BALADA SANG PEJUANG
Oleh Djoko Saherr
Tuhanku . . .
Peluru Pertama Telah Terdengar
Dan Meriam Menggelegar Di Tengah Kota Yang Papa
Aku Tersungkur Panggil Nama-Mu
Apa Yang Harus Kulakukan Saat Ini ?
Panji Pertempuran Telah Berkibar
Aku Tengadah Dengan Dada Penuh Dendam . . . !
Ketika Fajar Menjemput Pagi
Peluru Ini Harus Kembali Bergolak
Tuhanku . . .
Dengan Luka Kusebut Nama-Mu
Biarkan Aku Melangkah Maju
Biarkan Aku Menghantam Musuh-musuhku . . . !
Suara Dan Hatiku Telah Kubulatkan
Jiwa Dan Ragaku Telah Kukibaskan
Tak Ragu Aku Kan Maju
Semua Demi Negara
Nusa Dan Bangsa . . . !
Apakah Negeri Ini Harus Kalah Tanpa Nyawa Dan Darah ?
Sementara Korban Yang Jatuh Tak Berdaya
Semakin Iba Di Hadapan-Mu
Tuhanku . . .
Dengan Luka Kusebut Nama-Mu . . .
Biarkan Aku Melangkah Maju
Biarkan Aku Menghantam
Musuh-musuhku . . . !
Puisi Pilihan
Dalam Lomba
Baca Puisi Pemuda ‘85
Di Jakarta
Dari Kumpulan Sajak Tembaga ‘85
Karya Djoko Saherr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar