Senin, 17 November 2014

PANTUN

Jangan mengipas-ngipas arang
Kalau dikipas banyak baranya
Jangan memanas-manaskan orang
Kalau panas banyak maraknya

Kalau memagar rumpun bawang
Pagar dahulu lapis berlapis
Kalau mendengar pengaduan orang
Dengarkan dulu habis-habis

PANTUN

Kalau ranting sudah bertangkai
Janganlah dililit-lilit juga
Kalau berunding sudah selesai
Jangan diungkit-ungkit juga

Jangan patahkan atap mengkuang
Atap patah kumbangpun lalu
Jangan patahkan cakap orang
Cakap patah orangnya malu

PANTUN

Hari panas jangan ke laut
Kalau ke laut kapal tergalang
Hati panas jangan diturut
Kalau diturut akal pun hilang

Puisi - Balada Sang Pejuang

BALADA SANG PEJUANG
Oleh  Djoko Saherr

Tuhanku . . .
Peluru Pertama Telah Terdengar
Dan Meriam Menggelegar Di Tengah Kota Yang Papa

Aku Tersungkur Panggil Nama-Mu
Apa Yang Harus Kulakukan Saat Ini ?
Panji Pertempuran Telah Berkibar
Aku Tengadah Dengan Dada Penuh Dendam . . . !

Ketika Fajar Menjemput Pagi
Peluru Ini Harus Kembali Bergolak
Tuhanku . . .
Dengan Luka Kusebut Nama-Mu
Biarkan Aku Melangkah Maju
Biarkan Aku Menghantam Musuh-musuhku . . . !

Suara Dan Hatiku Telah Kubulatkan
Jiwa Dan Ragaku Telah Kukibaskan
Tak Ragu Aku Kan Maju
Semua Demi Negara
Nusa Dan Bangsa . . . !

Apakah Negeri Ini Harus Kalah Tanpa Nyawa Dan Darah ?
Sementara Korban Yang Jatuh Tak Berdaya
Semakin Iba Di Hadapan-Mu

Tuhanku . . .
Dengan Luka Kusebut Nama-Mu . . .
Biarkan Aku Melangkah Maju
Biarkan Aku Menghantam
Musuh-musuhku . . . !

Puisi Pilihan
Dalam Lomba
Baca Puisi Pemuda ‘85
Di Jakarta
Dari Kumpulan Sajak Tembaga ‘85
Karya Djoko Saherr

PANTUN

Kalau ada jarum yang patah
Jangan simpan dalam peti
Kalau ada kata yang salah
Jangan simpan dalam hati

PANTUN

Kalau keladi sudah ditanam
Janganlah lagi meminta talas
Kalau budi sudah ditanam
Janganlah lagi meminta balas

Puisi - Bosan

BOSAN
Oleh Pauz

Malam sepi
Malam sunyi
Sakit,
Takut,
Terulang kembali.
Bosan…
Kapan berakhir?

Bosan…
Menanti
Ingin Mati
Tapi takut,
Pada illahi

Kapan datang
Hidup kekal
Penuh penyesalan
Aku bosan…
Hidup tanpa harapan
Menunggu ajal
Seperti mayat terkapar

Mata merah
Tangan bergetar
Tubuh sakit
Nafas terpatah
Hilang arah
Hilang harap
Terulang kembali
Bosaaaaaaaan!!!!

Puisi - Sekarung Padi

SEKARUNG PADI
Oleh Naninig Dwi Lestar

Brawijaya university....
Awak menjemputmu dengan untahan duri dan Tsunami
Berdiri sendiri meraih mimpi yang terselubung tak pasti
Dengan apa awak memelukmu?
Apabila secuil emaspun takkumampu

Apabila tekad menguasai hati
Buntupun itu jalan, masih ada celah pencerah
Takutpun menjelma jadi peri
Setapak kaki menentukan arah

Bak terbang tanpa sayap
Duri nan Tsunamipun kulahap
Dengan sekarung tekat
Aku berangkat

Tiada emas, padipun jadi
Sekarung padi jadi teman sejati
Menemani awak menjemput brawijaya university
Dengan tulus hati nan nurani

Bak mimpi disiang hari
Kini awak sekarang disini
Berdiri disampingmu
Merangkul citaku
Tak nampak pula, siapa yang beremas maupun tak beremas
Semuapun akan berkilau emas Brawijaya university....

Puisi - Mahkamah Sesat

MAHKAMAH SESAT
Oleh Hary Tobing

Bergegas keluar,
dentuman perang telah menyebar,
pemimpin tersenyum lebar,
sesama daging saling membakar,

Hasutan mereka terus terhujat,
puncak tertinggi tujuan mereka memanjat,
bukan wakil, mereka bersaing sesat,
usai berjanji mereka terpilih selamat,

Janji mereka palsu,
hanya ada di benak semu,
kitab suci diatas tangan,
dua jari mereka bersumpah demi kemenangan,

Saling teriaki satu sama lain,
demi orang satu mari kudeta pemimpin,
sudah, jangan campur urusan mereka,
beri belati, saling bunuh mereka akan habis semua,

Puisi - Merajut Asa Untuk Gaza

MERAJUT ASA UNTUK GAZA
Oleh Imam Aris Sugianto.

Dentum peperangan mulai kembali menggembur Gaza
Zionis Israel mulai beraksi menghancurkan negeri Palestina
Rakyat sipil semakin menderita
Anak-anak kecil tanpa dosa menjadi korban kebrutalan Zionis Israel disana

Wahai saudara sedunia,
Mari kita bantu warga Gaza semampu kita
Ulurkan tangan untuk memberikan secerca harapan untuk mereka
Kepedulian ini akan sangat berarti untuknya

Mari panjatkan doa untuk saudara kita di jalur Gaza, Palestina
Mari kita merajut asa dan bersatu dalam doa untuk mendukung kemerdakaan Palestina
Satukan jiwa dan kekuatan untuk mewujudkan perdamaian di Gaza, Palestina
Wujudkan bumi palestina merdeka

Ya Allah,
Tabahkan jiwa seluruh warga Palestina dalam setiap cobaan disana
Sabarkan hati seluruh rakyat Gaza dalam menghadapinya
Berilah mereka kekuatan agar bisa bertahan disana
Sadarkan kaum Zionis Israel untuk menghentikan konfliknya
Buatlah Gaza merdeka dan aman seperti dulu kala
Jadikanlah negeri Palestina kembali makmur dan sentosa

Hilangkan tangisan sendu yang merana diantara mereka
Hidupkan kembali perdamaian di negeri Palestina
Bebaskan Palestina dari derita dunia
Bebaskan Gaza dari kekejaman perang dunia
Selamatkan negeri suci para Nabi itu dari kaum Israel Yahudi yang semena-mena
Selamatkan Gaza dari dukanya

Puisi - Juang Haru

JUANG HARU
Oleh Ahmad Mursyid (Uchi)

Tandas-tandus mengalir.
tandas ditengah bebatuan.
tandus lenyap semua.
saat air tak lagi ada.

Hingga akhirnya juang mendaki.
mengalahkan puncak tertinggi negri ini.
mahameru hanya setitik.
bisa dihitung dengan sejengkal jari.

Maka saat inilah yang dinanti.
saat pantun mulai berkata lagi.
berakit-rakit kehulu
berenang-renang kemudian.
kau telah berhasil.

Dan akhirnya saat tandas-tandus kembali bermuara.
air tak lagi tandas.
tandus tak lagi ada.
maka pada saat itu akhir perjuangan menghasilkan juang haru

Puisi - Doa Duha Sampai Purnama

DOA DUHA SAMPAI PURNAMA
Oleh Afdan Rojabi

Aku bukanlah pelabuhan utama cintamu
aku bukanlah seutas tali yang bisa mengikatmu
karna aku bukanlah seorang yang sempurna dimata mereka dan dirimu
serta aku bukanlah orang yang berlimpah harta dan tahta

Aku berdo'a dikala waktu duhha sampai malam purnama
sejak itu aku berkaca !
bukanlah salahmu tuk mencintaiku
tapi ini salahku yang tak bisa menjaga senja diwaktu luka

Aku bersandiwara membencimu supaya kau tak terluka
walau mataku tak bisa bisu tuk berbicara
aku lakukan semua supaya engkau bahagia
tapi bukanlah bersamaku yang hina
semoga engkau bahagia atas do'a ku dikala duhha sampai purnama

Puisi - Senandung Lirih

SENANDUNG LIRIH
Oleh Titin Arisanti

Kawan
Duduklah
Dengarkan senandung lirihku

Merapatlah kawan jangan terlalu jauh
karena ini adalah senandung lirih

Kawan
Senandung ini lirih bahkan terlalu lirih
apa kamu sanggup mendengarny

Bukan kawan
bukannya kamu tidak peka tapi memang senandung ini terlalu lirih

Kawan
Kenapa?
Kenapa kamu memicingkan matamu
bukan matamu kawan tapi aku butuh telingamu

Aku butuh telingamu untuk mendengarkan senandung lirihku

Kawan
Kenapa?
kenapa terukir senyum dibibirmu?
apakah senandung lirih ini membuatmu geli?

aku butuh bibirmu untuk senandung lirihku

Kawan
Kenapa?
kenapa justru tanganmu merangkul pundakku
apakah senandung lirih ini membuat jemarimu kuat

aku butuh tanganmu untuk menulis senandung lirihku

Kawan
kenapa?
bahkan sampai saat ini
saat semua telinga, mata, bibir Dan tanganmu menguatkanku
belum sempat terucap senandung lirihku

Terima kasih kawan
tak kau hiraukan senandung lirihku bukan karna kau tak ingin mendengarnya tapi karna tak kau butuhkan senandung lirihku tuk menguatkanku

Puisi - Aku Ingin Menjadi

AKU INGIN MENJADI...
Oleh Rainy Zikri

Aku Ingin Menjadi.....
Angin....
Yang dapat berhembus kemana pun aku mau berhembus
Aku dapat menghembuskan kesejukan jika kamu merasa kepanasan ....
Aku dapat meniupkan sepoiku ke raut wajahmu yang indah....
Aku akan meniup lembut telingamu... Agar kamu tau aku berada dekat disampingmu

Aku Ingin Menjadi......
Udara....
Yang selalu kamu hirup saat kamu bernafas....
Yang dapat membersihkan paru paru mu... Hati mu....jantung mu... Otak mu...

Agar kamu dapat hidup di dunia ini
Dan aku akan berada dalam darah mu yang beredar ke seluruh tubuh mu
Kamu akan rasakan aku ada dalam setiap tarikan nafasmu

Aku Ingin Menjadi...
Air....
Yang setiap kamu kegerahan akan membuat tubuhmu segar
Yang setiap kamu dahaga , akan menghilangkan kehausan mu
Kamu akan selalu mengingat kesegaran ku

Aku Ingin Menjadi.....
Matahari Pagi....
Yang saat kamu membuka jendela dan pintu, pancaran sinarnya akan menghangatkan mu
Kamu akan selalu merasakan kehangatan seakan dalam dekapan ku

Aku Ingin Menjadi....
Bulan di saat Malam....
Yang saat dunia mu gelap sinar ku akan menerangi nya
Keindahan sinarku akan selalu kamu ingat bagai penerang hatimu.....

Aku Ingin Menjadi....
Apa saja yang kamu suka....
Sehingga aku akan senantiasa bersama mu dengan apa yang kamu suka....

Aku Ingin Menjadi......
Pena....
Sehingga aku akan langsung membaca tulisan dan puisi indah mu
Menjadi syair syair yang romantis dan menyentuh kalbu
Menjadi lagu lagu cinta yang indah dan syahdu.....

Aku Ingin Menjadi...
Ingatan mu......
Sehingga kamu tak akan pernah lupa pada ku...
Cerita cerita ku...
Senyuman dan tawa ku....
Semua tentang aku dan kamu....
Persahabatan kita juga kisah kita.....
Kerinduan kita.......

Puisi - Hening

HENING
Oleh Siswoyo Rozak Prayoga

Keheningan ini membuat ku merasa tiada orang yang semenderita sepertiku
Di saat keramaian datang aku hanya bisa terdiam tanpa berkata seedikitpun
Apakah Aku tak pantas ada bersama mereka
Apakah Aku tak pantas berdampingan dengan mereka

Tapi Semua Perasaan itu sirna
Di kala kau datang menghampiriku
Di kala kau menghiburku
Kau Sahabat Sejati ku
Kau tak pernah meninggalkan ku
Di saat ku terpuruk akan ke adaanku

Sahabat kau selalu di hati

Puisi - Terimakasih Kawan

TERIMAKASIH KAWAN
Oleh Yuliana Nurgustiasih

Kawan..
Terima kasih tuk semua..
Selama ini , kau telah menemaniku..
.
Kawan..
Terima kasih untuk hari-hari indah yang telah kau berikan..
.
Kawan..
Kita telah lewati banyak hal bersama..
Canda, tawa , susah , senang , itu sering kita rasakan bersama..
.
Kawan..
Terimakasih telah mengerti dg semua sifatku..
Dan menerima semua kekuranganku.
.
Kawan..
Terimakasih kau selalu ada saat aku membutuhkan.
.
Jangan lupakan hal-hal yang telah kita lewati ,, walaupun itu hal yang sangat sepele bgimu..
Tapi itulah yang kan menjadi sebuah kenangan..

Puisi - Kisah Sahabat

KISAH SAHABAT
Oleh Ama Gusti Azis

Temukanlah arah kehidupan kita..
Yang selalu membuat kita bersama..
Ada suka dan duka diantara kita..
Tetapi jangan sampai kita melupakannya..

Embun pagi yang mengisahkan duka..
Ada cinta yang mengisahkan luka..
Ikatan kita selalu ada untuknya..
Cerminan hati meluapkan hatinya..

Kisah ini adalah sebuah anugerah tuhan..
Sahabat kini merupakan kenangan..
Jangan hanya mengikuti bayangan..
Kisah sahabat ini kita persembahkan..
Untukmu..

Wahai Sahabatku..

Puisi - Selamat Tinggal Kawan

SELAMAT TINGGAL KAWAN
Oleh Ama Gusti Azis

Kini sahabat tak ada lagi di bumi ini..
Yang biasa duduk di sampingku..
Tapi mengapa hanya ada anganmu..
Kau pergi mendahuluiku kawan..

Tangisan darah yang ku keluarkan saat itu..
Begitu banyak kenangan manis terselimuti..
Bermain, canda, tawa kita lalui bersama..
Tetapi mengapa kita berpisah sampai disini..

Kecelakaan yang telah kau lewati..
Degan tetesan darah berkeping-keping..
Hingga membuatku menangis akan kehilanganmu..
Mentari datang dan dibawa ke liang kubur
Dengan kesuciannya dan keindahannya..
Dia meninggalkan dunia ini..

Di taburkannya bunga ke dalamnya..
Suara adzan pun berkumandang di dalamnya..
Kayu kayu di pasangkan di sekitarnya..
Tanah pun menggelamkan ia..

Andaikan waktu itu aku bersamamu, aku pasti akan meninggalkan bumi ini pula..
Tapi Allah, berkehendak lain.

Puisi -Senja (Matahari)

SENJA (MATAHARI)
Oleh Kendra

Hei...apa kabar mentari...?
apakah hangatmu masih seperti dulu...?
apakah cahaya mu tlah mulai benderang...?
apakah kau sudah mulai tersenyum...?

Hei...mentari terima kasih
telah mencerahkan jalanku
untuk memulai hari ini

Hei...mentari
bagaimana hari ini
ceritakanlah hari yang telah kau lalui

Matahari terlihat tersenyum samar
kemudian hilang meninggalkan
jejak merah di langit senja

Dia pergi tanpa menjawab tanyaku....

Puisi - SOMETHING IN YOUR PERSONALITY

SOMETHING IN YOUR PERSONALITY
By  Stephani Thalia

Is there a lot of burden on your shoulders?
Does your heart pressured by your logical brain?
I feel something that control you so much
Something in your brain that makes your heart frozen

I don't know what it takes to you
But I keep moving, keep trying
To like and love you
Whoever you are
You just don't want to be close
You always keep a distance
But I know you're a warm person
Who always trying to give the distance to everyone

I want to love you just because I know
I always feel happy to talk to you
Not because of too much burden
I need to love you, really
Even though you're not so romantic
I need to like your personality to be with

I know what I've done to you
Remember how rough my head to you at first
But I'm regred because I do it to you
You're never be appropriate to be treated that way
You're adorable for me

Maybe you're the only one
Who is difficult for me to talk to
The most strict person
Who I've seen,
But I want to make your heart melted
I want to be the person who
Is the only one who can stole your
compliments
I've tried to attempt...

Puisi - Matahari itu Bisu

MATAHARI ITU BISU
Oleh Kendra

Hei...apa kabar mentari...?
Apakah hangatmu masih seperti dulu...?
Apakah cahaya mu tlah mulai benderang...?
Apakah kau sudah mulai tersenyum...?

Hei...mentari terima kasih
Lelah mencerahkan jalanku
Untuk memulai hari ini

Hei...mentari
Bagaimana hari ini
Ceritakanlah hari yang telah kau lalui

Matahari terlihat tersenyum samar
Kemudian hilang meninggalkan
Jejak merah di langit senja

Ia pergi tanpa menjawab tanyaku....

Puisi - Ketika Sahabat Menjadi Bangsat

KETIKA SAHABAT MENJADI BANGSAT
Oleh Syahririn Tuma Esa

Sahabat..
Tatkala semua akan Indah pada waktunya
Indah saat ketika sahabat mnyemangati
Memberi inspirasi
Selalu memberi ahaya di kegelapanku
Dan menenangkan ku dikala sedih

Tapi..
Sejenak cahaya gelap menghampiri
Menutupi semua kerindangan yang selalu di haturkannya
Menolak segala kegembiraan yang diberikan
Bahkan seperti api yang menyambar bergejolak kerusakan!

Sahabat?
Apakah sahabat?
dan ketika ia menjadi bangsat
Hanya karna terselip bunga yang megah
Berlari dan menjauh dari ku..
Hanya karna kemegahannya..
Dan aku hanya sperti kumpulan ny yg terbuang.

Puisi - Manusia Jalanan

MANUSIA JALANAN
Oleh Muhammad Zaini

Roda kendaraan bermesin keras menggilas aspal
kencang berderu tak jarang rapat tersendat
tangkas dan sigap disetiap tikungan tajam jalan
terik maupun berlumur air hujan tak dihiraukan

Ramah menyongsong pagi
riang menyambut siang
hangat memeluk senja

Memburu waktu sebelum matahari sembunyikan wajahnya
kalah atau menang menggapai nasib pertaruhkan nyawa
bukan suatu yang ganjil pulang tinggal sebuah nama
untuk berjihad mulia menafkahi keluarga

Puisi - Selembar Putih

SELEMBAR PUTIH
Oleh Hesty Indra W

Selembar putih yang kau bingkai
Di dinding rumah batinmu
Adalah lautan bergemuruh ombak
Tempat badai menempa nelayan
Menuntaskan segala tantangan

Selembar putih yang kau bingkai
Di dinding rumah batinmu
Adalah hutan hijau merayu jiwa
Tempat embun bermanja di ujung daun
Menebarkan kesejukan bagi jiwa yang gersang

Selembar putih yang kau bingkai
Di dinding rumah batinmu
Adalah medan pertempuran
Tempat api dan darah berlomba
Membahagiakan sang pembinasa

Selembar putih yang kau bingkai
Di dinding rumah batinmu
Adalah keluluhlantakan
Adalah sungging senyuman
Adalah kebebasan
Yang dapat kau maknai tanpa kata.

Puisi - Hidup

HIDUP
Oleh Tyas. H

Hidup itu KELAM
Terlalu liar tuk dijinakkan
Terlalu dingin tuk disentuh
Terlalu keras tuk dipatahkan
Dan terlalu geLap tuk dijamah

Arogan...
Buas...
Terjal...
Dan Hitam...

Yang cuma ada 2 kata...
Menyakiti atau disakiti,
Mengalah atau dikalahkan,
Tertawa atau menangis,
Berusaha melawan atau terdiam pasrah

Hidup bukanlah KEHARUSAN
Bukan kesempurnaan yg selalu dikejar
Juga bukan kesuksesan yg kerap dibicarakan
Dia hanyalah satu Masa yang akan dilewati

Dan tentang Hidup itu sendiri
Hanya butuh senyum sederhana
Tuk sekedar menunjukkan kepada semua
"BAHWA AKU BAHAGIA ADA DISINI...!!!

Puisi - Kehidupan

KEHIDUPAN
Oleh M Raja Pangestu

Ku bergulat melawan api
Api sempurna yg tiada tnding
Jikalau hidupku masih panjang
Kuingin bergulat melawan arang disana

Kulihat langit membelah cakrawala
Kicauan burung meneguhkanku
Dalam alunan keberanian
Ku akan melawan semuanya

Walau kadang rapuh
Hidupku harus berlanjut
Karna bilamana hidup adalah kesempatan
Ku takkan mau berkata tidak

Satu batu loncatan ku lewati
Satu rajutan kehidupan ku pelajari
Satu pertemuan takkan ku lupa
Karna Kehidupanku Adalah Kehidupanku

Puisi - Perjalanan Hidup

PERJALANAN HIDUP
Oleh Nicma Faneri

Ku berjalan ..
berjalan terus tanpa henti
Sekalipun kaki telah lelah ..
lelah untuk menapaki jalanan yang berduri

Harus aku terjang
Kerikil-kerikil tajam
Yang menghadang..
ku tak akan lelah berjalan

Aku hanya inshan tuhan..
Berjalan sendiri dalam kesunyian
Mencari apa yang ku cari
Mencari mimpi yang telah pergi

Aku memiliki mimpi
ingin ku Raih mimpi itu
Namun..
Mimpi itu terlalu tinggi.

Mampukah aku..
Sampaikah tanganku
untuk meraih mimpi itu..
Mungkinkah?..

Oh Tuhan..
Engkau sang maha penyayang
Tempat di mana aku meminta dan mencurahkan segala kepenatan..

Tunjukan arah yang benar
Agar ku dapatkan jalan
Untuk meraih mimpi dan masa depan yang cerah ..

Puisi - Butiran Kehidupan

BUTIRAN KEHIDUPAN
Oleh Ayu Andini Utami

Beranda hening menaburkan lamunan
Jarak yang menoleh hati terkikis sepi
Rindu dalam asa yang melambung menorehkan mimpi
Indah memang bak laksana lautan biru dengan berkas cahaya di atasnya
Sulit terasa nyayian hambar menggelora jiwa
Terjawab sudah dalam satu nuansa perisai cinta
Inilah kesabaran yang menggumam lara lewat tangisan doa
Batasan hidup yang ada melontarkan satu Tanya
Kapankah pengakhiran ini tiba seperti dalam ayatnya
Pengindahan nya akan datang tak disangka tak diduga
Air mata dalam balutan doa meyakini segalanya
Pantas tak pantaskah diri ini berdiri tegap dalam karunianya
Butiran hidup yang merekah lika-liku
Menyiratkan kenangan pembelajaran bearti
Tuhan ku yang Maha Agung
Lelah yang bersemayam lewat wajah telah sirna sudah
Untaian pena telah terukir dalam senyuman keharuan
Keabadian yang nyata membisu terlintasi keinginan
Dalam ratusan sabar dan satu keyakinan yang membuat tawa dihati
Jodohku akan segera datang menjemput di dunia masa depan

Puisi - Arti Hidup

ARTI HIDUP
Oleh Hiromi Elevenia Darmawan

Setiap insan yang bernyawa
Hanya singgah di alam sementara
Jarum jam terus berjalan
Tanpa peluit yang menghentikan

Langit biru
Tak jauh dari pandangan mata
Menghitam dengan sendirinya
Sebuah tanda keagunganNya

Jantung selalu berdetak
Tertidur maupun bernapas sesak
Tak akan pernah berhenti bergerak
Semua karena izin dariNya

Hidup ini
Terlalu singkat jika salah menjalani
Memikirkan hal yang terus membebani
Melakukan sesuatu yang tak perlu tuk didalami

Nafas ini
Menguatkan raga sejak dini
Tak akan bisa dengan sendiri
Tanpa kuasa Sang Ilahi Rabbi

Sudahkah
Kita menghitung nikmat yang tak terhitung banyaknya?
Sadarkah
Kita hanyalah makhluk yang diciptakan untuk mengabdi kepadaNya?

Dengan uang kita bisa membeli segalanya
Menikmati keinginan beraneka warna
Padahal akan dipertanggung jawabkan semua
Tanpa berbagi tak akan ada gunanya

Kematian
Akan mengejar setiap insan
Tak terkecuali semua utusan
Yang dibutuhkan hanyalah amal kebaikan

Kalam Illahi Rabbi
Sahabat sejati untuk kita melangkah
Semua takkan berarti
Tanpa ampunan dan ridhoNya

Puisi - Inilah Hidupku

INILAH HIDUPKU
Oleh Nurul Aulia

Aku inilah aku dengan sejuta kekurangan ku ..
Dengan jalan Hidup yang di penuhi tantangan dan rintangan ..
Menyusuri Dunia dengan kehidupan ku
Suka Dan Duka Ku lewati di Hidupku

Tuhan ....
Betapa Indah nya Kuasa mu
Kau memberikan banyak arti
Di kehidupan ku

Aku .. Ini lah dengan kehidupan
Kehidupan yang kadang
melelahkan .
Tapi itu semua harus aku jalani
Dengan penuh rasa syukur
Karena itu semua adalah jalan
Kehidupan ku ...

Puisi - Aku Adalah Aku

AKU ADALAH AKU
Oleh Ad Deen

Aku adalh Aku.
Aku bukan dia..mahu pn kamu..
Anganku..mimpiku..citaku..
Prjalanan arah tuju hidup ku.

Aku adalh aku.
Cintaku..kasihku..rinduku..
Milik masa lalu..akan hilang ikut waktu..
Untuk apa difikir..untuk apa ditungu.

Aku brdiri..pada pohon pendirian yg kukuh..
Aku brpaut..diatas dahan perinsip yg utuh..
Aku brjalan tnpa bekas luka hati yg luluh..
Aku brlari mgejar masa..walau malam hampir brlabuh.

Sifat ku bukan brmegah..aku orang yg merendah..
Sifat ku suka mgalah..bukn brerti aku orang yg kalah..
Untuk apa aku brdebat..mahu pun berhujah..
Maafkn..jika sgala prsoalan aku yg brsalah.

Biar jalan hidup ku samar..aku tidak peduli..
Biar brtabur sejuta onar penuh brduri..
Langkh brpadu..azam brsatu hajatku dihati..
Sgala impian prjuangan..aku turuti.

Walau ku dicaci..shinga dikeji..
Aku tetap teguh diatas jalan yg pasti..
Walau ku sendiri..jalani prjalanan hidup sunyi..
Aku yakin itulh jalan yg hakiki.

Kenangan hidup ku smalam biarkn brlalu..
Untuk apa dingat..untuk apa ditungu..
Ku meniti hari..ku meyusur waktu..
Aku tidak lelah..mahu pun pasrah..
Jalan ku satu..biar pun brliku..
Kerana Aku adalh Aku.

Puisi - Perbedaan

PERBEDAAN
Oleh Pipit f

Diantara dua manusia
Pasti ada pebedaan
Jika kita sabar...
Perbedaan bukanlah kelemahan
Tepi kelebihan untuk memahami
Perbedaan tercipta
karena...
Rasa ingin melengkapi
Sehingga tertutup segala kelemahan
Beda bukan berarti jauh
karena...
Beda bukanlah jurang
Tapi...
Jembatan untuk menyatukan kita
Waktu..
Tidak akan membuat semuanya
SAMA...
Tapi hanya memberikan pilihan
Dan pilihan yang akan...
Menentukan jawaban
Bayangkanlah...
Jika kita bisa menyatukan perbedaan
Dan saling mengerti
Jangan pernah...
Terlintas apa yang dapat kita berikan
Tapi...
Apa yang dapat perbedaan
Berikan pada kita

Puisi - Waktu

WAKTU
Oleh Elza Haya

Detik-detik ....
menit-menit..
terus berjalan...
tak kan ada manusia yang bisa menghentikannya..

Walau jam tak berdetak..
namu bumi akan selalu mengelilingi bulan dan matahari...
wktu terus berjalan...

Tak kan bisa kembali ke masa lalu...
walau dikata ada mesin waktu...
waktu terus berjalan..
inilah waktu yang tak pernah berhenti..

