Senin, 17 November 2014

Puisi - Senandung Lirih

SENANDUNG LIRIH
Oleh Titin Arisanti

Kawan
Duduklah
Dengarkan senandung lirihku

Merapatlah kawan jangan terlalu jauh
karena ini adalah senandung lirih

Kawan
Senandung ini lirih bahkan terlalu lirih
apa kamu sanggup mendengarny

Bukan kawan
bukannya kamu tidak peka tapi memang senandung ini terlalu lirih

Kawan
Kenapa?
Kenapa kamu memicingkan matamu
bukan matamu kawan tapi aku butuh telingamu

Aku butuh telingamu untuk mendengarkan senandung lirihku

Kawan
Kenapa?
kenapa terukir senyum dibibirmu?
apakah senandung lirih ini membuatmu geli?

aku butuh bibirmu untuk senandung lirihku

Kawan
Kenapa?
kenapa justru tanganmu merangkul pundakku
apakah senandung lirih ini membuat jemarimu kuat

aku butuh tanganmu untuk menulis senandung lirihku

Kawan
kenapa?
bahkan sampai saat ini
saat semua telinga, mata, bibir Dan tanganmu menguatkanku
belum sempat terucap senandung lirihku

Terima kasih kawan
tak kau hiraukan senandung lirihku bukan karna kau tak ingin mendengarnya tapi karna tak kau butuhkan senandung lirihku tuk menguatkanku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar