia

Ayah,Bunda,,,,
Dengan sabar merawatku
Hingga aku menjadi tumbuh besar dan sehat
Hingga aku mengerti akan sebuah kehidupan

Ayah,Bunda,,,,
Begitu banyak kata kau ucapkan
Begitu besar cinta telah kau berikan
Dan begitu besar pula kasih sayang telah kau curahkan hanya untuk anakmu ini

Ayah,Bunda,,,,
Kau ajarkan aku tentang kebajikkan
Kau tunjukkan aku tentang arti cinta
Kau jelaskan aku berupa makna kehidupan
Dan kau juga yang telah ajarkan semua itu dengan sungguh penuh kasih

Ayah,Bunda,,,,
Betapa mulianya hatimu
Kau ajarkan semuanya dengan  tanpa mengenal lelah
Kau korbankan itu hanya demi  anakmu
Kau juga banting tulang hanya demi anakmu

Ayah,Bunda,,,,
Kini aku tidak tahu harus bagaimana,namun,,,,
Kini aku berjanji akan membalas atas semua kerja kerasmu
Dengan setulus hati aku akan menjagamu selalu
Semoga Tuhan membalas semua kebaikanmu
Terima kasih ku ucapkan untukmu Ayah Bunda tercinta ku
LOVE YOU'R FATHER AND MOTHER

Puisi - Hengkang

HENGKANG
Oleh Fajar Utama

Hengkang
Warasku telah hilang
Terbang melayang ke awang-awang
Ku pergi karena menyimpang

Perih
Bilur di hati, batin merintih
Luka di diri, raga tertatih
Merah bagai mengunyah sirih

Hengkang
Rumah baru rumput ilalang
Luntang-lantung tubuh telanjang
Kurang makan kering kerontang

Geram
Wajah keriput memerah padam
Hatinya gusar menaruh dendam
Bak sayur kebanyakan garam

Hengkang
Anak tercinta semata wayang
Kecil dimanja, kecil ditimang
Besar durhaka jadi Malin Kundang

Bapak
Ibu
Maafkan anakmu ini
Anakmu bukan anak bawang
Anak fajar cahaya gemilang
Tapi sayang akalnya tak pernah gamblang

Puisi - Untukmu Ibu

UNTUKMU IBU
Oleh Harfid Debby Sagita

Baru ku sadari
Bagimana peran seorang ibu terhadap ku
Baru ku tau Begitu beratnya seorang ibu
Untuk mendidik anak yang disayanginya
Dimalam yang sunyi ini ku terdiam
Merenungi betapa besar
Dosaku kepada mu ibu
Ku sering membantah perkataanmu,
Melawan perintahmu dan ku sering marah denganmu
Ibu maafkanlah anakmu yang penuh dosa ini
Aku berjanji padamu
Ku akan menuruti semua Kemauanmu, Perintahmu
Dan ku akan berjanji padamu
Ku tak akan pernah mengulangi semua
Yang telah ku lakukan pada mu ibu
Ibu kamu wanita terhebat sepanjang masa
Kamu wanita terindah didunia ini
Ku sayang ibu, ku rindu pelukan ibu
Tak ada satupun orang yang bisa menggantikan seorang ibu

I will always love you mom

Puisi - Ibu

IBU
Oleh Amirul Nur Hamid

Oh ibu...
Terimakasih atas perhatianmu..
Terimakasih atas segala yang kau ajarkan dalam hidupku..
Terimakasih kau Telah mengenalkan Sang Pencipta kepadaku..
Kepada kami, anak-anakmu...

Ibu....
Jika ku hitung satu demi satu..
Sampai aku menua..
Sampai rambut ini memutih..
Mungkin aku tak bisa, atau bahkan tak sanggup...
Menghitung budi baikmu terhadapku..
Menghitung semua yang telah kau berikan kepadaku...

Ibu..
Aku Cuma bisa berkata..
“terimakasih ibu, terimakasih untukmu wahai malaikat penjagaku...
Dan semoga aku bisa menjadi anak yang membanggakanmu...
Mebahagiakanmu....
Membahaiakan dunia dan akhiratmu.....
Amin.. Amin...

Puisi - Renungan Malam

RENUNGAN MALAM
Oleh GedeSunie

Jangan bilang siapa-siapa sebenarnya aku punya ibu..
Ibuku adalah pemulung di emperan toko,kais sampah tuk sebutir beras..
Ibuku adalah seorang pemahat hebat,yg bisa memahat langit berwajah aku..
Ibuku adalah penasihat bijak yg selalu kan nasihati aku sejak dunia kenalkan diri..
Ibuku adalah bodyguard yang jaga aku dari musuh-musuhku..
Ibuku adalah seorang pemAaf meski aku tusukan pedang ke jantungnya..
Ibuku adalah pembohong ulung saat dia tak baik sikon..
Ibuku adalah sahabat terbaik saat dunia kecewakan aku..
Ibuku tak segan cabut nyawa orang tuk beri kenyang perut aku..
Ibuku adalah pengingat waktu saat aku telah lupa jaman..
Ibuku adalah orang yang sungguh sangat benar sekali terima kekurangan aku apa adanya..
Ibuku adalah sang mentari nan bersinar terang sinari bumi,yg walau malam tetap kan terjaga memberi sinar lewat sang bulan..
Maka saat samodra bermahkota senja..
Dan satelit bumi bersama kawan-kawannya kembali ke tempat sift jaga.
Aku kini kerjaku adalah bertanya,apa yang telah ku berikan pada ibuku ???

Puisi - Ibuku

IBUKU
Oleh Wana Haryani

Ibu....
Sungguh besar pengorbananmu
demi lahirnya aku ke dunia ini
kau sabar mengandungku sembilan bulan lamanya
hingga kau rela bertaruh nyawamu demi melahirkanku

Ibu.....
Kaulah pahlawan yang paling berjasa dalam hidupku
kau bersabar dan terus bersabar demiku
kau merawatku sedari aku kecil sampai sekarang aku besar
kau selalu menasehatiku agar aku menjadi anak yang baik

Ibu....
kau selalu mengajarkanku bagaimana hidup mandiri
kau mengajarkanku untuk menjadi orang yang jujur dan bertanggung jawab
kau tak pernah lupa untuk mengingatkanku semua itu

Terimakasih Ibu....
Kau telah mengorbankan seluruh jiwa dan ragamu
kau rela meluangkan waktumu demi bersamaku
dan kau juga selalu membimbingku dalam segala hal.....

I LOVE YOU IBU....
AKU SAYANG KAMU SELAMANYA

Puisi - Jikia Dia Telah Tiada

JIKA DIA TELAH TIADA
Oleh Neng Nina Kurniawati

Wahai sang kholiq
Lewat angin malam yang merdu
Kau kirimkan sosok malaikat untuku
Malaikat kecil yang ada di bumi ini

Dia yang memperkenalkan aku arti kehidupan
Dialah yang menerangiku dalam kegelapan
Dan dia sering ku panggil IBU..

Iyaa.. dialah ibu yang melahirkanku
Dialah ibu yang merawat dan mendidiku
Dialah ibu yang selalu menemaniku
Menemani perjuangan hidupku

Namun seiring berjalannya waktu
Akankah dia selalu ada menemaniku ?
Akankah masih ada yang rela berkorban untukku ?
Akankah masih ada yang selalu meneteskan air mata saat mendoakanku ?
Akankah masih ada yang selalu menyambutku ketika ku pulang menuntut ilmu ?

jika dia telah tiada
jika jiwa tak lagi di raganya
hanya tersisa kamar kosong tiada penghuninya
hanya tersisa helaian kain yang tergantung di lemarinya
dan hanya tersisa kenangan suara yang terucap dari bibirnya
dan kini tinggalah aku sendiri
di temani hari hari yang sunyi..

