Senin, 01 Desember 2014

RESTUMU DEWI

RESTUMU DEWI
Oleh Hary Tobing

Cara berfikir mu bukan seperti ku,
pikiran saat itu kosong sukarela kau membantu,
sudah berapa banyak dari mu memberi ilmu,
kebanyakkan yang ku ingat hanya sebatas nama mu,

Jangan ragu,
aku ini penerusmu,
titiskan ilmu mu,
mungkin ada saat gunaku membantu

Oh, kebanyakan saya telah lupa,
mugkin tanpa jasa mu masih gelap tanpa apa apa,
dan saat mengawali terang embunmu testeskan jiwaku basah,

Seseorang seperti mu dapat apa,
saat aku telah jadi orang merdeka,!
mungkin waktu pembatas kita jadi perkara,
penuh sesal doaku padamu lupa,!

Aku gembala mu,
tanpa cambuk pukulan mu bisa memberitahu,
saat teringat, mungkin hanya isakan tangis mendengung
tapi ingat, kau tetap pembimbing ku agung,!

SELASA 18 NOVEMBER 2014

JELANG TANPA AMPUN

JELANG TANPA AMPUN
Oleh Rofiq Majdil Khadafi

Kaki-kaki yang bersenandung
Tepi jalan tanpa ampun
kian hari siang kian menantang
sebuah serita lain hari

Itu bukan songsongan
bukan itu yang dimau
satu tahap demi tahap
menangkap hari tiada henti

senandungnya terdengar lirih
hati sangat resah ketika bibir bersuka
terdengar enak bagi suatu hasrat
sedih untuk mereka

Panasnya hari mereka lahap
ntuk diri dan keluarga
walau hanya nyanyian kecilnya
meratap tanpa ada ampun

dunia tetap berputar tanpa hirau
sudah berjalannya
sudah merupakan likunya
tapi bukan takdirnya

Dunia ini belum berakhir.................

---
No. Urut : 5581
Tanggal Kirim : 19/11/2014 22:40:37

LARA POHON

LARA POHON
Oleh Ida Selfia

Semu coklatku menemu
Risalah harpa nyenyanyian burung kini terurung,
Melusuh tinggali koyak segunung
Memeram sunyi diantara sepi
Terlerai batangku, hilang temulangku

Tuhan, Aku berang!
Terang benderangku terampit petang
Gembur tanahku layak kerontang
Berbanjar duri,
Batangku dibuli
Daunku tak semi

Aku terlerai mala
Jiwa berlaga, senja lara sempurna.
Katanya,"lestarikan!"
Apa janji? Apa bukti?
Terkubur beban,
Kau Lipan!
Setan!

Serupa pancang pincang; siluetku
Merajam tulang; gamblang!
Di tepi muara Battoa, rintihan bisu pepohon melagu
Keluh demi keluh meruntuh rontokkan tangguh
Aku ingin melihat terian gugur para satelit
Sampai hancur lebur kawanku
Tiada yang jaga aku, hijaukan emasku.

STRONG WOMAN IN THE HURRICANE

STRONG WOMAN IN THE HURRICANE
By Stephani Thalia

When I tried to be the highest above the ladder
Then I starving, started to run
I always stumbled down to be nothing I gain
But whenever happens when I trying, crying to reach,
Even though that makes my weak
I still I don't want to lose at all

Maybe you know the storm always come
But remember, after a hurricane
there will always a rainbow after that
Just try until you catch
Dont let it go away without you've attempted to it

Hurricane never makes you weak
Those voise inside yourself that always make you weak
But if you can beat the hurricane slowly
You're the winner, the rainbow will come
When you're responsible of what you've done
You can beat yourself
You're wiser that before

Just beat your fears to go
When there's left just five more step
You're usually walk away fron it
You always afraid of what you've done
You just never plan it before
Be a brave woman
When the hurricane comes and greets

The strong and brave woman is not a woman that doesn't afraid
She afraid of so many things, of course
But she can face that
And she can accept the fact
that the hurricane maybe greets her again someday
Yes, she really afraid
But she can face it, she never avoid it....

AKU BERADA KEMBALI

AKU BERADA KEMBALI
Oleh Chairil Anwar

Aku berada kembali. Banyak yang asing:
air mengalir tukar warna,kapal kapal,
elang-elang
serta mega yang tersandar pada khatulistiwa lain;

rasa laut telah berubah dan kupunya wajah
juga disinari matari lain.

Hanya
Kelengangan tinggal tetap saja.
Lebih lengang aku di kelok-kelok jalan;
lebih lengang pula ketika berada antara
yang mengharap dan yang melepas.