Waktu akan selalu ada..
waktu bagaikan sebuah emas...
sangat berharga...
itu lah dia waktu yang sedang kita jalani

Puisi - Tawon dan Batang Kering

TAWON DAN BATANG KERING
Oleh Widiatmoko


Candamu adalah cerianya wajahmu
Yang engkau tampakkan dengan hijaunya rimbunan dan kokohnya batangmu
Ceriamu adalah cermin tulusnya jiwamu
Yang engkau dermakan dengan manisnya buahmu tanpa alpa

Tulusnya jiwamu adalah pesona lautan hatimu yang tak bertepi
Yang engkau hembuskan dengan segarnya udaramu melalui jemari yang melambai
Rimbunanmu bukanlah tahta sang raja
Kekokohanmu bukanlah raja dalam tahta
Kesegaranmu bukanlah sabda

Engkau kukenang karena jiwamu
Engkau kusayang karena pesona hatimu
Kini kau kusemayamkan dalam kesunyian nan pilu
Kalaulah aku engkau
Aku 'kan bersemayam jua
Namun bukan jasadku
Tapi jiwaku

Sengat pun aku punya
Ia senjata di saat aku tersiksa
Bukan aku ‘tuk menyiksa
Ia bukanlah bisa yang memangsa

Mulut pun aku ada
Ia penghias dan pencerna
Bukan aku ‘tuk berdusta dan ingkar kata
Ia pun bukan bisa yang memangsa

Bukankah engkau pun tahu
Jasadku bukan apa-apa
Ia hanyalah topeng bersayap yang kutampakkan saat aku terbang
Tanpamu aku tak pernah menghampiri sang batang
Rumah di saat aku dalam lengang

Semasa engkau rindang karna hujan
Aku pun terasa dingin dengan selimut sayap tipisku
Semasa engkau layu karna ronamu yang haru
Aku hanya diam membisu

Menunggu
Bersimpuh
Luluh di hadapan penciptamu

Puisi - INTERSECTION

INTERSECTION
Oleh Lindri Linggar

Malam merayap naik diiringi hawa dingin membisik tubuh...
Matahari turun dari singgahsananya...
Pedagang-pedagang kecil disepanjang jalan bergegas menutup lapak...
Ibu-ibu meneriaki anaknya dari dalam rumah...
Bulan mulai menggantung ditempatnya...
Jalanan sepi sudah...
Diujung terlihat persimpangan yang dihiasi sebuah tiang kayu reot dengan lampu neon lima belas watt menggantung...
Tidak nampak apa-apa dipersimpangan itu...
Gelap, kau tidak akan tau ada kejutan apa yang disiapkan di persimpangan itu...
Bukankah hidup manusia seperti itu?
Berada disebuah jalan dengan persimpangan diujungnya...
Gelap, tak nampak apapun,,,
Kau harus pandai betul menngunakan intuisimu supaya kau memilih jalan yang benar,

Puisi - Aku Hanya Satu

AKU HANYA SATU
Oleh Kevin Fajar

Terbangun dalam satu surya
Bangkit dari tempat tidurku
Berdiri tegak di depan kaca
Menatap wajah yang gelap
Ku bergegas pergi mandi
Membasuh raga merawat jiwa
Menyikat gigi agar bersih
Tersenyum senang yang tak pudar

Pergi belajar menjujung ilmu
Menulis pesan dari guru
Menyambut nilai yang memuaskan
Menyapa teman yang sedang sedih
Berdoa pada Tuhan Esa
Yang membantuku di jalanku
Membaca lagi pelajaranku
Aku gunakan untuk masa depanku

Aku hanya satu
Tak ada yang sepertiku
Kebiasaan boleh sama
Asal hidup berbeda-beda
Jumpa wajah lambai tangan
Lepaskanlah raut burukmu
Tangkaplah kegembiraanmu
Tersenyumlah untuk masa depan

Puisi - Usang

USANG
Oleh Kevin Fajar

Melewati badai gurun
Menembus ombak gersang
Melawan hasrat tabu
Menunggu air mata turun

Derasnya hujan membuatmu teringat
Seseorang yang kau rindukan
Yang menghilang tanpa jejak
Yang membuang rasa kepedulianmu
Wahai temanku, lupakanlah semua janjinya
Bolehkah aku mengusap air matamu?
Untuk menutup pagar kerinduanmu
Hembuslah dia menuju awan-awan

Cukup sudah kau baca masa lalumu
Dia tidak mau memeluk sedihmu
Biarkan cinta itu datang sendiri
Cinta baru, sinar hitam berlalu

Puisi - COURAGE TO SPEAK

COURAGE TO SPEAK
By Stephani Thalia

I've tried to be brave
Have courage to said that I was wrong
It's like I let my body without any clothes at first
Maybe it sounds like I kill myselft
It sounds too hard for me at the first time

Just said what happened
I told the truth, encourage my heart
To speak about that
Even though I know everyone will tease me
She will to run around me
But if I making mistakes
I always must have the courage to admit

Because if I making mistakes
And I never admit it, my fault is increased
Don't you think anything too hard
You can see many peoples
In the law, when they can be able
To say the truth,
Those pains, those punishments will be reduced

And the most important is
You can be able to learn
From all your mistakes
add them as experiences to learn
From all your mistakes that you used to
If you're honest, your heart will be calm
Because there's nothing to be hide

You will not burdened with your guilt
That makes you won't be able to sleep
Your heart will feel free,
You can learn from it
You can change the future
but you can't change the past
Just keep learning on from those

Puisi - Hembusan Angin Surga

HEMBUSAN ANGIN SURGA
Oleh Satya Zulfiqar Ipnu

Masih terngiyang suara merdu itu

Diantara detak jantung dan sunyinya lamunan malam
Diantara kerinduan dan bujukan cinta

Timbul tenggelam rasa duka dan cita
Mengalir pada arus yang sama
Sehingga sulit buatku untuk membedakannya

Semerbak wangi terbawa ke angkasa

Menghiasi cakrawala dan alam semesta
Melengkapi indahnya langit hingga terwujud dalam sebuah Aurora

Mengharap aku mampu menggapainya

Menggapai nirwana yang tegak berdiri diatas pusara masa
Terpaku aku berdiri diantara ilalang yang membentang

Terasa hembusan angin sejuk merasuk jiwa
Seolah berkata padaku dengan suara mesra

Ya inilah angin surga
Yang di hembuskan pada setiap manusia yang terluka dan berduka
Sayang manusia tak mampu merasakannya

Perih dan Getir menjadi halangan baginya
Butuh sebuah kebesaran jiwa untuk merasakan
Apa yang dinamakan Hembusan angin surga

Puisi - Noda Hitam

NODA HITAM
Oleh Eman

Noda hitam ku
noda ayah,ibu.
Noda hitam ku
noda keluarga.

Setitik noda hitam kini terlihat.
Titik nya mengusik orang orang terkasih.

Setitik noda hitam ku
hadirnya tak diinginkan.
Setitik noda hitam ku
menjadi beban.

Ibu, ayah maafkan aku
setitik noda hitam ku mengotori keluarga.
Setitik noda hitam ku merenggut kebahagiaan kaliaan.

Jemari ku yang lupa akan belai kasih.
Langkah kaki ku yang lupa akan jalan kebaikan.

Dua tahun kini lamanya ku terpenjara,
Meski bukan jeruji besi yang mengurung atas do'sa do'sa.
Tapi ku terpenjara rindu atas perbuatan.

Di ujung jalan, sorang anak mencari tempat mengadu.

Puisi - Orang Tuaku

ORANG TUAKU
Oleh Ikaratnasih

Seiring hadirnya pagi aku tersadar
Bahwa waktu terus berlalu
Apa yang telah ku lakukan
Apa yang telah ku persembahkan
Untukmu orangtuaku

Maaf jika aku mengecewakanmu
Maaf jika aku belum bisa
Memenuhi harapanmu,
Membahagiakanmu dan
Maaf jika aku membuatmu  bersedih

Terimakasih.....
Kalian telah menjagaku
Kalian telah membimbingku
Kalian telah menyayangiku

Aku menyayangimu
Teruslah menjadi inspirasi,
Teruslah menjadi semangat dan
Teruslah menjadi yang terbaik
Untuk putra-putrimu

Puisi - Ayah Bunda

AYAH BUNDA
Oleh Aprie Yulia

Ayah,Bunda,,,,
Dengan sabar merawatku
Hingga aku menjadi tumbuh besar dan sehat
Hingga aku mengerti akan sebuah kehidupan

Ayah,Bunda,,,,
Begitu banyak kata kau ucapkan
Begitu besar cinta telah kau berikan
Dan begitu besar pula kasih sayang telah kau curahkan hanya untuk anakmu ini

Ayah,Bunda,,,,
Kau ajarkan aku tentang kebajikkan
Kau tunjukkan aku tentang arti cinta
Kau jelaskan aku berupa makna kehidupan
Dan kau juga yang telah ajarkan semua itu dengan sungguh penuh kasih

Ayah,Bunda,,,,
Betapa mulianya hatimu
Kau ajarkan semuanya dengan  tanpa mengenal lelah
Kau korbankan itu hanya demi  anakmu
Kau juga banting tulang hanya demi anakmu

Ayah,Bunda,,,,
Kini aku tidak tahu harus bagaimana,namun,,,,
Kini aku berjanji akan membalas atas semua kerja kerasmu
Dengan setulus hati aku akan menjagamu selalu
Semoga Tuhan membalas semua kebaikanmu
Terima kasih ku ucapkan untukmu Ayah Bunda tercinta ku
LOVE YOU'R FATHER AND MOTHER

Puisi - Hengkang

HENGKANG
Oleh Fajar Utama

Hengkang
Warasku telah hilang
Terbang melayang ke awang-awang
Ku pergi karena menyimpang

Perih
Bilur di hati, batin merintih
Luka di diri, raga tertatih
Merah bagai mengunyah sirih

Hengkang
Rumah baru rumput ilalang
Luntang-lantung tubuh telanjang
Kurang makan kering kerontang

Geram
Wajah keriput memerah padam
Hatinya gusar menaruh dendam
Bak sayur kebanyakan garam

Hengkang
Anak tercinta semata wayang
Kecil dimanja, kecil ditimang
Besar durhaka jadi Malin Kundang

Bapak
Ibu
Maafkan anakmu ini
Anakmu bukan anak bawang
Anak fajar cahaya gemilang
Tapi sayang akalnya tak pernah gamblang

Puisi - Untukmu Ibu

UNTUKMU IBU
Oleh Harfid Debby Sagita

Baru ku sadari
Bagimana peran seorang ibu terhadap ku
Baru ku tau Begitu beratnya seorang ibu
Untuk mendidik anak yang disayanginya
Dimalam yang sunyi ini ku terdiam
Merenungi betapa besar
Dosaku kepada mu ibu
Ku sering membantah perkataanmu,
Melawan perintahmu dan ku sering marah denganmu
Ibu maafkanlah anakmu yang penuh dosa ini
Aku berjanji padamu
Ku akan menuruti semua Kemauanmu, Perintahmu
Dan ku akan berjanji padamu
Ku tak akan pernah mengulangi semua
Yang telah ku lakukan pada mu ibu
Ibu kamu wanita terhebat sepanjang masa
Kamu wanita terindah didunia ini
Ku sayang ibu, ku rindu pelukan ibu
Tak ada satupun orang yang bisa menggantikan seorang ibu

I will always love you mom

Puisi - Ibu

IBU
Oleh Amirul Nur Hamid

Oh ibu...
Terimakasih atas perhatianmu..
Terimakasih atas segala yang kau ajarkan dalam hidupku..
Terimakasih kau Telah mengenalkan Sang Pencipta kepadaku..
Kepada kami, anak-anakmu...

Ibu....
Jika ku hitung satu demi satu..
Sampai aku menua..
Sampai rambut ini memutih..
Mungkin aku tak bisa, atau bahkan tak sanggup...
Menghitung budi baikmu terhadapku..
Menghitung semua yang telah kau berikan kepadaku...

Ibu..
Aku Cuma bisa berkata..
“terimakasih ibu, terimakasih untukmu wahai malaikat penjagaku...
Dan semoga aku bisa menjadi anak yang membanggakanmu...
Mebahagiakanmu....
Membahaiakan dunia dan akhiratmu.....
Amin.. Amin...

Puisi - Renungan Malam

RENUNGAN MALAM
Oleh GedeSunie

Jangan bilang siapa-siapa sebenarnya aku punya ibu..
Ibuku adalah pemulung di emperan toko,kais sampah tuk sebutir beras..
Ibuku adalah seorang pemahat hebat,yg bisa memahat langit berwajah aku..
Ibuku adalah penasihat bijak yg selalu kan nasihati aku sejak dunia kenalkan diri..
Ibuku adalah bodyguard yang jaga aku dari musuh-musuhku..
Ibuku adalah seorang pemAaf meski aku tusukan pedang ke jantungnya..
Ibuku adalah pembohong ulung saat dia tak baik sikon..
Ibuku adalah sahabat terbaik saat dunia kecewakan aku..
Ibuku tak segan cabut nyawa orang tuk beri kenyang perut aku..
Ibuku adalah pengingat waktu saat aku telah lupa jaman..
Ibuku adalah orang yang sungguh sangat benar sekali terima kekurangan aku apa adanya..
Ibuku adalah sang mentari nan bersinar terang sinari bumi,yg walau malam tetap kan terjaga memberi sinar lewat sang bulan..
Maka saat samodra bermahkota senja..
Dan satelit bumi bersama kawan-kawannya kembali ke tempat sift jaga.
Aku kini kerjaku adalah bertanya,apa yang telah ku berikan pada ibuku ???

Puisi - Ibuku

IBUKU
Oleh Wana Haryani

Ibu....
Sungguh besar pengorbananmu
demi lahirnya aku ke dunia ini
kau sabar mengandungku sembilan bulan lamanya
hingga kau rela bertaruh nyawamu demi melahirkanku

Ibu.....
Kaulah pahlawan yang paling berjasa dalam hidupku
kau bersabar dan terus bersabar demiku
kau merawatku sedari aku kecil sampai sekarang aku besar
kau selalu menasehatiku agar aku menjadi anak yang baik

Ibu....
kau selalu mengajarkanku bagaimana hidup mandiri
kau mengajarkanku untuk menjadi orang yang jujur dan bertanggung jawab
kau tak pernah lupa untuk mengingatkanku semua itu

Terimakasih Ibu....
Kau telah mengorbankan seluruh jiwa dan ragamu
kau rela meluangkan waktumu demi bersamaku
dan kau juga selalu membimbingku dalam segala hal.....

I LOVE YOU IBU....
AKU SAYANG KAMU SELAMANYA

Puisi - Jikia Dia Telah Tiada

JIKA DIA TELAH TIADA
Oleh Neng Nina Kurniawati

Wahai sang kholiq
Lewat angin malam yang merdu
Kau kirimkan sosok malaikat untuku
Malaikat kecil yang ada di bumi ini

Dia yang memperkenalkan aku arti kehidupan
Dialah yang menerangiku dalam kegelapan
Dan dia sering ku panggil IBU..

Iyaa.. dialah ibu yang melahirkanku
Dialah ibu yang merawat dan mendidiku
Dialah ibu yang selalu menemaniku
Menemani perjuangan hidupku

Namun seiring berjalannya waktu
Akankah dia selalu ada menemaniku ?
Akankah masih ada yang rela berkorban untukku ?
Akankah masih ada yang selalu meneteskan air mata saat mendoakanku ?
Akankah masih ada yang selalu menyambutku ketika ku pulang menuntut ilmu ?

jika dia telah tiada
jika jiwa tak lagi di raganya
hanya tersisa kamar kosong tiada penghuninya
hanya tersisa helaian kain yang tergantung di lemarinya
dan hanya tersisa kenangan suara yang terucap dari bibirnya
dan kini tinggalah aku sendiri
di temani hari hari yang sunyi..

Puisi - Ada Aku Disini

ADA AKU DI SINI
Oleh Itsnaani Rhamadanty

Ku pandangi wajah tua itu dengan seksama
Kulitnya yang mulai keriput dengan rambut yang mulai memutih
Raganya yang melemah membuatnya semakin tak berdaya
Ku lihat senyumnya, seakan melukiskan
Betapa letih ia menjalani hidup....
Bunda...
Masih mampukah kau berjalan bersamaku ??
Masih sanggupkah kau menopang bebanmu ??
Masih sempatkah esok ku bahagiakanmu ??
Masih bersinarkah cahaya bintang di matamu ??
Masih kuatkah dirimu berdiri di antara hempasan ombak ??
Masih bisakah kau melihatku sampai hembusan nafas terakhirku ??
Masih adakah pelangi yang mewarnai hariimu ??
Bunda...
Aku ada di sini & akan tetap di sini bersamamu
Genggam tanganku, raih ragaku
Kan ku ajak kau mengelilingi dunia bersamaku
Jangan takut, jangan pula bersedih......
Bagaimanapun keadaanmu aku akan slalu di sampingmu
Bertahanlah Bunda walau ku tahu dia yang kau cinta
Telah lama pergi meniggalkanmu sendiri
Tapi itulah bukti betapa tangguhnya dirimu
Yang tetap berdiri tegar pada dunia....

Puisi - Tangisan Hati Bunda

TANGISAN HATI BUNDA
Oleh Aprilia Eka Widiana

Bunda,
setiap hari selalu kau beriku kasih sayang
Tak pernah henti memberiku kebaikan
Selalu kau tanamkan rasa cintamu untukku
Tak pernah letih membimbingku

Bunda,
Disetiap senyummu kau sembunyikan rasa letih yang mendera mu
Disetiap do'a mu,kau tanamkan harapan untukku
Disetiap nafasmu,kau akan selalu menyayangiku

Tuhan,
Berikanlah yang terbaik untuk bunda
Berikanlah rahmatmu pada bunda
Berikanlah rizki karuniamu pada bunda

Terima Kasih bunda kau sudah menjadi pelitaku
Jasamu takkan ku lupakan
Sekarang,mungkin aku belum bisa membahagiakanmu
Tetapi,kemudian hari pasti aku dapat membahagiakanmu

Puisi - Rindu Ayah Ibu

RINDU AYAH IBU
Oleh Yuni

Ayah...
Ibu...
Sudah lama kita tak bertemu
Sudah lama kita tak bersama

Ayah..
Ibu..
Ku ingin memeluk kalian
Ku ingin mencium kalian
Sebagai tanda aku sayang kalian

Ayah..
Ibu..
Ku merindukan canda tawa kalian
Ku merindukan nasihat kalian

Ayah..
Ibu..
Mengapa kita harus berpisah seperti ini
Mengapa jarak dan waktu selalu memisahkan kita

Suatu saat kita pasti bertemu. I love you mamah , i love you ayah

Senin, 03 November 2014

Cerpen - Saat Misteri terungkap

Untuk kesekian kalinya, lagu berjudul “Waktu” karya Bondan Prakoso itu terdengar khas tepat di sebelah kamar kos ku. Entah apa yang membuat yudi, begitu panggilan pemilik kamar sebelah sangat menyukai lagu itu.
Jam di kamar menunjukkan 06.30 pagi, itu artinya aku harus segera bersiap sebelum ketinggalan bus kota yang akan mengantarku sampai ke gerbang kampus.
Namaku Putra Aldiansyah, kawan-kawan di kampus memanggilku putra. Aku kuliah pada salah satu perguruan tinggi di ibukota Negara dan memilih untuk mengabdi di jurusan bahasa dan sastra. Eits, jangan tanyakan kenapa ku kuliah di jurusan ini.
Di kampus, aku termasuk mahasiswa yang paling sering mendapatkan beasiswa prestasi. Begitu juga Yudi, rekan sebelah kamarku yang juga sering mendapatkan hal yang serupa. Kami berdua berasal dari satu daerah yang sama, provinsi di ujung Sumatera. Meski dulu tidak pernah saling kenal namun test SPMB sebelum masuk kesini telah merubah segalanya. Aku jadi begitu dekat dengannya.
Satu hal yang tak pernah ku ketahui tentang Yudi selama ini adalah tentang keluarganya. Dia sangat tertutup dengan semua ini. Bahkan dia mengancam jika aku memaksanya “kau boleh tau apa saja tentangku, tapi tidak untuk ini kawan… jelas!!!” gertaknya.
Di kampus, orang tak banyak yang mengenal Yudi. Maklum saja, saat saat di kampus lebih banyak dihabiskannya di pustaka ketimbang nongkrong di kantin seperti kebiasaanku selama ini. Sifat tertutup yudi ini membuat aku dan kawan kawan satu angkatan heran dan tak jarang kebanyakan dari mereka menanyakan kepadaku perihal Yudi karena mereka rata-rata tahu kalau aku dan Yudi berada dalam kompleks kos yang sama.
“eh put, ada apa dengan kawanmu itu?” celoteh Eka pada ku suatu ketika. “aku juga tidak tahu” jawabku singkat.

Kegiatan sepulang kuliah, langkah ini lebih terbiasa singgah di warnet dekat kampus. Banyak hal yang biasa ku lakukan disini, ya salah satunya berekspresi suka suka lewat jejaring sosial seperti facebook.
“sore kak” sapa sok akrab ku pada penjaga warung dunia maya itu. “Sore juga put” balasnya singkat seakan tak peduli dengan kehadiranku. Wajar, pekerjaan seperti yang dilakoninya itu memang butuh konsentrasi yang cukup dan terkadang juga sangat membosankan hingga membuat keramahannya pada konsumen berkurang apa lagi sudah jam segini, pikirku dalam hati.
Sekilas warnet ini memang agak sederhana daripada yang lain di luar sana, dengan mengandalkan 11 unit PC dan beberapa kipas angin gantung menambah analogi orang orang yang mungkin baru masuk merasa tidak nyaman. Lain halnya bagiku yang memfavoritkan tempat ini sebagai kampus kedua, maklum sedikit menghemat biaya.
Jauh disudut ruangan yang terpisah dengan bagian komputer lain, disitu tempat ku, maksudnya aku suka internetan lewat computer itu. Selain dekat dengan kipas angin, lokasi ini juga membuat ku merasa lebih bebas, jangan berfikir macam-macam dulu. Bebas disini dalam artian tidak ada yang lalu lalang. Jadi lebih nyaman untuk bersantai.
Selain berfacebook ria, aku juga punya kegiatan lain di dunia maya. Ya, salah satunya membuka web web yang ada hubungannya dengan cerita kehidupan. Sampai tiba-tiba mata ini tertarik untuk membuka sebuah judul cerita yang diberi label kau bukan ayahku. Aku semakin penasaran, sedikit demi sedikit kubaca dan kudalami cerita itu. Sadis… kata pertama yang kulontarkan meski cerita tersebut belum habis terbaca.
Cerita yang berlatar belakang sebuah keluarga kaya yang hidupnya sengsara. Seorang anak, tokoh dalam cerita yang ternyata durhaka dan membunuh ayahnya sendiri. Bermula ketika dia (sang anak) mendapati ayahnya sedang mabuk-mabukan bersama beberapa wanita di dalam rumah, sementara di lain sisi ibunya sedang berada di luar negeri untuk bekerja sebagai TKI. Hidup dengan biaya kerja keras dari ibu menjadi tolak ukurnya sehingga dia mengambil jalan pintas untuk membunuh sang ayah. Begitu kira kira ringkasan cerita yang ku simpulkan.
Yang menarik dan membuatku semakin penasaran adalah kata kata terakhir dari sang penulis yang mengatakan bahwa ini kisah nyata yang dia alami sendiri dan dialah sang anak tersebut. Aku membunuh dan aku durhaka, tapi ini semua untuk ibuku begitu tulisan tambahan kata kata tersebut.
Kisah tersebut membuat ku terkesima dan seakan menghipnotis anganku hingga hari ini, tanggal 17 maret 2007, 6 bulan setelah hari saat ku menemukan dan membaca cerita tersebut. Bayangkan, rentang 6 bulan ini hidupku seperti seorang detektif yang tak punya tuannya, ya waktu ku lebih banyak kuhabiskan untuk mencari tahu siapakah penulis kisah yang katanya nyata tersebut. Dari bantuan mbah google sampai bertatap muka langsung dengan pemilik situs tempat cerita itu dimuat. Banyak sih informasi yang kudapat namun sang objek yang dicari belum juga terdeteksi sosoknya.
Suatu ketika…
“put” terdengar seperti ada yang memanggil ku diluar. “eh kamu yud, ada apa? tumben belum tidur jam segini?.” “hmm…” jawabnya singkat lalu masuk dan tanpa basa basi langsung duduk di lantai. “put…!?” “iya” jawabku sembrono seakan tak peduli dengan kehadiran Yudi.
“hmm… kita keluar yuk!” “hah… gak salah denger apa? uda jam berapa ini?” “ahh… bosan sekali aku” jawab Yudi. Sepintas raut wajahnya terlihat sangat muram. “ada apa ya?” tanyaku dalam hati sembari memakai jaket dan mengiyakan kemauannya itu.
Kami berjalan kaki menyusuri jalan setapak, jam di tangan menunjukkan 01.46 wib, hening sekali. Sampai kami berhenti di suatu tempat, di atas jembatan layang, Yudi membuka suaranya.
“mungkin kedepan kita tidak akan bersama lagi seperti ini put” kalimat pertama yang keluar dari mulutnya. “hah, maksud kamu apa sob?.” Tanpa menggubris pertanyaanku dia terus melanjutkan pembicaraannya. “aku tahu, sejak pertama kita kenal kamu selalu penasaran dengan tingkah dan ulah aku ini. Bukan aku sok misterius, bukan aku tak menganggap kamu ada, bukan… asal kamu tau ya put, ini semua semu, ini semua bukan aku yang sebenarnya” dia terus melanjutkan pembicaraannya sementara aku hanya tercengang bagai si bocah yang sedang mendengarkan dongeng ibunya. “maafkan aku kalo emang kamu anggap aku seperti itu” “Ta…tapi Yud” ku coba memotong. “sudah, aku tahu kok put, aku mengenalmu put. Yang jelas malam ini aku ingin kamu tahu semuanya, semua tentang aku karena sangat erat kaitannya dengan rasa penasaranmu selama ini” “maksud mu???” “sudah lupa ya sama kisah yang kamu ceritakan padaku itu?” “eum… iya nggak lah, trus hubungannya apa?” aku balik bertanya. “ini untukmu” perintah Yudi sambil menyerahkan sepucuk surat kepadaku. “bukalah surat ini suatu saat nanti” pesannya. “aneh kamu Yud” sembari menyimpan surat itu. Namun belum sempat semua itu kulakukan, aku telah dikejutkan oleh Yudi yang secepat kilat berlari dan melompat dari jembatan. Aku panik, dan berniat minta tolong. Tapi sayang, Yudi telah jauh terseret arus dan tak mungkin terselamatkan lagi
beberapa bulan kemudian…
ASSALAMU’ALAIKUM…
Sahabatku, putra…
Saat kau baca surat ini mungkin jasadku telah tiada, aku telah berada jauh disana ditemani malaikat-malaikat surga.
Sobat, masih ingat dengan kisah yang pernah kau ceritakan itu? Jawab saja masih, karena aku yakin kau takkan pernah melupakannya.
Itu kisah aku sob, kisah keluargaku, kisah pengkhianatan seorang anak yang tega menghabisi nyawa ayahnya. Sedangkan penulis itu, kau tahu? Penulis itulah sang pembunuh dan dia itu adik kandungku sendiri. Dia pun kini telah tiada, jangan pernah kau carikan lagi. Karena nyawanya ditakdirkan berakhir di tangan seorang saudaranya juga, aku yang membunuhnya. Mungkin kau akan sedikit terkejut bukan? Wajar sob… Ibuku, wanita terhebat di dunia… pahlawanku, pahlawan keluargaku dan juga pahlawan Negara ini juga berakhir dengan sadis sob, dia dihukum gantung di negeri padang gersang karena sesuatu yang aku sendiri juga tidak tahu.
Aku depresi sob, tidak tahu harus berbuat apa lagi untuk hidup ini.
Sampaikan salam dan permintaan maaf ku untuk semua, terutama untuk mu… putra.
Sahabatmu, Yudi
Aku termenung kaku dan tak tahu harus berbuat apa, surat yang baru saja kubaca seakan menghilangkan segalanya, termasuk aku dan kisah kisah ini.
Lhokseumawe, 14 Maret 2011 04:19 am
Mahfudhdinsyah
Cerpen Karangan: Mahfudhdinsyah
Blog: Blog: mandumna.blogspot.com