Puisi - Ada Aku Disini

ADA AKU DI SINI
Oleh Itsnaani Rhamadanty

Ku pandangi wajah tua itu dengan seksama
Kulitnya yang mulai keriput dengan rambut yang mulai memutih
Raganya yang melemah membuatnya semakin tak berdaya
Ku lihat senyumnya, seakan melukiskan
Betapa letih ia menjalani hidup....
Bunda...
Masih mampukah kau berjalan bersamaku ??
Masih sanggupkah kau menopang bebanmu ??
Masih sempatkah esok ku bahagiakanmu ??
Masih bersinarkah cahaya bintang di matamu ??
Masih kuatkah dirimu berdiri di antara hempasan ombak ??
Masih bisakah kau melihatku sampai hembusan nafas terakhirku ??
Masih adakah pelangi yang mewarnai hariimu ??
Bunda...
Aku ada di sini & akan tetap di sini bersamamu
Genggam tanganku, raih ragaku
Kan ku ajak kau mengelilingi dunia bersamaku
Jangan takut, jangan pula bersedih......
Bagaimanapun keadaanmu aku akan slalu di sampingmu
Bertahanlah Bunda walau ku tahu dia yang kau cinta
Telah lama pergi meniggalkanmu sendiri
Tapi itulah bukti betapa tangguhnya dirimu
Yang tetap berdiri tegar pada dunia....

Puisi - Tangisan Hati Bunda

TANGISAN HATI BUNDA
Oleh Aprilia Eka Widiana

Bunda,
setiap hari selalu kau beriku kasih sayang
Tak pernah henti memberiku kebaikan
Selalu kau tanamkan rasa cintamu untukku
Tak pernah letih membimbingku

Bunda,
Disetiap senyummu kau sembunyikan rasa letih yang mendera mu
Disetiap do'a mu,kau tanamkan harapan untukku
Disetiap nafasmu,kau akan selalu menyayangiku

Tuhan,
Berikanlah yang terbaik untuk bunda
Berikanlah rahmatmu pada bunda
Berikanlah rizki karuniamu pada bunda

Terima Kasih bunda kau sudah menjadi pelitaku
Jasamu takkan ku lupakan
Sekarang,mungkin aku belum bisa membahagiakanmu
Tetapi,kemudian hari pasti aku dapat membahagiakanmu

Puisi - Rindu Ayah Ibu

RINDU AYAH IBU
Oleh Yuni

Ayah...
Ibu...
Sudah lama kita tak bertemu
Sudah lama kita tak bersama

Ayah..
Ibu..
Ku ingin memeluk kalian
Ku ingin mencium kalian
Sebagai tanda aku sayang kalian

Ayah..
Ibu..
Ku merindukan canda tawa kalian
Ku merindukan nasihat kalian

Ayah..
Ibu..
Mengapa kita harus berpisah seperti ini
Mengapa jarak dan waktu selalu memisahkan kita

Suatu saat kita pasti bertemu. I love you mamah , i love you ayah

Senin, 03 November 2014

Cerpen - Saat Misteri terungkap

Untuk kesekian kalinya, lagu berjudul “Waktu” karya Bondan Prakoso itu terdengar khas tepat di sebelah kamar kos ku. Entah apa yang membuat yudi, begitu panggilan pemilik kamar sebelah sangat menyukai lagu itu.
Jam di kamar menunjukkan 06.30 pagi, itu artinya aku harus segera bersiap sebelum ketinggalan bus kota yang akan mengantarku sampai ke gerbang kampus.
Namaku Putra Aldiansyah, kawan-kawan di kampus memanggilku putra. Aku kuliah pada salah satu perguruan tinggi di ibukota Negara dan memilih untuk mengabdi di jurusan bahasa dan sastra. Eits, jangan tanyakan kenapa ku kuliah di jurusan ini.
Di kampus, aku termasuk mahasiswa yang paling sering mendapatkan beasiswa prestasi. Begitu juga Yudi, rekan sebelah kamarku yang juga sering mendapatkan hal yang serupa. Kami berdua berasal dari satu daerah yang sama, provinsi di ujung Sumatera. Meski dulu tidak pernah saling kenal namun test SPMB sebelum masuk kesini telah merubah segalanya. Aku jadi begitu dekat dengannya.
Satu hal yang tak pernah ku ketahui tentang Yudi selama ini adalah tentang keluarganya. Dia sangat tertutup dengan semua ini. Bahkan dia mengancam jika aku memaksanya “kau boleh tau apa saja tentangku, tapi tidak untuk ini kawan… jelas!!!” gertaknya.
Di kampus, orang tak banyak yang mengenal Yudi. Maklum saja, saat saat di kampus lebih banyak dihabiskannya di pustaka ketimbang nongkrong di kantin seperti kebiasaanku selama ini. Sifat tertutup yudi ini membuat aku dan kawan kawan satu angkatan heran dan tak jarang kebanyakan dari mereka menanyakan kepadaku perihal Yudi karena mereka rata-rata tahu kalau aku dan Yudi berada dalam kompleks kos yang sama.
“eh put, ada apa dengan kawanmu itu?” celoteh Eka pada ku suatu ketika. “aku juga tidak tahu” jawabku singkat.