Telinga kiri masih terpaling
ditarik gelisah yang sebentar-sebentar
seterang
guruh

1949

SAJAK PUTIH

SAJAK PUTIH
buat tunanganku Mirat
Oleh Khairik Anwar

Bersandar pada tari warna pelangi
kau depanku bertudung sutra senja
di hitam matamu kembang mawar dan melati
harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
meriak muka air kolam jiwa
dan dalam dadaku memerdu lagu
menarik menari seluruh aku

hidup dari hidupku, pintu terbuka
selama matamu bagiku menengadah
selama kau darah mengalir dari luka
antara kita Mati datang tidak membelah...

Buat Miratku, Ratuku! kubentuk dunia sendiri,
dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di alam ini!
Kucuplah aku terus, kucuplah
dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku...

1944

KARAWANG BEKASI

KARAWANG BEKASI
Oleh Khairil Anwar

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang-kenanglah kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Syahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garsi batas pernyataan dan impian
Kenang-kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi

DENGAN MIRAT

DENGAN MIRAT
Oleh Chairil Anwar

Kamar ini jadi sarang penghabisan
di malam yang hilang batas

Aku dan engkau hanya menjengkau
rakit hitam

'Kan terdamparkah
atau terserah
pada putaran hitam?

Matamu ungu membatu

Masih berdekapankah kami atau
mengikut juga bayangan itu

1946

SENJA DI PELABUHAN KECIL

SENJA DI PELABUHAN KECIL
Buat Sri Ajati
Oleh Chairil Anwar


Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

1946

RUMAHKU

RUMAHKU
Oleh Chairil Anwar

Rumahku dari unggun-unggun sajak
Kaca jernih dari segala nampak

Kulari dari gedung lebar halaman
Aku tersesat tak dapat jalan

Kemah kudirikan ketika senjakala
Dipagi terbang entah kemana

Rumahku dari unggun-unggun sajak
Disini aku berbini dan beranak

Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang
Aku tidak lagi meraih petang
Biar berleleran kata manis madu
jika menagih yang satu

April 1943

DERAI DERAI CEMARA

DERAI DERAI CEMARA
Oleh Charil Anwar

Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

Hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

1949

PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO

PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO
Oleh Khairil Anwar

Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut

Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh

1948

MAJU

MAJU
Oleh Chairil Anwar

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
Serang
Terjang

AKU BERKACA

AKU BERKACA
Oleh Chairil Anwar

Ini muka penuh luka
Siapa punya ?

Kudengar seru menderu
dalam hatiku
Apa hanya angin lalu ?

Lagu lain pula
Menggelepar tengah malam buta

Ah.......!!

Segala menebal, segala mengental
Segala tak kukenal .............!!
Selamat tinggal ................!

MIRAT MUDA, CHAIRIL MUDA

MIRAT MUDA, CHAIRIL MUDA
Oleh Chairil Anwar

Dialah, Miratlah, ketika mereka rebah,
menatap lama ke dalam pandangnya
coba memisah mata yang menantang
yang satu tajam dan jujur yang sebelah.

Ketawa diadukannya giginya pada mulut Chairil;
dan bertanya: Adakah, adakah
kau selalu mesra dan aku bagimu indah?
Mirat raba urut Chairil, raba dada
Dan tahulah dia kini, bisa katakan
dan tunjukkan dengan pasti di mana
menghidup jiwa, menghembus nyawa
Liang jiwa-nyawa saling berganti.
Dia rapatkan

Dirinya pada Chairil makin sehati;
hilang secepuh segan, hilang secepuh cemas
Hiduplah Mirat dan Chairil dengan dera,
menuntut tinggi tidak setapak berjarak
dengan mati

RINDU KEMBALI

RINDU KEMBALI
Oleh Agus Hamdani

Serasa kemarin pagi aku terlahir,
Seperti sungai hari-hariku mengalir,
Tiada terasa musim bergulir,
Usia bocahku telah tersingkir.

Rupa dahulu waktu muncul,
Telah berubah berganti sampul,
Rupa dahulu disaat kecil,
Telah jauh berubah tampil.

Dewasa menjemputku,
Tak kan mungkin kembali waktu kecilku,
Dalam haru aku mengaku,
Rindu kembali saat-saat dulu

LEWAT ANGIN

LEWAT ANGIN
Oleh Syarif Hidayatullah

Lewat untaian kata saling mengenal,
lewat tutur bahasa saling bertanya kabar...

Jauh tak pernah jumpa disana
jauh dari tatapan antara kita,
tak pernah saling bertemu tetapi dapat aku rasakan dalam angan bayang bayang wajahmu nan ayu,

Manis senyummu...
Lembut tutur bahasamu...
Disini aku merasa mengenalmu,
aku merasakan kehadiranmu,
aku merasa merindukanmu entah disana????