Nama: Mahfudhdinsyah

Cerpen - DIA YANG KU NANTI

Hari yang cerah. Matahari bersinar begitu ceria, aku sedang sarapan pagi bersama mamaku tersayang.
“Echa, nanti kamu pulang langsung ke rumah ya, soalnya nanti mama kerja pulang malem!”.
“Iya ma, ya udah aku berangkat dulu ya ma. Assalamu’alaikum”.
Sampai di sekolah aku disambut oleh teman-temanku yang setia dari kelas VII SMP. Kini aku sudah duduk di kelas XI, tepatnya di kelas XI IPA 4.
“Hey Cha, tumben loe datang jam segini?” Tanya Jeny,
“Iya, biasanya loe datang paling awal?” timpal Vicha.
“Sorry guys, gue tadi agak telat bangun, soalnya semalem gue nganter bokap ke bandara!” ucapku sambil merangkul kedua sahabatku itu.
Kami bertiga memang sahabat yang selalu setia bersama, Jeny Aulia adalah anak seorang pengusaha terkenal di Bandung. Saham ayahnya hampir mencakup seluruh saham di perusahaan yang ada di Bandung. Vicha Firdhania adalah anak komandan tentara Bandung yang telah berjasa dalam keamanan di wilayah ini. Dan aku Riecha Avhineily Puvhy yang biasa dipanggil Echa, adalah anak seorang pemilik Bank Central di Bandung dan mamaku seorang pemilik Butik Casanova Bandung.
“Echa, loe tuch kenapa sich kok nggak pernah ngasih kesempatan sama cowok-cowok SMA ini yang selalu ngejar-ngejar loe?” Tanya Vicha saat ia tidak sengaja mendengar siswa-siswa SMA ini membicarakanku. Aku cukup sadar selama ini banyak yang mencoba untuk menarik perhatianku, tapi entah mengapa tak ada satu orang pun yang mampu menarik perhatianku.
“Gue lagi nunggu seseorang yang selama ini gue suka” ucapku pelan.
“Siapa?” ucap Jeny dan Vicha serentak, aku tidak memperdulikan mereka, aku langsung keluar kelas dan…
Bruuuk…!. “Aduch maaf, aku nggak sengaja. Maaf ya” ucap Tomy sambil mengulurkan tangannya.
“Iya, nggak apa-apa kok, aku juga yang salah” ucapku sambil membalas uluran tangannya.
“Memangnya kamu mau kemana Cha?”,
“Aku mau ketemu kamu”,
“Ketemu aku? ada apa memangnya?”,
“Nggak ada, aku cuma mau ketemu kamu aja”.
Tomy memang siswa yang pandai, tapi sayangnya dia tidak bisa masuk XI IPA 4 karena ia pindahan tahun kemarin. Semua siswa mengenal dia sebagai seorang yang humoris dan ramah, ia adalah wakil sekolah dalam perlombaan Karate, sama seperti aku.
“Loe suka ya sama Tomy?” ucap Vivha,
“Hah, apaan sih nggak ah biasa aja!” ucapku tegang dan serba salah,
“Gue kan Cuma nanya sama loe, kenapa muka loe jadi merah gitu sih?”,
“Udah deh ya, jangan nanya yang macem-macem udah bel ni” ajakku mengalihkan pembicaraan sebelum Vicha bertanya lebih jauh tentang perasaanku pada Tomy.
Saat aku sedang berjalan sendiri di pertigaan timur rumahku, tiba-tiba ada suara yang memanggilku. “Echa…” aku pun menoleh ke belakang. “Hey, kamu kenapa kok kayaknya sedih gitu?” ucap Tomy,
“Nggak, aku nggak apa-apa kok!” ucapku pelan.
“Oh ya, kamu nanti bisa datang nggak ke Konverensi Sabuk Hitam?”,
“Ehmmm gimana ya, lihat nanti dulu ya”,
“Ok, tapi aku berharap banget kamu bisa datang”,
“Siap tuan!!”.
Aku masuk ke dalam rumah, “Assalamu’alaikum ma, aku pulang”.
“Wa’alaikumsalam nak, sini sayang duduk dulu” aku melihat papa sudah duduk di samping mama.
“Ada apa pa ma?”,
“Sayang, dua minggu lagi kita kita pulang ke Inggris ya nak. Nenek dan kakek sudah menyiapkan rumah untuk kita, mereka sangat merindukan kita kembali kesana sayang” ucap mama.
Aku terkejut, tanpa memperdulikan papa dan mama aku langsung menuju kamar. Aku mengambil foto Tomy yang aku simpan di buku harianku. “Aku akan pergi Tom, tapi aku nggak sanggup untuk ninggalin kamu yang selama ini aku sayang. Aku masih menunggumu Tom”. Rasanya aku tidak akan sanggup untuk meninggalkan Bandung, SMA 03, sahabat-sahabatku dan juga Tomy.
Esok harinya aku berangkat sekolah tetapi tidak dengan semangat seperti biasa, “Apa, loe mau pindah?” pekik Jeny dan Vicha serentak,
“Ssssst… jangan keras-keras, aku nggak mau anak-anak yang lain denger dan jangan sampai kabar ini sampai ke Tomy!” ucapku pelan.
Saat bel istirahat, aku pun tidak ke kantin seperti biasa tetapi hanya duduk termenung sendiri sambil merenung. “Apakah aku sanggup ninggalin Tomy?”,
“hey, kok kamu ngelamun sendiri sih? aku nyariin kamu di kantin tapi nggak ada eeh nggak tahunya kamu ada disini” ucap Tomy,
“Ehmmm, ada apa nyariin aku?”,
“Aku denger kamu mau pindah ke Inggris, emang kapan Cha?” tanya Tomy.
Aku terkejut, “Kok kamu tahu, pasti Jeny sama Vicha yang udah ngasih tahu kamu ya?”,
“Bukan, aku tahu dari anak-anak Karateka dan mereka bilang kamu mau pindah 2 minggu lagi. Emang bener Cha?”,
“Hmmm, ntar sore aku tunggu di Café biasa jam 4, aku akan jelasin semuanya ke kamu”.
“Iya” ucap Tomy sambil pergi meninggalkan aku sendiri.
Sepulang sekolah jam 4, aku pergi ke Café Ladisty yang biasa aku dan Tomy datangi sepulang perlombaan Karate. “Hey, udah nunggu lama ya? Sorry aku tadi abis nganterin nyokap ke salon!” ucapku.
“Nggak kok, aku juga baru aja sampai. Oh iya, kamu mau jelasin apa?” ujar Tomy.
Aku menghela nafas, “Sebenernya aku nggak mau pulang ke Inggris, tapi nenek dan kakek sangat rindu padaku. Aku akan tinggal dan menetap disana sesuai dengan permintaan mereka” ucapku pelan.
“Jadi kamu akan pergi ninggalin aku selamanya, sebenernya aku ingin kamu tahu sesuatu yang selama ini aku pendam!” ucap Tomy menatapku serius.
“Apa Tom?”,
“Sebenernya selama ini aku suka sama kamu, tapi aku minder karena aku tidak sepadan dengan kamu!” ucap Tomy.
Aku terdiam, hatiku bahagia menyadari seseorang yang selama ini aku nanti akhirnya menyatakan perasaannya padaku.
“Hey Echa, aku salah ngomong nggak. Maaf, permisi!” ucap Tomy sambil berdiri dan melangkah pergi.
“Tomy tunggu!” ucapku mencegahnya, aku pun menghampirinya dan berkata, “Sekian lama aku nunggu kata-kata itu keluar dari bibirmu, aku juga sangat menyukaimu!”.
Kini hari-hari yang aku jalani menjadi lebih indah, dan tibalah saatnya ku pergi meninggalkan Tomy.
“Aku bahagia bisa mengenal sahabat seperti kalian, aku tidak akan pernah bisa melupakan kalian!” ucapku sambil menenteng tas keluar dari gerbang SMA.
“Echa… selamat jalan” sorak sorai teman-temanku sambil melambaikan tangannya. Aku pun membalas lambaian mereka dengan meneteskan air mata. Sedih rasanya meninggalkan mereka yang aku sayangi. Aku sempat melihat Tomy menatapku dengan penuh kesedihan, aku tidak sanggup melihat orang yang aku cintai bersedih. Aku langkahkan kaki yang terasa berat, ku dengar teriakan seseorang yang sangat aku kenal “I LOVE YOU Echa…” Tomy menatapku dengan seulas senyum berbaur dengan kesedihannya melepasku. Aku memberikan senyum terbaikku padanya.
I Love you friend,
I love you Tomy,
I never forget you forever..
Cerpen Karangan: Ikke Nur Vita Sari
Facebook: Icke Clalu Bwat Chabat
Nama: Ikke Nur Vita Sari

Cerpen - HAPPY BIRTHDAY DAVA

Dava dan Bundanya sedang berbelanja untuk persiapan ulang tahun Dava yang ke 14, besok sebuah pesta besar-besaran telah disiapkan oleh Ayah Dava yang seorang konglomerat. Kebetulan Butik tempat mereka belanja adalah Butik sahabatnya Bunda Dava waktu SMA.
“Selamat datang, apa kabar Farah?”
“Baik, kamu apa kabar?”
“Juga baik. Wah ini yang namanya Dava ya?”
“Iya tante saya Dava”.
“Kalau begitu ayo kita langsung saja memilih baju yang cocok untuk kamu!!”
Tante Hani, Bunda dan Dava pun berkeliling di Butik Tante Hani.
Setelah beberapa Jam akhirnya mereka mendapatkan baju yang pas untuk Dava tapi belum untuk Bundanya. Daripada kebosanan nungguin Bundanya milih-milih Baju akhirnya Dava memilih untuk jalan-jalan di sekitar Butiknya Tante Hani.
Saat Dava sampai di taman belakang butiknya Tante Hani, Dava mendapati seorang anak perempuan yang umurnya kira-kira sama dengan dirinya. Gadis itu tampaknya sedang bernyanyi tapi dengan suara yang pelan sekali, karena kepo akhirnya Dava mendekati gadis itu dan duduk di sebelahnya.
Ternyata Gadis itu tidak menyadari kalau Dava telah duduk di sebelahnya, ternyata Gadis itu menyanyikan Lagunya Ten 2 Five yang berjudul You.
Sampai lagu itu berakhir gadis itu masih belum menyadari kalau ada Dava disana.
“Loe tau, atau pura-pura ngak tau kalau gue ada disini?”
“Siapa disana? Ada orang ya?”
“What? Loe ngak bisa lihat gue?”
“Sorry aku buta”
“Ciusss?”
“Serius, mana ada orang buta bohong!!”
“Suara loe bagus, mau gue iringin pakai gitar ngak nyanyinya?”
“Tapi aku ngak punya gitar?”
“Gue ada kok, di mobil biar gue ambil dulu ya!!”
Setelah beberapa saat akhirnya Dava kembali dengan membawa gitar miliknya, mereka pun bernyanyi bersama membawakan lagu Bondan yaitu Ya sudahlah!!
“Ternyata kamu jago main gitar ya?”
“Ya iyalah, Dava gitu!!”
“Kamu tamunya Mami ya?”
“Jadi loe anaknya Tante Hani?”
“Iya”
“Dan, mau ikut ngak?”
“Kemana?”
“Kita jalan-jalan, biar gue yang minta izin ke Nyokap loe”.
“Aku mau!!”
Akhirnya Dania dan Dava datang ke sebuah Taman yang tidak jauh dari butiknya Dania.
“Kita beli es krim mau?”
“Boleh”
Mereka pun duduk di sebuah bangku taman sambil memakan es krim mereka.
“Sejak kapan loe buta?”
“Sejak 2 tahun yang lalu aku mengalami kecelakaan!!”
“Ohhh”
“Hahahaha”
“Kenapa ketawa?”
“Baru kali ini ada orang yang aku ceritain kenapa aku bisa buta, dengan kalimat Ohhh. Biasanya mereka bilang, kasihan ya kamu, yang tabah ya atau semacamnya”.
“Terus loe juga mau gue bilang kayak gitu?”
“Ngak, ngak usah!”
“Besok gue ultah, loe datang ya!”
“Akan aku usahakan, karena rencana besok akuuu…”
“Ngak ada alasan pokoknya loe besok wajib datang”.
“Tapi Dav”.
“Yuk pulang udah sore nih!”
Dania dan Dava pun pulang ke Butiknya Tante Hani.
Keesokkan Harinya.
Dava masih di kamarnya, ia sedang berdiri di jendela kamarnya, Dava sedang memperhatikan semua tamu yang datang. Tamu yang Dava tunggu siapa lagi kalau bukan Dania. Berhubung pestanya mau dimulai, Bunda Dava pun masuk ke kamarnya Dava.
“Dava, ayo sayang kita ke bawah pestanya mau dimulai!”
“Pestanya ngak bakalan dimulai sebelum Dania datang!!”
“Dania siapa?”
“Anaknya Tante Hani!!”
“Ohh, Dania anaknya Tante Hani”.
“kemarin aku ketemu sama dia, lalu aku ngundang dia ke pesta ini!”
“Dania ngak bakalan datang karena dia dan Mamanya tadi siang udah pindah ke Malaysia, mereka disana untuk membuka butik baru disana!!”
“Bunda bohong”
“Untuk apa coba Bunda bohong, ya udah 5 menit lagi kamu Bunda tunggu di bawah!!”
“Iya deh”
3 Tahun Kemudian.
Dava telah tumbuh menjadi seorang remaja cowok yang cakep plus kece dia juga merupakan ketua osis di sekolahnya, hari ini adalah hari pertama MOS siswa baru di sekolahnya Dava. Dava sedang memperhatikan suasana sekolahnya dari Rooftop sekolahnya, Dava sedang bersantai dengan sebuah Mp3 di telinganya.
Tiba-tiba Hp Dava berdering rupanya ada sebuah panggilan dari temannya Bastian.
“Hallo Bas!!”
“Bentar lagi bakalan ada peserta mos yang nyusulin loe ke Rooftop, dia lagi gue hukum karena telat”.
“terus?”
“Nah, dia gue suruh minta tanggal plus bulan lahir loe!”
“Sip deh”
Yang ditunggu pun datang, ada seorang peserta mos yang menghampiri Dava ke rooftop sekolah.
“Kak Dava?”
“Iya”.
Dava terus melihat ke depan, tanpa melihat ke belakang. Dava terus memperhatikan Suasana sekolahnya tanpa melihat siapa cewek yang ada di belakangnya.
“Aku dapat hukuman dari Kak Bastian, aku disuruh nanyain tanggal plus bulan lahirnya kakak!!”
“terus?”
“aku boleh tau tanggal plus bulan lahir kakak?”
“Boleh, tapi loe harus nyanyi dulu!!”
Dania pun bernyanyi, Dava ingat betul siapa orang yang mempunyai sebagus ini. Akhirnya Dava menoleh ke belakang. Ternyata Dava benar itu adalah Dania anaknya Tante Hani.
“Stop!!”
“Aku kan udah nyanyi, sekarang kakak kasih tau kapan kakak lahir”
“9 Januari”
Dania tampak terdiam sejenak mendengar kalimat dava terakhir.
“Kenapa diam? Ada masalah?”
“Nggak kok kak!!”
“Ya udah, berhubung loe udah dapetin hal yang loe mau sekarang loe bisa pergi!”
“Hmmm iya kak makasih ya!”
Dania pun pergi meninggalkan Dava, berhubung Dania itu dulunya buta dia ngak tau kalau yang di hadapannya itu Dava cowok yang 3 tahun lalu ia temui.
“Loe udah dapetin apa yang loe mau tapi gue belum Dan!”.
Satu Minggu kemudian.
Hari ini adalah hari terakhir MOS, hari ini semua peserta MOS harus memberikan surat sahabat untuk para Senior mereka plus kalau ada yang mau ngasih coklat juga boleh.
Dava sedang berada di parkiran ia sedang memasukan semua surat coklat plus banyak hadiah ke mobilnya, Saat ingin kebali masuk ke dalam sekolah ia dihampiri oleh Dania.
“kak Dava”
“Ada apa lagi?”
“Ini!” Dania memberikan Dava sebuah surat nah yang anehnya Dania malahan ngasih sebuah kue ulang tahun Mini. Dava pun kebinggungan dan membuka surat itu.
“Happy birthday to Dava 14 th from Dania!!”
“Sorry ya kak waktu itu aku ngak datang!!”
“Akhirnya loe ingat juga sama gue!!”
“Maaf ya kak hari itu aku nggak bisa datang karenaa”
“Gue tahu alasannya kok!!”
“Terus… kakak maafin aku kan?”
“Maafin nggak ya?”
“Iya dong kak please!!!”
“Iya deh!!”
Cerpen Karangan: Clara Robert Pangestu