Kegiatan sepulang kuliah, langkah ini lebih terbiasa singgah di warnet dekat kampus. Banyak hal yang biasa ku lakukan disini, ya salah satunya berekspresi suka suka lewat jejaring sosial seperti facebook.
“sore kak” sapa sok akrab ku pada penjaga warung dunia maya itu. “Sore juga put” balasnya singkat seakan tak peduli dengan kehadiranku. Wajar, pekerjaan seperti yang dilakoninya itu memang butuh konsentrasi yang cukup dan terkadang juga sangat membosankan hingga membuat keramahannya pada konsumen berkurang apa lagi sudah jam segini, pikirku dalam hati.
Sekilas warnet ini memang agak sederhana daripada yang lain di luar sana, dengan mengandalkan 11 unit PC dan beberapa kipas angin gantung menambah analogi orang orang yang mungkin baru masuk merasa tidak nyaman. Lain halnya bagiku yang memfavoritkan tempat ini sebagai kampus kedua, maklum sedikit menghemat biaya.
Jauh disudut ruangan yang terpisah dengan bagian komputer lain, disitu tempat ku, maksudnya aku suka internetan lewat computer itu. Selain dekat dengan kipas angin, lokasi ini juga membuat ku merasa lebih bebas, jangan berfikir macam-macam dulu. Bebas disini dalam artian tidak ada yang lalu lalang. Jadi lebih nyaman untuk bersantai.
Selain berfacebook ria, aku juga punya kegiatan lain di dunia maya. Ya, salah satunya membuka web web yang ada hubungannya dengan cerita kehidupan. Sampai tiba-tiba mata ini tertarik untuk membuka sebuah judul cerita yang diberi label kau bukan ayahku. Aku semakin penasaran, sedikit demi sedikit kubaca dan kudalami cerita itu. Sadis… kata pertama yang kulontarkan meski cerita tersebut belum habis terbaca.
Cerita yang berlatar belakang sebuah keluarga kaya yang hidupnya sengsara. Seorang anak, tokoh dalam cerita yang ternyata durhaka dan membunuh ayahnya sendiri. Bermula ketika dia (sang anak) mendapati ayahnya sedang mabuk-mabukan bersama beberapa wanita di dalam rumah, sementara di lain sisi ibunya sedang berada di luar negeri untuk bekerja sebagai TKI. Hidup dengan biaya kerja keras dari ibu menjadi tolak ukurnya sehingga dia mengambil jalan pintas untuk membunuh sang ayah. Begitu kira kira ringkasan cerita yang ku simpulkan.
Yang menarik dan membuatku semakin penasaran adalah kata kata terakhir dari sang penulis yang mengatakan bahwa ini kisah nyata yang dia alami sendiri dan dialah sang anak tersebut. Aku membunuh dan aku durhaka, tapi ini semua untuk ibuku begitu tulisan tambahan kata kata tersebut.
Kisah tersebut membuat ku terkesima dan seakan menghipnotis anganku hingga hari ini, tanggal 17 maret 2007, 6 bulan setelah hari saat ku menemukan dan membaca cerita tersebut. Bayangkan, rentang 6 bulan ini hidupku seperti seorang detektif yang tak punya tuannya, ya waktu ku lebih banyak kuhabiskan untuk mencari tahu siapakah penulis kisah yang katanya nyata tersebut. Dari bantuan mbah google sampai bertatap muka langsung dengan pemilik situs tempat cerita itu dimuat. Banyak sih informasi yang kudapat namun sang objek yang dicari belum juga terdeteksi sosoknya.
Suatu ketika…
“put” terdengar seperti ada yang memanggil ku diluar. “eh kamu yud, ada apa? tumben belum tidur jam segini?.” “hmm…” jawabnya singkat lalu masuk dan tanpa basa basi langsung duduk di lantai. “put…!?” “iya” jawabku sembrono seakan tak peduli dengan kehadiran Yudi.
“hmm… kita keluar yuk!” “hah… gak salah denger apa? uda jam berapa ini?” “ahh… bosan sekali aku” jawab Yudi. Sepintas raut wajahnya terlihat sangat muram. “ada apa ya?” tanyaku dalam hati sembari memakai jaket dan mengiyakan kemauannya itu.
Kami berjalan kaki menyusuri jalan setapak, jam di tangan menunjukkan 01.46 wib, hening sekali. Sampai kami berhenti di suatu tempat, di atas jembatan layang, Yudi membuka suaranya.
“mungkin kedepan kita tidak akan bersama lagi seperti ini put” kalimat pertama yang keluar dari mulutnya. “hah, maksud kamu apa sob?.” Tanpa menggubris pertanyaanku dia terus melanjutkan pembicaraannya. “aku tahu, sejak pertama kita kenal kamu selalu penasaran dengan tingkah dan ulah aku ini. Bukan aku sok misterius, bukan aku tak menganggap kamu ada, bukan… asal kamu tau ya put, ini semua semu, ini semua bukan aku yang sebenarnya” dia terus melanjutkan pembicaraannya sementara aku hanya tercengang bagai si bocah yang sedang mendengarkan dongeng ibunya. “maafkan aku kalo emang kamu anggap aku seperti itu” “Ta…tapi Yud” ku coba memotong. “sudah, aku tahu kok put, aku mengenalmu put. Yang jelas malam ini aku ingin kamu tahu semuanya, semua tentang aku karena sangat erat kaitannya dengan rasa penasaranmu selama ini” “maksud mu???” “sudah lupa ya sama kisah yang kamu ceritakan padaku itu?” “eum… iya nggak lah, trus hubungannya apa?” aku balik bertanya. “ini untukmu” perintah Yudi sambil menyerahkan sepucuk surat kepadaku. “bukalah surat ini suatu saat nanti” pesannya. “aneh kamu Yud” sembari menyimpan surat itu. Namun belum sempat semua itu kulakukan, aku telah dikejutkan oleh Yudi yang secepat kilat berlari dan melompat dari jembatan. Aku panik, dan berniat minta tolong. Tapi sayang, Yudi telah jauh terseret arus dan tak mungkin terselamatkan lagi
beberapa bulan kemudian…
ASSALAMU’ALAIKUM…
Sahabatku, putra…
Saat kau baca surat ini mungkin jasadku telah tiada, aku telah berada jauh disana ditemani malaikat-malaikat surga.
Sobat, masih ingat dengan kisah yang pernah kau ceritakan itu? Jawab saja masih, karena aku yakin kau takkan pernah melupakannya.
Itu kisah aku sob, kisah keluargaku, kisah pengkhianatan seorang anak yang tega menghabisi nyawa ayahnya. Sedangkan penulis itu, kau tahu? Penulis itulah sang pembunuh dan dia itu adik kandungku sendiri. Dia pun kini telah tiada, jangan pernah kau carikan lagi. Karena nyawanya ditakdirkan berakhir di tangan seorang saudaranya juga, aku yang membunuhnya. Mungkin kau akan sedikit terkejut bukan? Wajar sob… Ibuku, wanita terhebat di dunia… pahlawanku, pahlawan keluargaku dan juga pahlawan Negara ini juga berakhir dengan sadis sob, dia dihukum gantung di negeri padang gersang karena sesuatu yang aku sendiri juga tidak tahu.
Aku depresi sob, tidak tahu harus berbuat apa lagi untuk hidup ini.
Sampaikan salam dan permintaan maaf ku untuk semua, terutama untuk mu… putra.
Sahabatmu, Yudi
Aku termenung kaku dan tak tahu harus berbuat apa, surat yang baru saja kubaca seakan menghilangkan segalanya, termasuk aku dan kisah kisah ini.
Lhokseumawe, 14 Maret 2011 04:19 am
Mahfudhdinsyah
Cerpen Karangan: Mahfudhdinsyah
Blog: Blog: mandumna.blogspot.com

Nama: Mahfudhdinsyah

Cerpen - DIA YANG KU NANTI

Hari yang cerah. Matahari bersinar begitu ceria, aku sedang sarapan pagi bersama mamaku tersayang.
“Echa, nanti kamu pulang langsung ke rumah ya, soalnya nanti mama kerja pulang malem!”.
“Iya ma, ya udah aku berangkat dulu ya ma. Assalamu’alaikum”.
Sampai di sekolah aku disambut oleh teman-temanku yang setia dari kelas VII SMP. Kini aku sudah duduk di kelas XI, tepatnya di kelas XI IPA 4.
“Hey Cha, tumben loe datang jam segini?” Tanya Jeny,
“Iya, biasanya loe datang paling awal?” timpal Vicha.
“Sorry guys, gue tadi agak telat bangun, soalnya semalem gue nganter bokap ke bandara!” ucapku sambil merangkul kedua sahabatku itu.
Kami bertiga memang sahabat yang selalu setia bersama, Jeny Aulia adalah anak seorang pengusaha terkenal di Bandung. Saham ayahnya hampir mencakup seluruh saham di perusahaan yang ada di Bandung. Vicha Firdhania adalah anak komandan tentara Bandung yang telah berjasa dalam keamanan di wilayah ini. Dan aku Riecha Avhineily Puvhy yang biasa dipanggil Echa, adalah anak seorang pemilik Bank Central di Bandung dan mamaku seorang pemilik Butik Casanova Bandung.
“Echa, loe tuch kenapa sich kok nggak pernah ngasih kesempatan sama cowok-cowok SMA ini yang selalu ngejar-ngejar loe?” Tanya Vicha saat ia tidak sengaja mendengar siswa-siswa SMA ini membicarakanku. Aku cukup sadar selama ini banyak yang mencoba untuk menarik perhatianku, tapi entah mengapa tak ada satu orang pun yang mampu menarik perhatianku.
“Gue lagi nunggu seseorang yang selama ini gue suka” ucapku pelan.
“Siapa?” ucap Jeny dan Vicha serentak, aku tidak memperdulikan mereka, aku langsung keluar kelas dan…
Bruuuk…!. “Aduch maaf, aku nggak sengaja. Maaf ya” ucap Tomy sambil mengulurkan tangannya.
“Iya, nggak apa-apa kok, aku juga yang salah” ucapku sambil membalas uluran tangannya.
“Memangnya kamu mau kemana Cha?”,
“Aku mau ketemu kamu”,
“Ketemu aku? ada apa memangnya?”,
“Nggak ada, aku cuma mau ketemu kamu aja”.
Tomy memang siswa yang pandai, tapi sayangnya dia tidak bisa masuk XI IPA 4 karena ia pindahan tahun kemarin. Semua siswa mengenal dia sebagai seorang yang humoris dan ramah, ia adalah wakil sekolah dalam perlombaan Karate, sama seperti aku.
“Loe suka ya sama Tomy?” ucap Vivha,
“Hah, apaan sih nggak ah biasa aja!” ucapku tegang dan serba salah,
“Gue kan Cuma nanya sama loe, kenapa muka loe jadi merah gitu sih?”,
“Udah deh ya, jangan nanya yang macem-macem udah bel ni” ajakku mengalihkan pembicaraan sebelum Vicha bertanya lebih jauh tentang perasaanku pada Tomy.
Saat aku sedang berjalan sendiri di pertigaan timur rumahku, tiba-tiba ada suara yang memanggilku. “Echa…” aku pun menoleh ke belakang. “Hey, kamu kenapa kok kayaknya sedih gitu?” ucap Tomy,
“Nggak, aku nggak apa-apa kok!” ucapku pelan.
“Oh ya, kamu nanti bisa datang nggak ke Konverensi Sabuk Hitam?”,
“Ehmmm gimana ya, lihat nanti dulu ya”,
“Ok, tapi aku berharap banget kamu bisa datang”,
“Siap tuan!!”.
Aku masuk ke dalam rumah, “Assalamu’alaikum ma, aku pulang”.
“Wa’alaikumsalam nak, sini sayang duduk dulu” aku melihat papa sudah duduk di samping mama.
“Ada apa pa ma?”,
“Sayang, dua minggu lagi kita kita pulang ke Inggris ya nak. Nenek dan kakek sudah menyiapkan rumah untuk kita, mereka sangat merindukan kita kembali kesana sayang” ucap mama.