PERTEMUAN LIMA MENIT

PERTEMUAN LIMA MENIT
Oleh Neti Sudiasih

Debu-debu jalan bertebangan menyesakkan nafasku
Kerinduan bertengger dalam relung jiwa
Ku ingat belahan jiwa
Hati ini bergelora mengejar waktu
Ku tancap gas motor melaju melesat menembus angin
kali ini waktu hanya berpihak sebentar untukku
Ya... Untukku bertemu kekasih hati
Handphone berdering mesra menanda telpon darimu
Kau beri kabar indah untukku
Hatikku bahagia seperti pertama bertemu
Kau selesaikan tugasmu
lalu kau temui aku yang merindu
Meskipun hanya lima menit
Ku cium tanganmu tanda pertemuan
Ku tatap matamu,ku ukir senyum manismu di wajahmu meski berbalut lelah dan rindu
Kau pamit tuk lanjutkan perjalanan
Aku berat melepasmu tapi.. aku percaya kau kan kembsli memelukku dan putri tercinta kita
Sayang... selalu ku nanti kau kembali
selalu ku rindu tuk bersamamu

SURGA DI WAJAHMU

SURGA DI WAJAHMU
Oleh Satya Zulfiqar Ipnu

Embun pagi menetes di antara dedaun kerinduan
Tersinari sepercik harapan kelam di masa silam

Akankah menjadi kenyataan

Mungkin semua di anggap kayalan bagi semua insan
Tapi tidak bagi ku yang selalu menunggu engkau datang

Rindu ku nyata dan terpendam

Masih jelas bagi ku betapa bunga tak mampu menandingi aura mu
Entah engkau yang membuat bunga itu tampak indah,atau bunga itu yang membuat mu nampah mempesona

Sungguh aku tak tahu

Bagiku hanya engkau yang mampu menaklukan keibdahan alam

INGIN KEMBALI JUMPA

INGIN KEMBALI JUMPA
Oleh Nhynhix

Seperti indah pelangi selepas hujan
Ku kenang segala indah saat-saat bersamamu
Saat hatiku masih lekat dengan jiwamu
Tak mampu ku sapa tiap jiwa yang datang dengan tulusku

Mengharap terang purnama
Bias ku toreh segala rasa yang ada
Pada tiap sudut sang mega
Segala rindu dalam jiwa

Tak mampu persalahkan waktu
Hanya seayun kata mampu ku pendar
Apa hakikat dibalik misteri
Kilatan rindu yang menyambar
Mampu pijarkan seruas hati bisu
Inginku kembali jumpa

RINDU

RINDU
Oleh Testy Dwi D

Hujan ini untuk mu,sepertinya
Biar kau rasa bekunya tanpa kau ada disampingku
Dan merelakan angin terus bertamu
tak bisa untuk ku sentuh
Hanya merasakan dingin yang merasuk
Tanpa kehangatan gurausenda darimu

Waktu seolah terbiar berlalu bersama ilusi akanmu
Hingga tak termampu aku acuhkan rindu
Aromanya memenuhi ruang hatiku
Begitu langit kelabu,,,,,
Menatapi betapa kusendu

MELUPAKAN YANG TERLUPAKAN

MELUPAKAN YANG TERLUPAKAN
Oleh Meggy Kahlasi

Kita pernah brmimpi
Kita pernah punya mimpi
Kita pernah brharap
Masih ingatkah engkau?

Kita pernah brsedih
Kita pernah trluka
Kita pernah menangis
Lupakah engkau?

Kau pernah tertawa karenaku
Aku pernah menangis karenamu
Kita pernah saling menguatkan
Bukankah kita melengkapi?

Kau pernah melakukan hal k0nyol untukku
Aku pernah melakukan hal mengagumkan untukmu
Kita pernah mengakui adanya cinta
Tapi mengapa kau melupakan semua?

Ya sudahlah jika melupakan itu yg terbaik...
Namun jangan lupa jadikan aku dan kisah kita sebagai "kaca spion".

KUMERINDU

KUMERINDU
Oleh Robiyatun

Sayang...
Lihatlah aku di sini
Saat ini ku sendiri sepi
Berteman dengan sunyi tanpa sebuah arti

Sayang...
Tahukah kamu?
Di sini ku merindu
Salahkah aku jika ku melamunkan dirimu?

Dalam hayal lamunanku
Kamu tersenyum, kamu mendekapku dalam bayangku
Terasa dekat, tapi jauh

Aku bersama puisi ini
Mencoba mengarungi sebuah perasaan resah nan gelisah
Berusaha mendamaikan rasa hati ini...