Cerpen - SAHABAT YANG SESUNGGUYHNYA

Tau nggak kalian? apa yang dilakuin cewek kalo lagi kumpul-kumpul? Nah, betul banget paling-paling ujungnya ngegosip, ngomong-ngomongin cewek yang lebih cantik dari dia, bahkan yang lebih jelek sekalipun. Menggunjing jadi makanan empuk buat mereka mereka.
Di suatu sekolah ternama, bisa dibilang sih khusus anak-anak orang kaya aja yang bisa masuk, bisa sih masuk sekolah itu asalkan pinter.
“kriiinggg” bel istirahat pun berbunyi. Di kantin Bu Minah sudah dipadati anak-anak yang perutnya sudah keroncongan setelah pelajaran usai.
“Woy, minggir-minggir! jangan di tengah jalan dong! Emang ni sekolahan milik nenek lo apa!” sentak Tika salah satu anggota geng The Barbies. Semua anak-anak di SMA Permata memang sudah sangat mengenal siapa anggota-anggota geng The Barbies itu. Sifatnya pun terkenal sangat angkuh dan tidak mau berteman dengan siswa yang miskin. Ada 8 anggota The Barbies, yaitu Adin (ketua geng The Barbies), Tika, Mira, Tiara, Marsha, Siska, Rose dan Angel. Mereka semua adalah anak orang kaya yang setiap hari selalu berangkat sekolah diantar oleh supir pribadi masing-masing.
Keesokan hari sebelum pelajaran dimulai, Bu Dewi selaku guru Bahasa Inggris memperkenalkan seorang siswa baru bernama Mawar. Mawar bukanlah anak orang kaya seperti geng The Barbies, namun dia bisa masuk sekolah SMA Permata karena dia pintar sehingga mendapat beasiswa. Hal ini tentu jadi trending topic buat geng The Barbies untuk dijadikan bahan celaan.
Jam istirahat pun berlangsung. Seperti biasa anak-anak sudah berada di meja makan kantin Bu Minah. “Iuh, berani-beraninya sekolah di tempat orang kaya, nggak nyadar apa kalo dia miskin. Ya nggak?” Ucap Tiara. “Tenang aja, gua bakal bikin dia itu nyesel sekolah disini” jawab Adin. “Eh, eh liat tuh si orang use” teriak Angel.
Pada saat itu, Mawar akan menuju meja makan di samping meja makan The Barbies sambil membawa satu mangkok bakso dan 1 botol mizone. Ketika sedang berjalan, salah satu kaki anggota The Barbies memalang jalan sehingga Mawar tersandung dan akhirnya bakso di dalam mangkuk tumpah ke rok yang dipakai Adin. “Heh, bersihin nggak rok gua! Berani lu sama gua!”, ucap Adin yang marah-marah nggak karuan. “Yee, siapa suruh kaki anak buah lu malang di tengah jalan. Harusnya lu marahin dia” balas Mawar. “Eh berani lu ya, dasar anak kampung!” jawab Adin. Akhirnya, mereka berdua pun saling menjambak rambut masing-masing. Pada saat itu juga, guru BK datang dan memanggil mereka ke kantor untuk dimintai penjelesan. Lalu mereka berdua di hukum untuk membersihkan WC sekolah.
Ketika mereka berdua sudah selesai membersihkan WC, pada saat itu juga bel pulang sekolah berbunyi. Pada saat itu Mawar sedang mengetik tugas makalah Bahasa Inggris sehingga harus pulang sore. Seusai mengetik, Mawar melihat Adin kebingungan di depan pintu gerbang sekolah. Dia bingung bagaimana pulang karena supir pribadinya sedang pulang kampung. “Din, belum pulang lu? Ayo bareng gua mumpung belum keburu ujan nih” ucap Mawar yang duduk di atas motor Scoppy miliknya. Namun, Adin hanya diam dan memandang sinis Mawar. Sedangkan Mawar masih diam menunggu jawaban Adin dan memandang Adin yang sedang menelfon sahabat-sahabatnya. “Sha, jemput gua dong! Supir gua lagi pulang kampung. Nyokap sama Bokap sibuk” pinta Adin kepada Marsha lewat telepon selulernya yang bermerk apple. Semua sahabat yang dihubungi oleh Adin selalu memiliki alasan tersendiri agar tidak menjemput Adin. Ada yang bilang lagi sibuk, nemenin nyokap belanja, jaga rumah, dan lain sebagainya. Tiba-tiba gemericik air hujan mulai membasahi mereka. Sedikit demi sedikit air hujan bertambah deras. Mau tidak mau akhirnya Adin mau menerima bantuan dari Mawar. Saat itu Mawar hanya membawa 1 jas hujan. Akhirnya Mawar membiarkan Adin yang memakainya sedangkan Mawar hujan-hujanan.
Di perjalanan mereka sempat berbincang-bincang dan lama kelamaan mereka semakin akrab. “Mawar, kenapa sih lo baik sama gua padahal gua jahat banget tadi sama lo” tanya Adin. “Ya emang kenapa, lu kan temen gua”, singkat Mawar. Dan Adin pun hanya tersenyum mendengar jawaban Mawar dan menyadari karena selama ini sahabat-sahabatnya tidak sebaik Mawar. Dan Adin berfikir bahwa akan keluar dari geng The Barbies karena merasa dia hanya dimanfaatkan saja oleh sahabat-sahabatnya. Adin mulai merasa bahwa Mawar lah sahabat yang cocok untuk dirinya.
“Akhirnya sampai juga”, ucap Mawar. Seketika itu ucapan Mawar membuat Adin sadar dari lamunannya sejak di perjalanan tadi. “Oh iya, makasih Mawar dan maafin gua soal yang tadi siang”, ucap Adin sambil meneteskan air mata. “Oh iya sante aja kali din, hehe”, jawab Mawar. “Mulai sekarang kita sahabatan ya?”, ucap Adin. “Emm, okeh”, balas Mawar.
Keesokan hari dan hari-hari berikutnya Adin dan Mawar selalu bersama seperti magnet yang nggak bisa dipisahkan. Melihat hal itu, anggota The Barbies menjadi kesal.
“Din, tunggu!”, panggil Rose. “Iya, ada apa?”, jawab Adin. “Lu kenapa sih din, lu berubah tau nggak? Lu udah lupa sama geng The Barbies!”, ucap Rose. “Iya bener kata Rose, jangan-jangan lu udah dicuci otak sama anak use itu?”, susul Siska. “Maaf ya temen-temen sebelumnya, gua mau bilang kalo gua mau keluar dari geng ini, gua sadar selama ini kalian itu Cuma manfaatin gua doang, kalian bukan sahabat gua. Sahabat itu selalu datang kalo kita ada kesusahan nggak Cuma ada maunya aja. Oh ya, satu lagi Mawar itu emang nggak kaya, tapi dia itu punya hati yang baik nggak kaya lu lu pada. Mawar juga nggak pernah tuh ngehasut gua yang ada juga kalian yang ngehasut gua buat jadi orang jahat selama ini”, jawab Adin dan segera meninggalkan geng The Barbies itu.
Hari demi hari nama geng The Barbies tidak lagi terdengar di SMA Permata. Kini geng The Barbies sudah musnah bagai ditelan bumi. Mereka sudah sadar bahwa apa itu persahabatan. Persahabatan itu nggak ada sejarahnya bikin geng dengan beberapa anggota dan itu dinamakan persahabatan. Itu semua salah, sekarang mereka bermain dengan semua murid tanpa memandang status sosial dari masing-masing murid. Adin, Tika, Mira, Tiara, Marsha, Mawar, Siska, Angel, dan Rose menjadi sahabat yang selalu ada disaat susah maupun senang dan selalu melengkapi kekurangan masing-masing.
Cerpen Karangan: Annisa Ismaya

Cerpen - PERTAMA DAN TERAKHIR

Dea sedang duduk santai di depan kelasnya bareng teman teman gengnya yang lagi pada ngerumpi.
“Lihat deh ke lapangan si Redo cakep banget ya”.
“Apalagi kalau lagi main Basket gitu. Meleleh gue ngelihatnya”.
Tanpa menghiraukan teman-temannya Dea terus saja fokus dengan kameranya. Itulah Dea Iskandar cewek cuek yang agak autis kalau sudah berhubungan dengan fotografi.
Tiba-tiba saja sebuah Bola basket melayang menuju ke depan kelas Dea. Semua para gadis disana berharap Redolah yang akan mengambil bola itu dan ternyata benar Redolah yang akan mengambil bola itu.
“Ada yang ngelihat bola gue ngak?”
“Nih bolanya”.
“Thanks ya”.
“Dea mumpung loe lagi megang kamera fotoin kita bareng Redo dong. Buat kenang-kenangan”.
Tanpa menghiraukan permintaan Mela, ehhh si Dea malah berjalan masuk ke dalam kelas.
“DEAAAA”.
“TUh cewek anak baru?”
“Nggak kok”.
“Kok gue baru ngelihat dia ya!!”
“Masa sih. Dea sih emang jarang keluar kelas, tapi kan dia sering juara fotografi di sekolah”.
“mungkin gue yang kuper”.
“Ngak mungkin lah loe Kuper”.
“Yuk fotonya pake Hp gue aja”.
Setelah melakukan sesi berfoto Teman-temannya Dea pun langsung masuk ke dalam kelas.
“De loe kenapa sih ngak mau fotoin kita bareng Redo?”
“Lagi Males aja. Objeknya kurang menarik”.
“Maksud loe yang kurang menarik kita atau Redo?”
“Kayaknya kalian semua deh!!”
“Jahat loe”.
“Biarin”.
2 Hari kemudian.
Semua teman-temannya sedang berada di lapangan basket untuk mendukung tim basket sekolah yang sedang bertanding menghadapi SMA angkasa. Dea sedang berjalan menuju perpustakaan untuk tidur sejenak sambil menunggu teman-temannya selesai menjadi pemandu sorak dadakan.
Tiba-tiba saja ada orang seorang cowok berpakaian seragam Basket SMA angkasa yang memanggil Dea.
“Dea”.
“Bimo. Mau ngapain ke sekolah gue?”
“Kalau gue lagi make baju basket gini gue mau ngapain lagi coba”.
“Mungkin saja loe mau ngepel seluruh sekolah gue”.
“Sialan loe. Sepupu loe yang cakep ini lagi mau tanding basket lah”.
“Kalau mau tanding basket ngapain kesini? Ke lapangan aja lagi?”
“Iya nih lagi mau OTW lapangan. Oh ya loe bawa kamera?”
“Bawa”.
“Tolong fotoin gue selama pertandingan ya!!!”
“Iya deh!!!”
Pertandingan pun berlangsung Dea cukup menggambil gambar dari depan kelasnya. Dia tidak mau terganggu oleh sorakkan para gadis-gadis di sekolahnya yang terus-menerus meneriakkan nama Redo dan gadis-gadis SMA angkasa yang terus meneriakkan nama Bimo.
“Tuh cewek cewek lebay banget deh!!”
Pertandingan pun berakhir, Dea dan teman-temannya sedang berjalan menuju ke gerbang sekolah.
“De tadi gue lihat loe ngambil gambar selama pertandingan ya?”
“Iya”.
“Tumben banget? Ada apaan nih?”
“kepo deh loe semua!!”
Tiba-tiba saja Redo lewat dengan Mobilnya.
“REDOOOOO”.
“Iya, mau pulang ya?”
“Iya”.
“Bareng gue aja!!”
“Nggak ah rumah kita kan ngak searah sama rumah loe. Ntar ngerepotin lagi”.
“Tapi kan Dea searah sama Redo”.
“Kalau gitu yuk bareng gue!!!”
“Ngak usah gue bareng Bimo”.
“Bimo anak basket SMA angkasa ya!!”
“Iya”.
“Kalau gitu gue duluan ya. Bye girls”
Redo pun berlalu meninggalkan Dea dan teman-temannya.
“Si Bimo itu siapa loe?”
“Bimo itu kan sepupu gue”.
“Kok loe ngak pernah cerita ke kita sih”.
“Harus gitu gue kenalin satu-persatu keluarga besar gue ke kalian semua”.
“Ngak juga sih”.
Keesokkan Harinya.
Dea sedang duduk sendirian di kelas, sedangkan teman temannya sedang mengisi amunisi perut mereka di kantin. Tiba-tiba saja Redo datang menghampiri Dea.
“HAi…”
“Kalau loe mau nyari para fans loe alias temen temen gue, loe datang di waktu yang kurang tepat. Mereka lagi pada di kantin”.
“Gue nggak nyari temen temen loe. Gue nyari loe”.
“Dalam rangka apa seorang Redo nyari gue ke kelas?”
“loe tau nama gue!!”
“Please deh aah, setiap hari temen temen gue ngak pernah absen ngomongin loe”.
“Emang susah yah jadi idola di sekolah!!”
“Kalau tujuan loe kesini Cuma untuk ngebanggain diri loe, mendingan sekarang loe pergi!!”
“Kalau gue ngak mau pergi?”
“Biar gue yang pergi”.
Dea pun hendak pergi meninggalkan Redo. Tapi Redo menahan dirinya.
“Tunggu, jadi gini. gue denger-denger loe adalah fotografer, jadi gue pingin loe ngambil gambar gue dan anak anak basket”.
“Kalau gue ngak mau?”
“Loe harus mau, dalam hidup gue nggak pernah nerima kata tidak”.
“Kalau gitu, gue orang pertama yang bakalan bilang ngak sama loe”.
Dea mengatakan itu lalu pergi begitu saja meninggalkan Redo.
3 HAri kemudian.
Sekolah Dea mengadakan kunjungan wisata ke puncak bogor bagi anak-anak kelas 3. Dea kebetulan banget dapet satu bus denagn Redo. Masih 1 jam lagi untuk sampai di tempat tujuan semua teman-temannya Dea memanfaatkannya untuk terlelap sejenak, tapi tidak dengan Dea dia masih asik dengan mengambil foto di sepanjang perjalanan.
Tiba-tiba saja Redo kembali datang dan duduk di kursi sebelah Dea.
“Loe mau apa?”
“Semuanya udah pada tepar yang masih hidupkan Cuma loe dan gue. Dari pada mati kebosanan mendingan gue gangguin loe”.
“terserah loe”.
“Dari pada loe foto-foto pemandangan mendingan kita foto yuk”.
Redo pun mengambil kamera Hpnya dan mulai bernarsis ria, walaupun terpaksa Dea tetap foto bareng Redo. Setelah lelah bernarsis ria akhirnya Redo pun juga ikutan tepar menyusul teman teman yang telah mendahuluinya. Sekarang Cuma tinggal Dea yang masih terjaga.
“NIh orang cakep juga kalau lagi tidur!!!”
Dea pun mulai menggambil gambar Redo yang sedang tidur.
“Apa kabarnya ya kalau gue pampang foto ini dimading. WKWKWKWKWk”.
Akhirnya mereka sampai di tempat tujuan wisata.
“Bangun Woiii. Udah nyampe nih”.
“Iya… iya nih gue bangun”.
Mereka pun segera keluar dari bus.
“Ciee… cie tadi ada yang duduk berduaan tuh…”
“Tau nih Dea pakai malu-malu segalaaa”.
“Kalian ini kenapa?”
“Cieeee”.
Dea dan Teman temannya sedang di dalam perjalan menuju jakarta, suasana di dalam bus begitu heboh, dimulai dari Redo yang ingin menyanyikkan sebuah lagu.
“Waktu itu adalah pertama kalinya dalam hidup gue ada orang yang bilang tidak sama gue, dan gue pastiin itu juga akan menjadi yang terakhir”.
Redo pun mulai bernyanyi, dan pastinya lagu itu dipersembahkan untuk Dea seorang hahai. Di akhir lagunya Redo pun berjalan mendekati tempat duduk Dea.
“Loe fikir loe keren?”
“Pastinya”.
“Nggak…”
“Jangan bohong deh, semua disini tau gue itu keren!!!”
“terserah…”
“De gue Cuma pingin loe terima gue, mungkin untuk jadi temen dulu aja deh, gue terima kok”.
“Gimana ya? Boleh deh”.
“Ya, Hahai”.
“Tapi tunggu gue punya foto loe yang paling keren”.
Dea pun memperlihatkan foto Redo yang sedang terlelap tidur tadi siang.
“DEEAAAAA”.
“HAHAHAHA”.
Cerpen Karangan: Clara Robert Pangestu

Cerpen - CURHATKU

Pagi itu cuaca cukup dingin di daerah kota Bandug timur, matahari masih terlihat samar-samar, burung-burung masih banyak yang berkicau, terlihat di depan rumah Fadil orang-orang sudah banyak yang bergegas untuk pergi ke pasar, ke kantor, atau ke sekolah, waktu menunjukan pukul 06.30, saat itu Fadil yang baru memasuki SMA dan akan mengikuti kegiatan ospek tahunan di sekolah barunya itu, Fadil sudah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolahnya, salah satu sekolah negeri di kota Bandung, Fadil dengan menggunakan celana training dan kaos putih oblong sambil menggendong tas ransel dia pergi ke sekolah yang tidak begitu jauh dari rumahnya dengan menaiki angkot.
Tiba di sekolah Fadil celengak-celinguk karena semua siswa baru sudah duduk rapi di lapangan sekolah sambil mengikuti bacaan kitab suci Al-Qur’an yang dipimpin oleh Bu Latifah seorang guru Agama di sekolah itu, Fadil pun mengendap-ngendap masuk ke lapangan dan duduk di paling belakang lalu tersenyum ke sebelah kanan dan kiri sambil sedikit agak malu karena datang terlambat, dia langsung sibuk mencari Al-Qur’an di dalam tasnya, tapi dia tak kunjung menemukannya, “Sialan aku lupa bawa Al-Qur’an!!!” gumam Fadil sambil munutup tasnya, dia pun memandang ke kiri dan ke kanan dengan panik, terlihat semua orang sedang khusuk membaca Al-Qur’an, namun tak lama kemudian Ia melihat di sampingnya ada seseorang yang dia kenal, yaitu teman se-SMPnya namanya Rivan dan SMA nya ternyata sama di sekolah ini juga, dia pun memanggill Rivan, “Van.. Van..!!” panggil Fadil dengan pelan, Rivan masih menunduk khusuk pada bacaan Al-Quran yang dipegangnya, Fadil pun memanggil cukup keras kali ini, “Rivaaaan!!” dan semua orang di sekitarnya lagi-lagi melirik pada Fadil yang membuatnya lagi-lagi dipermalukan, namun seperti biasa Fadil hanya melempar senyum mesemnya, Rivan akhirnya nyahut “Eh Mad, Kamu di sini juga, ngapain kamu teriak-teriak?”, Fadil menghampiri Rivan dengan mengendap-ngendap, “Aku lupa bawa Al-Qur’an Van, Aku ikut sama kamu ya?” Fadil memelas, “Nggak ah nggak mau Dil, haha.. nyantai aja lagi Dil, kayak ke siapa aja.” Rivan emang suka bercanda orangnya, mereka pun melanjutkan membaca Al-Qur’an yang masih dipimpin oleh Bu Latifah guru Agama.
Rangkaian acara demi acara Fadil lalui dengan perasaan sedikit bosan, Rivan yang selalu bareng dengannya juga memperlihatkan wajah yang sama dengan Fadil, mereka berdua akhirnya berpisah karena ketika dibagi kelompok, mereka berdua tidak satu kelompok, “Ah, Vaan kita beda kelompok, aku males nih kalau gak ada yang aku kenal.”, gumam Fadil, “udah laah nyantai aja Dil, lagian kamu kan orangnya mudah bergaul, jadi nyantai aja deh.” Rivan coba menasihati Fadil, “Ah, kamu Van sok dewasa laaah, geleuh!!!” (Geleuh dalam bahasa Indonesia Jijik) “Yaiyalah aku kan sudah dewasa Dil, ingat kita udah SMA loh Dil. Haha..” “Iya aku juga tau kita udah SMA, yaudah aku cabut ke kelompok ku, duluan yaa!!” “Oke Dil, ntar istirahat ke kantin yaa!” “Sip sip..”
Acara ospek ini terus berlanjut, kali ini kelompok Fadil disatukan dengan kelompok lain untuk acara motivasi yang disampaikan oleh salah seorang guru di sekolah ini, terlihat raut wajah Fadil yang sudah bosan dengan rangkaian acara ospek ini, tapi tiba-tiba wajahnya berubah menjadi sumringah dia melirik pada seorang perempuan yang menggunakan training warna cokelat, kaos putih oblong dan memakai kerudung warna putih, Fadil terus memandangnya sesekali perempuan itu melirik balik pada Fadil, Fadil yang terkejut langsung berpaling dari pandangannya karena malu, tapi setelah perempuan itu mengalihkan wajahnya Fadil lagi-lagi memandangnya, Fadil merasakan sesuatu dalam dirinya, Dia seperti mendapatkan semangat baru dalam hidupnya, acara di kelas pun selesai Fadil sama sekali tidak tahu apa yang tadi disampaikan oleh gurunya, yang ada kali ini Dia punya misi di sekolah barunya ini, yaitu berkenalan dengan perempuan yang tadi ada di kelas, seluruh rangkaian acara ospek akhirnya selesai semua siswa baru boleh meninggalkan sekolah untuk pulang ke rumah masing-masing, terlihat dari pandangan Fadil semua siswa baru pulang dengan wajah yang semraut, beggitu juga dengan Fadil, tapi setidaknya dia punya semangat baru sehabis melihat sosok perempuan yang tadi ada di kelas.
Keesokan harinya seperti biasa Fadil bersiap-siap pergi ke sekolah dengan masih memakai baju seragam SMP berhubung seragam SMA belum di kasih oleh sekolah, tapi kali ini ada yang beda dengannya, Dia benar-benar seperti yang baru lahir ke dunia ini, Dia begitu semangat untuk pergi ke sekolah, semua barang yang harus dibawa saat ospek sudah dia siapkan semuanya dan bergegas untuk pergi ke sekolah, “Mah, Aku berangkaaat!!”, “Aneh banget anak ini tiba-tiba jadi semangat buat sekolah?”, Mamah Fadil heran dengan kelakuannya hari ini, di sekolah dia senyum-senyum sendiri dengan jalan yang sedikit cepat, terlihat sekali begitu semangat Fadil hari ini, semua orang yang berpapasan dengannya Dia sapa “Hei bro.. hei bro.. hei bro..”, Semua orang bingung dengan kelakuaanya, yaa namanya juga jatuh cinta pasti kelakuannya aneh-aneh.
Di lapang sekolah Fadil tiba-tiba terdiam meliahat perempuan yang kemarin ada di kelas itu, Dia senyum-senyum sendiri sambil memandang wajahnya yang cantik, Fadil sesekali ingin menghampirinya untuk sekedar kenalan, tapi melihat perempuan itu sedang asik bercanda gurau dengan teman-temannya membuat langkah Fadil ini terhenti, menurutnya masih banyak waktu untuk berkenalan dengannya, “lain waktu mungkin bisa buat kenalan dengan..”, tiba-tiba dari belakang ada orang yang menutup mataku cukup kencang, “hei hei siapa in? siapa ini? Lepaskaaan!!!”, Fadil meminta orang itu melepaskan tangan orang itu dari matanya, “Haha.. kamana wae maneh?” (artinya kemana saja kamu?) “Woi, Galih? Kamu di sini juga? Haha..” ternyata dia Galih teman dekat Fadil ketika SD, “Iya Dil aku di sini juga, gak percaya yaa?” “Iya nih gak percaya setau aku pas SD kamu penjumlahan pun gak bisa, kok bisa-bisanya kamu keterima di SMA ini yaa? Hahaha..” “Semua orang tuh bisa berubah Dil.. jadi jangan pernah menyepelekan orang lain Dil.” “iya deh iya percaya kamu sekarang udah berubah kamu udah pintar kan sekarang.” “Hahaha, nggak juga sih Dil, emang pas UN Aku pake kunci jawaban.. Haha” Fadil hanya melirik sambil menggelengkan kepala, Galih masih belum berhenti ketawa, “bentar.. bentar tadi aku liatin kamu kok senyum-senyum sendiri aah Aku curiga nih kamu lagi suka sama cewek yaa?, cerita dong cerita!” “Ah, ntar juga lu tau sendiri kalau Aku udah jadian, hehe” “pede banget sih lu, tapi keren sih, jangan lupa aja kalau lu udah jadi, ada kali manis-manisnya..” “Nyantai aja mau apaan sih lu? Haha” “oke yaa Aku pegang omongan lu..” “pegang aja kalau bisa, Hehe..” “Ah dasar lu.. Yaudah Aku duluan yaa Dil, fans-fans Aku udah nunggu nih.” “Ah fans apaan? Palingan orang-orang udah nungguin utang lu dibayar. Haha Oke deh ntar istirahat ke kantin yaa!!”, mereka berdua pun berpisah ketika Fadil melihat ke arah perempuan yang dia idam-idamkan ternyata perempuan itu udah menghilang dari tempat semula, “Ah, gara-gara si Galih nih jadi aja perempuan itu ngilang..” Gumam Fadil.
Di kelas Fadil nggak henti-hentinya ngelamunin perempuan itu, Dia nggak memerhatikan apa yang disampaikan oleh guru, tiba-tiba Pak guru menegur Dia, “Hei kamu yang di pojok dari tadi kamu ngelamun terus, melamun apa kamu? Melamun aneh-aneh yaa kamu!!”, Fadil belum sadar kalau Pak guru menegur Dia, teman di pinggirnya pun menyadarkannya, “Dil.. Dil lu dipanggil tuh sama Pak guru.” “Iya Pak, Aku suka sama Dia Pak.” Fadil spontan bilang seperti itu saking kepikiran sama perempuan itu. “Apaaa kamu ini Dil? Suka sama siapa kamu ini?” Tanya Pak guru, “Ngg.. ngg.. nggak Pak anu itu tadi a.. a.. Aku suka sama materi yang disampaikan sama bapak, iya Pak materinya bagus banget..” Fadil ngeles sambil sedikit bingung, teman-teman sekelas tiba-tiba rame sendiri “Wuuuhh boong pak, boong, Fadil ngelamunin cewek tuh Pak”, “Sudah.. sudah jangan ribut kita lanjutkan materi kita, Fadil kamu perhatikan materi bapak yaa!” Pak guru menenangkan semua murid di kelas, “Iya Pak maaf Pak!!” Jawab Fadil, Wajah Fadil saat itu tiba-tiba merah menahan malu, Bel istirahat pun berbunyi, Fadil langsung bergegas pergi ke Kantin untuk ketemu sama Galih.
Dari jauh sudah terlihat seseorang yang melambaikan tangannya pada Fadil, “Dil.. Sini Dil Aku di sini..” “Oh itu Galih dia udah datang duluan ternyata.” Fadil pun menghampiri Galih lalu duduk di sebelah Galih, Fadil langsung memesan makanan, “Bu, Batagor satu yaa Bu!!” gak jauh dari tempat duduk Fadil dan Galih perempuan yang diidam-idamkan Fadil, ternyata sedang duduk juga sambil makan semangkuk baso, Fadil nggak henti-hentinya memandang perempuan itu sampai-sampai Galih yang ada di sebelanya dikacangin sama Dia, “Dil.. Dil.. Liatin apaan sih lu?” Fadil masih aja anteng liatin perempuan itu, “Dil.. Dil FADIL!!!” Galih teriak di depan telinga Fadil, Galih kesel Fadil nggak nyahut-nyahut, akhirnya Fadil nyahut juga, “Apaan sih lu Lih teriak-teriak malu-maluin aja.” “Lu juga dipanggil nggak nyahut-nyahut, liatin apaan sih lu?” Tanya Galih, “itu tuh cewek yang Aku suka.” Fadil nunjukin perempuan yang Dia idam-idamkan “Mana? Mana?“ Tanya Galih yang asalnya duduk langsung berdiri, “Lu gak usah malu-maluin juga Lih, duduk aja kenapa sih!” “Ya Aku kan pingin tau Dil..” “Ya udah biasa aja dong, tuh yang itu tuh yang lagi makan baso” “Apa? itu kaan si Nur Dil..” “Lu kenal Lih?” “Iyalah kenal” “Kenapa lu bisa kenal Lih?” “Iyalah Dia itu pacar temen SMP Aku Dil..” Fadil tiba-tiba diam tatapannya kosong, “Dil.. Dil.. Aku tau ini berat buat kamu Dil, tapi yaa inilah hidup terkadang apa yang kita inginkan gak bisa kita dapetin semua.” “Walaupun Galih sedikit konyol, kadang Dia emang bener sih dia dewasa juga” Fadil ngomong dalam hati, tapi sepertinya dia belum bisa menerima kenyataan ini, keliatan dari raut wajahnya yang mesem, matanya sedikit berlinang, “Udah Dil udah lu jangan stuck sama satu cewek dong! Masih banyak cewek di dunia ini yang mengarapkan cinta Lu” lagi-lagi Galih menasihati Fadil yang tatapannya masih kosong, “Kamu bisa ngomong gitu, soalnya kamu gak ada di posisi aku Lih.” Fadil kali ini membantah nasihat Galih, “Aku Cuma bisa ngomong gitu Dil, terserah kamu mau nurut atau nggak sama aku Dil.” Fadil terdiam sesat, namu tiba-tiba dia sadar “nggak kok Lih kamu bener Lih nggak ada gunanya juga kalau Aku masih ngarep sama Dia, kalau jodoh sih nggak bakalan kemana kan..” “Nah, ini baru temen Aku, masa sih seorang Fadil galau gara-gara satu cewek..” “Iyalah aku kan keren!! Hahaha..” “Tuh kan Fadil tangguh, lu emang temen aku Dil..” “Iyalah Hehe..” Fadil kali ini sudah mulai bercanda lagi, walaupun keliatan dari gerak-gerik nya masih ada yang ngeganjel di hatinya.
“Lih udah bel masuk nih, Aku duluan ke kelas yaa, tolong bayarin makanan Aku yaa!! Lu kan temen terbaik Aku. Hehe..” “Dasar penyakit orang galau emang gini kali yaa!!” gumam Galih di dalam hati. Fadil pun bergegas pergi ke kelas saat dia berjalan perempuan yang bernama Nur itu masih duduk di bangku kantin, Fadil pun melemparkan senyum padanya seperti menjadi isyarat kalau dia harus merelakan Nur bersama orang lain, Nur pun ternyata membalas senyum Fadil, “emang beruntung cowok yang jadi pacar kamu Nur” kata Fadil dalam hati.
Dari sejak itu Fadil agak males untuk datang ke sekolah, dia sering datang telat dan dihukum di gerbang sekolah, saat dia push up karena sedang dihukum, di sampingnya ada seorang perempuan yang sedang dihukum juga, tatapan Fadil kali ini tertuju padanya sambil melemparkan senyum pada perempuan itu, perempuan itu pun membalas senyum Fadil.
Cerpen Karangan: Ahmad Dzikri F