Aku terkejut, tanpa memperdulikan papa dan mama aku langsung menuju kamar. Aku mengambil foto Tomy yang aku simpan di buku harianku. “Aku akan pergi Tom, tapi aku nggak sanggup untuk ninggalin kamu yang selama ini aku sayang. Aku masih menunggumu Tom”. Rasanya aku tidak akan sanggup untuk meninggalkan Bandung, SMA 03, sahabat-sahabatku dan juga Tomy.
Esok harinya aku berangkat sekolah tetapi tidak dengan semangat seperti biasa, “Apa, loe mau pindah?” pekik Jeny dan Vicha serentak,
“Ssssst… jangan keras-keras, aku nggak mau anak-anak yang lain denger dan jangan sampai kabar ini sampai ke Tomy!” ucapku pelan.
Saat bel istirahat, aku pun tidak ke kantin seperti biasa tetapi hanya duduk termenung sendiri sambil merenung. “Apakah aku sanggup ninggalin Tomy?”,
“hey, kok kamu ngelamun sendiri sih? aku nyariin kamu di kantin tapi nggak ada eeh nggak tahunya kamu ada disini” ucap Tomy,
“Ehmmm, ada apa nyariin aku?”,
“Aku denger kamu mau pindah ke Inggris, emang kapan Cha?” tanya Tomy.
Aku terkejut, “Kok kamu tahu, pasti Jeny sama Vicha yang udah ngasih tahu kamu ya?”,
“Bukan, aku tahu dari anak-anak Karateka dan mereka bilang kamu mau pindah 2 minggu lagi. Emang bener Cha?”,
“Hmmm, ntar sore aku tunggu di Café biasa jam 4, aku akan jelasin semuanya ke kamu”.
“Iya” ucap Tomy sambil pergi meninggalkan aku sendiri.
Sepulang sekolah jam 4, aku pergi ke Café Ladisty yang biasa aku dan Tomy datangi sepulang perlombaan Karate. “Hey, udah nunggu lama ya? Sorry aku tadi abis nganterin nyokap ke salon!” ucapku.
“Nggak kok, aku juga baru aja sampai. Oh iya, kamu mau jelasin apa?” ujar Tomy.
Aku menghela nafas, “Sebenernya aku nggak mau pulang ke Inggris, tapi nenek dan kakek sangat rindu padaku. Aku akan tinggal dan menetap disana sesuai dengan permintaan mereka” ucapku pelan.
“Jadi kamu akan pergi ninggalin aku selamanya, sebenernya aku ingin kamu tahu sesuatu yang selama ini aku pendam!” ucap Tomy menatapku serius.
“Apa Tom?”,
“Sebenernya selama ini aku suka sama kamu, tapi aku minder karena aku tidak sepadan dengan kamu!” ucap Tomy.
Aku terdiam, hatiku bahagia menyadari seseorang yang selama ini aku nanti akhirnya menyatakan perasaannya padaku.
“Hey Echa, aku salah ngomong nggak. Maaf, permisi!” ucap Tomy sambil berdiri dan melangkah pergi.
“Tomy tunggu!” ucapku mencegahnya, aku pun menghampirinya dan berkata, “Sekian lama aku nunggu kata-kata itu keluar dari bibirmu, aku juga sangat menyukaimu!”.
Kini hari-hari yang aku jalani menjadi lebih indah, dan tibalah saatnya ku pergi meninggalkan Tomy.
“Aku bahagia bisa mengenal sahabat seperti kalian, aku tidak akan pernah bisa melupakan kalian!” ucapku sambil menenteng tas keluar dari gerbang SMA.
“Echa… selamat jalan” sorak sorai teman-temanku sambil melambaikan tangannya. Aku pun membalas lambaian mereka dengan meneteskan air mata. Sedih rasanya meninggalkan mereka yang aku sayangi. Aku sempat melihat Tomy menatapku dengan penuh kesedihan, aku tidak sanggup melihat orang yang aku cintai bersedih. Aku langkahkan kaki yang terasa berat, ku dengar teriakan seseorang yang sangat aku kenal “I LOVE YOU Echa…” Tomy menatapku dengan seulas senyum berbaur dengan kesedihannya melepasku. Aku memberikan senyum terbaikku padanya.
I Love you friend,
I love you Tomy,
I never forget you forever..
Cerpen Karangan: Ikke Nur Vita Sari
Facebook: Icke Clalu Bwat Chabat
Nama: Ikke Nur Vita Sari