Miss you so honey

RINDU AYAH IBU

RINDU AYAH IBU
Oleh Yuni

Ayah...
Ibu...
Sudah lama kita tak bertemu
Sudah lama kita tak bersama

Ayah..
Ibu..
Ku ingin memeluk kalian
Ku ingin mencium kalian
Sebagai tanda aku sayang kalian

Ayah..
Ibu..
Ku merindukan canda tawa kalian
Ku merindukan nasihat kalian

Ayah..
Ibu..
Mengapa kita harus berpisah seperti ini
Mengapa jarak dan waktu selalu memisahkan kita

Suatu saat kita pasti bertemu. I love you mamah , i love you ayah

KAKAKU

KAKAKU
Oleh Kevin Fajar

Sejuk-sejuk menggumpal kerinduan
Akan sosok dirimu yang riang
Canda wajahmu senang hatimu
Air mataku rela terjatuh
Sore hari kita bermain
Mengejar waktu berlari kencang
Bertepi pada rumah kecil
Kita tidur bersama-sama

Kau adalah segalanya
Sikapmu tertanam di tulusmu
Jiwamu meraba rongga mataku
Rindu akan sosok dirimu

Aku ingin bertemu denganmu
Aku rindu dipelukmu
Aku ingat senyumanmu
Rambutmu, alis matamu
Angsur waktu kau menatapku
Di atas langit bersama Tuhan
Menatap kedua tanganku
Oh, kakak, aku rindu padamu...

SEMENJAK GERIMIS TURUN

SEMENJAK GERIMIS TURUN
Oleh Sky Shucaya

Kau nampak cantik hari ini
Semenjak gerimis turun dari pelukan para dewa
Senja merona larik mega jingga
Berkenankah kau ku rayu
Senyummu tersirat ketulusan

Gerimis lagi...
aku terpesona
Wanita cantik
Aku berusaha tak kaku di depanmu
Tak usah merangkai bahasa kata
Lemah sendu seluruh raga
Kau indah dari bahasa indah
Lembut dari ucapan lembut para pujangga
Kusuntingkan segala arah bumi
Membawa harum angin yang tergolek di ruang hati

Gerimis pula
Membasahi dedahanan
Mengapa hatiku sendu tak tentu
Ku teguk air surga
Tak lagi aku kehausan di tengah samudra
Kau teteskan gerimis ajimat rinduku

MERINDUKANMU

MERINDUKANMU
Oleh Ncooudh Id

Saat ini aku tak mampu
Melukis perasaanku
Tak mampu ku rangkai kata kata lewat bibir ku
Dan tak bisa ku merajut angan indah tentang mu

Kini aku hanya satu hal dalam hidup,
Merindukanmu, adalah hal yang tak mampu ku elak kan
Kini kerinduan itu menyebar dalam hati ku dan menggerogoti setiap sudut rasa ini
Hingga angan, fikiran, dan perasaan menjadi satu tujuan dalam satu arah

Merindukanmu,
Hanya kata itu yang tersisa dalam benak yang telah lama terpaku dalam tembok kegundahan
Jika aku dapat memilih
Aku akan yakin kan hidup ku untuk ku
Lebih baik aku hidup bersamamu walau hanya sementara, dari pada ku harus lalui seribu tahun tanpa mu di sampingku

Mungkin itu konyol,
Tapi percayalah
Hari ini ku rangkai kata kata melalui rasa
Dan urai dalam satu hal ketidak pastian yaitu
Kerinduan

Dan jika ku dapat mengungkapkan ini,
Aku hanya ingin kau tau
Bahwa dari dulu hingga detik ini, aku masih yang dulu,
Masih untukmu
Masih berdiri tegak untuk mu walau aku rapuh dalam kerinduan ini
Namun aku tetap bertahan karna cinta ini masih hidup dalam hati ku
Dan hari ini, aku ingin kau tau
Aku merindukan sosokmu dalam satu pelukan

Aku,
Sangat sangat
MERINDUKANMU

PERTEMUAN

PERTEMUAN
Oleh Muhammad Chaidir

Di penghujung sepertiga malam kusebut ini penantian.
Lama waktu beputar buatku hampir lelah, namun hati kuat.
Biarkan...!
Biarkan angin yang lebih dulu hadir tanpamu di sini.
Biarkan gerimis lebih dulu membasahiku di sini.
Biarkan malam menggelapiku di sini, hingga pagi tiba biarkan mentari yang lebih dulu menghangatkanku di sini.
Kusebut ini rindu.
Yang kusesalkan mengapa harus ada yang pergi?
Bukankah Tuhan tahu itu perih?
Apalagi dia.
Dia itu yang kunanti.
Dia itu yang kurindukan.
Mengapa tak kunjung datang?
Namun biarkan!
Karena di sinilah nikmatnya merindu.
Hati ini sudah tidak sakit.
Rindu telah kurawad seperti induk menyusui si kecil.
Memang seperti itu.
Rindu adalah alasan mengapa kita harus bertemu.
Karena sebentar lagi hati mungkin dibuat lelah.
Kemuduan ia datang.
Sesuatu yang mereka sebut pertemuan.
Yang barangkali akan menghadirkan wajah-wajah baru antara aku dan dia.
Di sela langit Tuhan pasti tersenyum.
Pada akhirnya kubuang rindu jauh-jauh.

SERUNAI RINDU

SERUNAI RINDU
Oleh Annie Zulaikha

Sebab dirimu
Hatiku merindu
Tak terjaga hingga kelam beradu
Menjamumu dalam senandung kalbu

Rima itu tlah semampai
Menjajaki tirai-tirai hingga berderai-derai
Sapalah daku dalam rinai serunai
Kukan terpaku menebas damai

Lihatlah ....
Kantung-kantung rindu masih bergelembung
Ia bernafas
Berdetak
Degub yang masih sama
Nadinya pun berdenyut

Bukan biasa lagi
Bila rindu mengenyam tiap kerjapan mata
Sudah menjadi pelangi
Bias
Pias
Seperti berkas tanpa bekas
Maka inilah hati yang bersemu merah

Rindu yang masih samaSERUNAI RINDU
Oleh Annie Zulaikha

Sebab dirimu
Hatiku merindu
Tak terjaga hingga kelam beradu
Menjamumu dalam senandung kalbu

Rima itu tlah semampai
Menjajaki tirai-tirai hingga berderai-derai
Sapalah daku dalam rinai serunai
Kukan terpaku menebas damai

Lihatlah ....
Kantung-kantung rindu masih bergelembung
Ia bernafas
Berdetak
Degub yang masih sama
Nadinya pun berdenyut

Bukan biasa lagi
Bila rindu mengenyam tiap kerjapan mata
Sudah menjadi pelangi
Bias
Pias
Seperti berkas tanpa bekas
Maka inilah hati yang bersemu merah

Rindu yang masih sama

HANYA KAMU

HANYA KAMU
Oleh Lusi Latifah Kurnia

Kala ku termenung sendiri
Sekilas terpintas jalan kehidupan
Kemana akan arah hidup ini
Mencoba mencari kepastian

Ku menatap langit begitu sekitarku
Terlintas bayanganmu di benakku
Raut wajahmu begitu jelas
Tak pernah hilang dari pikiranku

Ku coba menatap gambarmu
Ku tersadar, mungkin hanya kau lah
Kau lah jalan hidupku, tujuan hidupku
Karenamu, ku akan menata hidup ini.
Karenamu, ku berjuang , ku kuat
Kau lah semangatku, kau lah segalanya
Aku mencintaimu kekasihku.

AKU DAN KAMU

AKU DAN KAMU
Oleh Riza Aulia Akfiyani

Aku dan kamu hanyalah dua orang yang saling tahu
Aku dan kamu tidak begitu saling mengenal
Aku dan kamu jarang bertemu dan berkomunikasi

Aku hanyalah kakak tingkatmu
Dan kamu hanyalah adik tingkatku
Aku lebih tua 4 tahun darimu
Dan kamu lebih muda 4 tahun dariku

Harusnya aku menjadi kakakmu
Dan harusnya kamu menjadi adikku
Tapi aku menodai semua
Entah sejak kapan?
Aku tak ingat
Aku tak lagi menganggapmu sebagai seorang adik
Tapi...
Sebagai seorang pria

Salahkah aku jika perasaan ini muncul
Atau haruskah ku hempaskan dan ku buang jauh
Jika semakin lama justru hanyalah rindu yang menyiksa
Satu pertanyaan yang ingin ku tanyakan padamu
Apakah aku punya hak untuk mengatakan...
Aku merindukanmu
Bahkan jika aku dan kamu tidak pernah menjadi kita.

HANYA DIRIMU

HANYA DIRIMU
Oleh Lilis Niawati

Derasnya hujan mengiringi rinduku padamu
Membuat rasa ini semakin beku tanpa kamu disampingku
Hadir dalam anganku semua kisah saat bersamamu
Saat hati ini merasakan begitu nyaman dan damai

Pernahkah kau mengerti
Pernahkah kau merasa
Saat betapa aku ingin menatapmu
Betapa aku ingin mendengar suaramu
Namun kau tak disini…

Tak ada yang mampu selesaikan rasa ini
Tak ada yang bisa mengurangi rinduku ini selain dirimu
Hanya dirimu…
Hanya dengan tubuhmu berada disini

Aku sangat merindukanmu…

SIAPA DIA

SIAPA DIA
Oleh Doharti Siregar

Boleh kah aku bertanya siapa aku bagimu?
Boleh kah aku bertanya apa aku masih dibutuh kan?
Bolehkah aku bertanya apa aku masih perlu untuk mengisi hari-hari mu??