Cerpen - SENYUM

Pagi itu cuaca cukup dingin di daerah kota Bandug timur, matahari masih terlihat samar-samar, burung-burung masih banyak yang berkicau, terlihat di depan rumah Fadil orang-orang sudah banyak yang bergegas untuk pergi ke pasar, ke kantor, atau ke sekolah, waktu menunjukan pukul 06.30, saat itu Fadil yang baru memasuki SMA dan akan mengikuti kegiatan ospek tahunan di sekolah barunya itu, Fadil sudah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolahnya, salah satu sekolah negeri di kota Bandung, Fadil dengan menggunakan celana training dan kaos putih oblong sambil menggendong tas ransel dia pergi ke sekolah yang tidak begitu jauh dari rumahnya dengan menaiki angkot.
Tiba di sekolah Fadil celengak-celinguk karena semua siswa baru sudah duduk rapi di lapangan sekolah sambil mengikuti bacaan kitab suci Al-Qur’an yang dipimpin oleh Bu Latifah seorang guru Agama di sekolah itu, Fadil pun mengendap-ngendap masuk ke lapangan dan duduk di paling belakang lalu tersenyum ke sebelah kanan dan kiri sambil sedikit agak malu karena datang terlambat, dia langsung sibuk mencari Al-Qur’an di dalam tasnya, tapi dia tak kunjung menemukannya, “Sialan aku lupa bawa Al-Qur’an!!!” gumam Fadil sambil munutup tasnya, dia pun memandang ke kiri dan ke kanan dengan panik, terlihat semua orang sedang khusuk membaca Al-Qur’an, namun tak lama kemudian Ia melihat di sampingnya ada seseorang yang dia kenal, yaitu teman se-SMPnya namanya Rivan dan SMA nya ternyata sama di sekolah ini juga, dia pun memanggill Rivan, “Van.. Van..!!” panggil Fadil dengan pelan, Rivan masih menunduk khusuk pada bacaan Al-Quran yang dipegangnya, Fadil pun memanggil cukup keras kali ini, “Rivaaaan!!” dan semua orang di sekitarnya lagi-lagi melirik pada Fadil yang membuatnya lagi-lagi dipermalukan, namun seperti biasa Fadil hanya melempar senyum mesemnya, Rivan akhirnya nyahut “Eh Mad, Kamu di sini juga, ngapain kamu teriak-teriak?”, Fadil menghampiri Rivan dengan mengendap-ngendap, “Aku lupa bawa Al-Qur’an Van, Aku ikut sama kamu ya?” Fadil memelas, “Nggak ah nggak mau Dil, haha.. nyantai aja lagi Dil, kayak ke siapa aja.” Rivan emang suka bercanda orangnya, mereka pun melanjutkan membaca Al-Qur’an yang masih dipimpin oleh Bu Latifah guru Agama.
Rangkaian acara demi acara Fadil lalui dengan perasaan sedikit bosan, Rivan yang selalu bareng dengannya juga memperlihatkan wajah yang sama dengan Fadil, mereka berdua akhirnya berpisah karena ketika dibagi kelompok, mereka berdua tidak satu kelompok, “Ah, Vaan kita beda kelompok, aku males nih kalau gak ada yang aku kenal.”, gumam Fadil, “udah laah nyantai aja Dil, lagian kamu kan orangnya mudah bergaul, jadi nyantai aja deh.” Rivan coba menasihati Fadil, “Ah, kamu Van sok dewasa laaah, geleuh!!!” (Geleuh dalam bahasa Indonesia Jijik) “Yaiyalah aku kan sudah dewasa Dil, ingat kita udah SMA loh Dil. Haha..” “Iya aku juga tau kita udah SMA, yaudah aku cabut ke kelompok ku, duluan yaa!!” “Oke Dil, ntar istirahat ke kantin yaa!” “Sip sip..”
Acara ospek ini terus berlanjut, kali ini kelompok Fadil disatukan dengan kelompok lain untuk acara motivasi yang disampaikan oleh salah seorang guru di sekolah ini, terlihat raut wajah Fadil yang sudah bosan dengan rangkaian acara ospek ini, tapi tiba-tiba wajahnya berubah menjadi sumringah dia melirik pada seorang perempuan yang menggunakan training warna cokelat, kaos putih oblong dan memakai kerudung warna putih, Fadil terus memandangnya sesekali perempuan itu melirik balik pada Fadil, Fadil yang terkejut langsung berpaling dari pandangannya karena malu, tapi setelah perempuan itu mengalihkan wajahnya Fadil lagi-lagi memandangnya, Fadil merasakan sesuatu dalam dirinya, Dia seperti mendapatkan semangat baru dalam hidupnya, acara di kelas pun selesai Fadil sama sekali tidak tahu apa yang tadi disampaikan oleh gurunya, yang ada kali ini Dia punya misi di sekolah barunya ini, yaitu berkenalan dengan perempuan yang tadi ada di kelas, seluruh rangkaian acara ospek akhirnya selesai semua siswa baru boleh meninggalkan sekolah untuk pulang ke rumah masing-masing, terlihat dari pandangan Fadil semua siswa baru pulang dengan wajah yang semraut, beggitu juga dengan Fadil, tapi setidaknya dia punya semangat baru sehabis melihat sosok perempuan yang tadi ada di kelas.
Keesokan harinya seperti biasa Fadil bersiap-siap pergi ke sekolah dengan masih memakai baju seragam SMP berhubung seragam SMA belum di kasih oleh sekolah, tapi kali ini ada yang beda dengannya, Dia benar-benar seperti yang baru lahir ke dunia ini, Dia begitu semangat untuk pergi ke sekolah, semua barang yang harus dibawa saat ospek sudah dia siapkan semuanya dan bergegas untuk pergi ke sekolah, “Mah, Aku berangkaaat!!”, “Aneh banget anak ini tiba-tiba jadi semangat buat sekolah?”, Mamah Fadil heran dengan kelakuannya hari ini, di sekolah dia senyum-senyum sendiri dengan jalan yang sedikit cepat, terlihat sekali begitu semangat Fadil hari ini, semua orang yang berpapasan dengannya Dia sapa “Hei bro.. hei bro.. hei bro..”, Semua orang bingung dengan kelakuaanya, yaa namanya juga jatuh cinta pasti kelakuannya aneh-aneh.
Di lapang sekolah Fadil tiba-tiba terdiam meliahat perempuan yang kemarin ada di kelas itu, Dia senyum-senyum sendiri sambil memandang wajahnya yang cantik, Fadil sesekali ingin menghampirinya untuk sekedar kenalan, tapi melihat perempuan itu sedang asik bercanda gurau dengan teman-temannya membuat langkah Fadil ini terhenti, menurutnya masih banyak waktu untuk berkenalan dengannya, “lain waktu mungkin bisa buat kenalan dengan..”, tiba-tiba dari belakang ada orang yang menutup mataku cukup kencang, “hei hei siapa in? siapa ini? Lepaskaaan!!!”, Fadil meminta orang itu melepaskan tangan orang itu dari matanya, “Haha.. kamana wae maneh?” (artinya kemana saja kamu?) “Woi, Galih? Kamu di sini juga? Haha..” ternyata dia Galih teman dekat Fadil ketika SD, “Iya Dil aku di sini juga, gak percaya yaa?” “Iya nih gak percaya setau aku pas SD kamu penjumlahan pun gak bisa, kok bisa-bisanya kamu keterima di SMA ini yaa? Hahaha..” “Semua orang tuh bisa berubah Dil.. jadi jangan pernah menyepelekan orang lain Dil.” “iya deh iya percaya kamu sekarang udah berubah kamu udah pintar kan sekarang.” “Hahaha, nggak juga sih Dil, emang pas UN Aku pake kunci jawaban.. Haha” Fadil hanya melirik sambil menggelengkan kepala, Galih masih belum berhenti ketawa, “bentar.. bentar tadi aku liatin kamu kok senyum-senyum sendiri aah Aku curiga nih kamu lagi suka sama cewek yaa?, cerita dong cerita!” “Ah, ntar juga lu tau sendiri kalau Aku udah jadian, hehe” “pede banget sih lu, tapi keren sih, jangan lupa aja kalau lu udah jadi, ada kali manis-manisnya..” “Nyantai aja mau apaan sih lu? Haha” “oke yaa Aku pegang omongan lu..” “pegang aja kalau bisa, Hehe..” “Ah dasar lu.. Yaudah Aku duluan yaa Dil, fans-fans Aku udah nunggu nih.” “Ah fans apaan? Palingan orang-orang udah nungguin utang lu dibayar. Haha Oke deh ntar istirahat ke kantin yaa!!”, mereka berdua pun berpisah ketika Fadil melihat ke arah perempuan yang dia idam-idamkan ternyata perempuan itu udah menghilang dari tempat semula, “Ah, gara-gara si Galih nih jadi aja perempuan itu ngilang..” Gumam Fadil.
Di kelas Fadil nggak henti-hentinya ngelamunin perempuan itu, Dia nggak memerhatikan apa yang disampaikan oleh guru, tiba-tiba Pak guru menegur Dia, “Hei kamu yang di pojok dari tadi kamu ngelamun terus, melamun apa kamu? Melamun aneh-aneh yaa kamu!!”, Fadil belum sadar kalau Pak guru menegur Dia, teman di pinggirnya pun menyadarkannya, “Dil.. Dil lu dipanggil tuh sama Pak guru.” “Iya Pak, Aku suka sama Dia Pak.” Fadil spontan bilang seperti itu saking kepikiran sama perempuan itu. “Apaaa kamu ini Dil? Suka sama siapa kamu ini?” Tanya Pak guru, “Ngg.. ngg.. nggak Pak anu itu tadi a.. a.. Aku suka sama materi yang disampaikan sama bapak, iya Pak materinya bagus banget..” Fadil ngeles sambil sedikit bingung, teman-teman sekelas tiba-tiba rame sendiri “Wuuuhh boong pak, boong, Fadil ngelamunin cewek tuh Pak”, “Sudah.. sudah jangan ribut kita lanjutkan materi kita, Fadil kamu perhatikan materi bapak yaa!” Pak guru menenangkan semua murid di kelas, “Iya Pak maaf Pak!!” Jawab Fadil, Wajah Fadil saat itu tiba-tiba merah menahan malu, Bel istirahat pun berbunyi, Fadil langsung bergegas pergi ke Kantin untuk ketemu sama Galih.
Dari jauh sudah terlihat seseorang yang melambaikan tangannya pada Fadil, “Dil.. Sini Dil Aku di sini..” “Oh itu Galih dia udah datang duluan ternyata.” Fadil pun menghampiri Galih lalu duduk di sebelah Galih, Fadil langsung memesan makanan, “Bu, Batagor satu yaa Bu!!” gak jauh dari tempat duduk Fadil dan Galih perempuan yang diidam-idamkan Fadil, ternyata sedang duduk juga sambil makan semangkuk baso, Fadil nggak henti-hentinya memandang perempuan itu sampai-sampai Galih yang ada di sebelanya dikacangin sama Dia, “Dil.. Dil.. Liatin apaan sih lu?” Fadil masih aja anteng liatin perempuan itu, “Dil.. Dil FADIL!!!” Galih teriak di depan telinga Fadil, Galih kesel Fadil nggak nyahut-nyahut, akhirnya Fadil nyahut juga, “Apaan sih lu Lih teriak-teriak malu-maluin aja.” “Lu juga dipanggil nggak nyahut-nyahut, liatin apaan sih lu?” Tanya Galih, “itu tuh cewek yang Aku suka.” Fadil nunjukin perempuan yang Dia idam-idamkan “Mana? Mana?“ Tanya Galih yang asalnya duduk langsung berdiri, “Lu gak usah malu-maluin juga Lih, duduk aja kenapa sih!” “Ya Aku kan pingin tau Dil..” “Ya udah biasa aja dong, tuh yang itu tuh yang lagi makan baso” “Apa? itu kaan si Nur Dil..” “Lu kenal Lih?” “Iyalah kenal” “Kenapa lu bisa kenal Lih?” “Iyalah Dia itu pacar temen SMP Aku Dil..” Fadil tiba-tiba diam tatapannya kosong, “Dil.. Dil.. Aku tau ini berat buat kamu Dil, tapi yaa inilah hidup terkadang apa yang kita inginkan gak bisa kita dapetin semua.” “Walaupun Galih sedikit konyol, kadang Dia emang bener sih dia dewasa juga” Fadil ngomong dalam hati, tapi sepertinya dia belum bisa menerima kenyataan ini, keliatan dari raut wajahnya yang mesem, matanya sedikit berlinang, “Udah Dil udah lu jangan stuck sama satu cewek dong! Masih banyak cewek di dunia ini yang mengarapkan cinta Lu” lagi-lagi Galih menasihati Fadil yang tatapannya masih kosong, “Kamu bisa ngomong gitu, soalnya kamu gak ada di posisi aku Lih.” Fadil kali ini membantah nasihat Galih, “Aku Cuma bisa ngomong gitu Dil, terserah kamu mau nurut atau nggak sama aku Dil.” Fadil terdiam sesat, namu tiba-tiba dia sadar “nggak kok Lih kamu bener Lih nggak ada gunanya juga kalau Aku masih ngarep sama Dia, kalau jodoh sih nggak bakalan kemana kan..” “Nah, ini baru temen Aku, masa sih seorang Fadil galau gara-gara satu cewek..” “Iyalah aku kan keren!! Hahaha..” “Tuh kan Fadil tangguh, lu emang temen aku Dil..” “Iyalah Hehe..” Fadil kali ini sudah mulai bercanda lagi, walaupun keliatan dari gerak-gerik nya masih ada yang ngeganjel di hatinya.
“Lih udah bel masuk nih, Aku duluan ke kelas yaa, tolong bayarin makanan Aku yaa!! Lu kan temen terbaik Aku. Hehe..” “Dasar penyakit orang galau emang gini kali yaa!!” gumam Galih di dalam hati. Fadil pun bergegas pergi ke kelas saat dia berjalan perempuan yang bernama Nur itu masih duduk di bangku kantin, Fadil pun melemparkan senyum padanya seperti menjadi isyarat kalau dia harus merelakan Nur bersama orang lain, Nur pun ternyata membalas senyum Fadil, “emang beruntung cowok yang jadi pacar kamu Nur” kata Fadil dalam hati.
Dari sejak itu Fadil agak males untuk datang ke sekolah, dia sering datang telat dan dihukum di gerbang sekolah, saat dia push up karena sedang dihukum, di sampingnya ada seorang perempuan yang sedang dihukum juga, tatapan Fadil kali ini tertuju padanya sambil melemparkan senyum pada perempuan itu, perempuan itu pun membalas senyum Fadil.
Cerpen Karangan: Ahmad Dzikri F