Boleh kah aku beratanya siapa Dia bagimu?

katakan lah yang sejujurnya..
lebih baik berterus terang..

Tak perlu mengabaikan ku
Tak perlu mengacuhkan ku

Cukup katakan Apa memang sudah tidak butuh lagi???

Aku lelah Menghadapi sikap mu
Kau menghindari ku
Kau Mengabaikan ku..

Siapa dia bagimu??
sampai kau abaikan aku??

BAYANGAN SENDU

BAYANGAN SENDU
Oleh Uswatun ni'/mah

Udara malam mengambang dalam gelap.
Aku terlelap dalam angan.
Berharap mampu melupakanmu.

Nyatanya?
Nihil.
Cetak wajahmu masih tertanam dalam hatiku.
Sayang,berhentilah.
Aku benci begini.

Gerimis membayang.
Selimut terkapar.
Tertegun di sudut kamar.
Air mata mendesak keluar.
Nafas mulai tertahan di hidung,tenggorakan.
Mengingatmu...
Sesakit inikah?

Hal terakhir,kumohon pergilah.
Enyahlah selamanya.
Cetak bayangmu mencekik hati.

MALU AKU JADI INDONESIA

MALU AKU JADI INDONESIA
Oleh Nadila Timumu

Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga
Ke Wisconsin aku dapat beasiswa
Sembilan belas lima enam itulah tahunnya
Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia
Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia
Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda
Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya,
Whitefish Bay kampung asalnya
Kagum dia pada revolusi Indonesia
Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya
Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama
Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernyaDadaku busung jadi anak Indonesia
Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy
Dan mendapat Ph.D. dari Rice University
Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army
Dulu dadaku tegap bila aku berdiri
Mengapa sering benar aku merunduk kini
Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, ebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia
Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,
Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi
berterang-terang curang susah dicari tandingan,
Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu
dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek
secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,
Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan,
senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan
peuyeum dipotong birokrasi
lebih separuh masuk kantung jas safari,
Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal,
anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden,
menteri, jenderal, sekjen dan dirjen sejati,
agar orangtua mereka bersenang hati,
Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum
sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas
penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,
Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan
sandiwara yang opininya bersilang tak habis
dan tak utus dilarang-larang,
Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata
supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,
Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah,
ciumlah harum aroma mereka punya jenazah,
sekarang saja sementara mereka kalah,
kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka
oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,
Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia
dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli,
kabarnya dengan sepotong SK
suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,
Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan,
lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,
Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja,
fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,
Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat
jadi pertunjukan teror penonton antarkotacuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita
tak pernah bersedia menerima skor pertandingan
yang disetujui bersama,Di negeriku rupanya sudah diputuskan
kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa,
lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil
karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta,
sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,
Di negeriku ada pembunuhan, penculikan
dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh,
Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng,
Nipah, Santa Cruz dan Irian,
ada pula pembantahan terang-terangan
yang merupakan dusta terang-terangan
di bawah cahaya surya terang-terangan,
dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai
saksi terang-terangan,
Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada,
tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang
menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.
Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.1998

KATAMU CINTA

KATAMU CINTA
Oleh Nabil Wiharjoe

Katamu
Cinta adalah perjuangan
Maka jarak kita yang jauh mengapa kau jadikan alasan
Untukmu mundur dan berputar haluan

Katamu
Cinta adalah sabar
Maka seharusnya kau memaafkan
Saat aku tak memberi pesan kabar

Katamu
Cinta adalah doa
Maka walau tanpa temu
Seharusnya aku tak mudah tuk di lupa

Katamu
Cinta adalah kita
Maka seharusnya kau pertahankan cinta
Tanpa perlu alasan dan pinta

Katamu
Cinta adalah cinta
Maka seharusnya kau percaya
Tanpa perlu aku berlutut dan mengucap
Bahwa seutuhnya kau dicinta

Ah,sayang
Kau begitu pandai
Berandai-andai
Namun cintamu tak begitu berani menempuh badai

Sekarang!
Bagiku

Cinta adalah letih
Maka akupun mohon diri
Aku lelah memperjuangkan 'kita'
Seorang diri

JATUH CINTA

JATUH CINTA
Oleh Kaktus

Hidup didunia tetapi terasa disyurga
Bukan karena harta berlimpah
Apalagi dikelilingin wanita cantik nan mengoda
Serta para pelayan yang setia melayani

Satu hal membuat hidup ini menjadi indah
Dialah Cinta
Membawa melayang melintasi langit
Hilang lelah, susah, serta sakit
Cinta melarutkan segala rasa

Cinta tak bisa dinilai dengan emas permata
Sebanyak apapun peti emas,
Bila hatimu tak diisi cinta maka hidupmu sepi lara
Bukan juga karena atas dasar cantik dan tampan Cinta dapat merekah
Tanpa pelayan meski bersusah, selama cinta menemani ringan dan indah

"Jatuh Cinta"
Sebuah kata terdengar lucu bagi yang mendengar
Namun bagi yang merasakannya dia meraasa di syurga

Tidak perlu malu mengakui "Aku jatuh Cinta"
Karena itu hal terindah dalam hidup ini
Cinta membuat hidup lebih hidup
Sambutlah cinta lalu tersenyum

IMANKU TERUJI NAFSU

IMANKU TERUJI NAFSU
Oleh Pauz

Wangi tubuhmu meluluh latahkan imanku
Sa’at kemolekanmu terpampang jelas di depanku
Setitikpun tiada lagi akal sehat di kepalaku
Sebagai insan sejati pemilik nafsu
Aku mengagumimu layaknya bidadari surga
Oh tuhan, siapa gerangan utusanmu ini?
Coba’an terberat iman di hati

Sekilas dia seperti segalanya, dan dialah surga
Tapi bukankah ini nanti berujung neraka
Wahai raja di raja, dan pengatur semua
Kini malaikat cinta dan setan penggoda bertempur
Kuharap sedikit hidayahmu tersisa untukku
Memberikan petunjuk dan melancarkan takdirku
sebelum penyesalan datang dan menghantui hidupku

TELAH BERLALU

TELAH BERLALU
Oleh Pauz

Telah gagal terlewati ranjau tuhan di fase ini
Telah hilang yang aku jaga selama ini
Mungkin inilah hidup sebenarnya
Awal dari penyesalan yang tiada obatnya
Dan terkutuklah para setan penggoda
Yang membuat manusia lupa akan tuhannya

Keingin tahuan ini membuat aku tak berdaya
Memaksa tuk berkelana ke dunia fana yang penuh fatamorgana
mencari bukti dan jawaban akan adanya surga dunia
nafsu menggeser waktu untuk berpikir
dan membentuk pemikiran “bahwa ini sudah takdir”
yang tak lain akan cepat berakhir

Setelah pemikiran bodoh menciptakan dosa
Aku bingung bagaimana cara menyikapinya
Yang sebelumnya ku ramal akan berbuah pengalaman
Malah membuat kekosongan hati, serta pikiran
dan tak lain kini ku mayat hidup yang menunggu bangkit
memohon ampun dari siksa, balasan, dan rasa sakit

SAJAK BUAT ILLAHKU

SAJAK BUAT ILLAHKU
Oleh Yaya Issa

Kau lah kerinduan
Disetiap hati dan debaran
Sedekat nafas dan kehidupan
Engkau pelita terang
Tempat setiap jiwa berpulang
Penuh penghambaan
kami mohon ampunan
menggantung setiap harapan dan kesesakan

Lewat sujud sujud panjang
Tertambatkan setiap hati dengan hati-Mu
Setiap do’a dengan telinga-Mu
Tersiram dosa dengan ampunanMu
Sirnalah gelisah dengan damai-Mu

Lewat pencobaan
Hujanlah deras kasih-Mu
Lewat ujian,
Terbukalah setap pintu Ilmu
Lapanglah sabar tenang di Qalbu
Hapus segala sembilu biru

Pada setiap firman
Aku mengenalMu
Terasa dekat bersamaMu
Sedekat sejuk dan salju

PALESTINE

PALESTINE
Oleh Yaya Issa


Sinar, sinar jatuh di pijakanku
Benderang sudah wajah yg tadinya temaram samar
Dibawah naungan tenda-tenda
Ku tahu mereka terluka
Wajah-wajah tak bisa menyembunyikan duka

Jemari-jemari kecil tak berdosa
Terancam nyawa karna si pendosa
Si tua tak lagi tenang menutup mata
Aduhai malang
Bernafas pun tak lagi lega

Kami tak tega menutup mata
Takut hati kehilangan
mujahid kecil yang bergembira
tertawa diantara ancaman rudal bahaya
bercanda dengan kematian
bermain dengan ajal

Sungguh dunia tak pernah aman
Sejak negeri yang tentram
Di pijak penghuni Naar Jahanam.

HARI HARI TERAKHIR

HARI HARI TERAKHIR
Oleh Robbyah Muhyi Dianty

setiap pertemuan
akan menumbuhkan suatu kebahagiaan
setiap perpisahan
akan menumbuhkan suatu kesedihan

Dalam suatu pertemuan
Pasti menuju dalam perpisahan
Dan kini b ukan lagi persoalan
yang patut kita sesalkan

Walau sulit
Menagan rasa sakit
Tetapi,
apa pula yang harus aku lakukan?

Seolah-olah
Aku melihat pohon rindang
Yang subur melayu pelan-pelan
Namun, aku tak kuasa mencegah semuanya

Waktu terus berputar
Sedetikpun tak pernah henti
Kini tak akan ada lagi
Mentari yang dulu selalu menyinari

MENGAPA

MENGAPA
Oleh Dina Rukmana

Pertanyaan datang dikala hati terbentang
Jawaban tak terkatakan disaat rasa itu datang
Beribu keraguan terbang bagai elang
Bergentayangan melayang-layang

Bernostalgia menepis rasa gundah
Harapan ingin melepas beban lelah
Namun nyatanya aku tak dapat mengalah
Rasa ini, membuatku terkapah

Tuhan perbaikilah ketidaktahuan yg kurasakan
Mencintainya selalu kudambakan
Mengapa? apa yg kurasakan
Tak ingin, tak mau, takkan

Mencari tak terbayangkan
Semuanya tolong ringankan
Penantian jiwa bisakan dan tegarkan
Aku masih tak tau apa yg ingin kulakukan

Untuk ketidakmengertian atas perasaanku
dan melepas dahaga batinku
Mengapa?

TERUNTUK KAMU

TERUNTUK KAMU
Oleh Roihatunnisa

Selamat malam kamu
Semoga mimpi indah datang ditidur nyenyakmu
Tahukah kamu
Dalam setiap bait sajakku itu tertulis untuk mu
Ya mungkin saja aku gila
Namun hanya dengan inilah aku menuliskan segala rasa ini
Ya hanya untuk kamu
Aku sadari kita tak akan bersama
Ya aku tahu
Kamu hanyalah ketidak mungkinan yang terus selalu aku semogakan
Kamu hanyalah ketidak mungkinan yang selalu aku nanti
Hanya bait ini
Dan hanya do'a ku dalam setiap sujud agar kelak kau fahami keberadaanku yang memilukan ini
Sajak ini kuperuntukan untukmu yang selalu kuselipkan dalam setiap sujudku

SOMETHING WHAT WE USED

SOMETHING WHAT WE USED
By Stephani Thalia

We ever figh so strict
The story what I feels I wanted to left
The walls that I want to build it again
I never want to destroy it anymore
I want to build it once again
Never I want to make it fall down again
Just forgive something what we used to

At the first gaze, we fight
We told about the stories that should be untold
I snap you and you snap me
And I just walk down the strairs and left you behind
I never think that you're so kind
You're so pretty when I realized

Your natural curly hair is so beautiful
Your gaze really sweet everytime I look at
The smile that I want to get
You always smeel good
Really I glad I know you
I don't want to miss this time

I'm not arrogant, I'm not pretty at all
I'm not smart enough to tell you
I'm regred to snap you before
Just want to get closer to you right now
Don't do something rude that we used to

We're rude, rough as stone
Red as flame to blame
I never see something best in your eyes before
Sometimes I tease you like you're a murder
Please forgive me
That something what we used to draw in our life paper

SINGLE FOREVER

SINGLE FOREVER
By Stephani Thalia

I know that I'm not pretty at all
I'm not the best at all
But I keep attempting to be the best
No one can understand what I've done
I've tried to collect all those glass that I break

I know that I'm not as smart as you think
Because I know that I'm only a stain
In every spot I've messed up
I know that my heart is going to broken
Because for someone's breaking
is my heart for
I just can attempt to be the person that I like

I hate when I saw my report book
I know that I never be so smart
All I do always to make stain
I must not be alarmed when in the future
I be the only one who is always single

I know that my future never as bright as I wanted
I know that everything that I hope
are all the thing that I will never hold
I don't understand what happened to myself
So now I always get these calamities

I know that I must be patient at all
I know that I'm full of weaknesses
Try to be perfect at all
But the reality doesn't say the same
I only can realized that
no one has got an ugly face as myself

MERAH

MERAH
Oleh Uswatun ni'/mah

Panas.
Tapi bukan tungku.
Menyengat.
Namun tak mematikan.

Warnanya merah.
Sedikit Meluap.
Telinga sedikit lebam jika meluap.

Kadang,sedikit aura hitam.
Merah,sangat menjengkelkan.

Ruam,lebam di hati.
Si merah menyendiri.
Meluap tanpa api.
Mendidih tanpa basa-basi.

Menjauhlah,merah datang.
Pergi,sebelum merah membakarmu.

Merah,panas bukan api.
Menyengat tanpa membunuh.