Senin, 29 September 2014

Cerpen- Help Me

Pagi ini Andrea akan pindah ke rumah barunya. Gadis yang berdarah Inggris ini akan pindah ke sebuah rumah Belanda yang terletak di kawasan Jakarta Timur. Andrea sudah terbiasa pindah-pindah rumah karena pekerjaan sang ayah. Setibanya di rumah tersebut, Andrea segera menata rumah bersama keluarganya. kamarnya berada di lantai dua dan dahulu ditempati gadis yang sekarang entah dimana. malamnya Ia lalui seperti biasa, mungkin karena terlalu lelah, Andrea bangun kesiangan.
Suatu hari saat dia berada sendiri di kamarnya. Ia mendengar suara seperti minta tolong.
“tolong aku…” suara lirih itu terdengar.
“suara siapa sih?” tanya Andrea cuek.
“tolong, tolong, aku…”
“alah paling kak Johny yang usil”
“tolong…”
“siapa sih? dari tadi minta tolong?”
“aku ada disini..”
Andrea langsung menoleh ke arah suara tersebut dan mendapati seorang wanita yang sedang meringkuk di lantai. Andrea ingin berteriak tapi seperti ditahan.
“aku kenapa? kenapa tidak bisa bergerak? Mumsie help me….!!” teriak Andrea tetapi ternyata suaranya tak terdengar samapi luar.
“tolong aku” suara itu terulang kembali.
“kau siapa?”
“Aku Marlina”
“kenapa kau meminta tolong padaku”
“aku pemilik kamar ini sebelummu”
“kau, k, k, ka, kau jangan-jangan k, kau”
“iya, aku berbeda alam denganku..”
“t, ta, tapi, tapi kenapa kau meminta tolong padaku? bukankah kita beda alam?” tanya Andrea ketakutan
“karena itu aku meminta tolong padamu” perlahan-lahan perempuan itu mendekati Andrea. Andrea mencoba menjauh.
“aku tidak akan menyakitimu, tapi aku mohon bantu aku..”
“tapi, tapi..”
“aku akan selalu berada di sampingmu sampai kau membantuku” perlahan-lahan wanita itu menghilang dari pandangan Andrea.
Andrea segera keluar dari kamarnya dan berlari ke bawah.
“mumsie, mumsie!!” teriak Andrea
“why?” tanya sang ibu melihat anak bungsunya itu ketakutan.
“my bedroom, my bedroom, mumsie..”
“why?”
Saat Andrea ingin menceritakan hal itu, tiba-tiba sebuah suara seperti menyuruhnya berkata tentang hal yang terbalik dari yang akan Andrea katakan.
“kamarku, berantakan mumsie, dan aku tidak senang dengan semua yang berantakan” kata Andrea yang langsung menutup mulutnya.
“sejak kapan kau menggunakan bahasa Indonesia honey? hanya itu? karena kamarmu berantakan? kau sampai ketakutan seperti itu?”
“iya mumsie” akhirnya Andrea menyerah dan mengikuti perkataan itu.
“baiklah, sekarang kita bereskan kamarmu” kata mumsie lembut.
“mumsie, bolehkah aku tidur bersama mumsie, malam ini saja” harap Andrea.
“baiklah..”
Tapi walaupun dia tidur di kamar Mumsie, suara itu terus terngiang di telinganya.
“tolong aku…”
“tolong aku…”
Sudah 3 hari suara itu terus menakuti Andrea. Karena kesal akhirnya Ia membantu ‘Hantu Marlina’ (walaupun dengan terpaksa).
“baiklah, baiklah aku akan membantumu tapi janji setelah itu kau tidak akan menggangguku lagi” kata Andrea jutek. Marlina segera duduk di sebelah Andrea. Sebenarnya Andrea takut tapi dia tutupi dengan kata “panas” dan menjauh dari Marlna. Marlina tetap duduk di pinggir tempat tidur.
“ceritakan sekarang” kata Andrea yang akan menyimak perkataan Marlina.
FLASHBACK
Pagi hari, Marlina duduk mengarah ke jendelanya. Tanpa dia sadari beberapa orang memasuki rumahnya.
“paling teman-teman ayah” pikir MArlina cuek. Tapi tiba-tiba suara jeritan terdengar dari lantai bawah. MArlina kaget dan langsung berlari ke arah tangga. Dia mengintip dan mendapati ayahnya sedang disiksa dengan sebuah kayu. Yang Marlina lihat, Ayahya telah mengeluarkan darah segar dan wajahnya membiru. Marlina segera menutup mulut. Dia melihat ayahnya berkata lirih “gehen…” (pergilah dalam bahasa Jerman)
“vater… nicth vater verletzt” (ayah.. jangan sakiti ayah) kata Marlina lirih.
“gehen…” ulang ayahnya. Marlina melihat ibu dan kedua kakaknya dibawa ke sebuah tempat dan ayahnya telah terkulai. Orang-orang itu pergi. Marlina langsung ke tempat ayahnya.
“vater…” tangis Marlina pecah. tiba-tiba Marlina merasa angin melewati lehernya. Marlina langsung terkulai memeluk ayahnya setelah kepalanya ditebas oleh seseorang.
FLASHBACK END
Andrea tertegun setelah mendengar cerita dari Marlina.
“jadi maksudmu mayatmu ada di rumah ini?” tanya Andrea
“di kamar ini” jawab Marlina lirih
“maksudmu, aku harus membongkar kamarku?”
“ya”
“tapi aku tidak bisa melakukannya sendiri. Kau juga harus bertemu keluargaku”
“tapi”
“sudahlah, ayo..”
Andrea langsung menemui kedua orangtuanya dan menceritakan apa yang terjadi. Untungnya kedua orangtuanya percaya pada cerita Andrea.
“tapi bagaimana?” tanya Mumsie.
“kita satu keluarga akan membongkar kamar Andrea” jawab ayah tegas.
“kita semua?” tanya Johny anak pertama yang menguping kaget.
“iya” jawaban ayah yang singkat, padat, dan jelas itu cukup mengagetkan Johny.
“kita akan lakukan sekarang” kata ayah seraya mengambil palu.
“apa? sekarang?!” jawab semua kaget.
pekerjaan berat pun segera dilaksanakan. Marlina juga membantu tanpa diketahui keluarga Andrea. Setelah 1 jam berlalu, semua capai dan menyerah.
“mana? tidak ada apa-apa” jawab Johny duduk karena terlalu capai.
“kak, apa yang kau duduki?” tanya Andrea. Karena melihat Johny menduduki beberapa -yang kelihatannya- tulang. Johny langsung melihat apa yang dia duduki dan kaget karena menduduki -dugaan Andrea yang benar yaitu- tulang.
Semua bersorak gembira dan terharu. Dan ayah menelpon polisi.
“terima kasih karena kalian semua telah menemukan mayat ini” kata seorang polisi seraya menjabat tangan ayah Andrea.
Setelah kejadian itu, keluarga Andrea pindah ke rumah yang baru. dan tentunya tidak berhantu.
“terima kasih Andrea” kata Marlina saat Andrea akan pindah.
“sudahlah, tidak usah berterima kasih” kata Andrea.
“ini” kata Marlina seraya memberikan kalung kesayangan Andrea.
“kalungku? dari mana kau mendapatnya?” tanya Andrea terharu.
“terselip di kolong tempat tidurmu”
“terima kasih Marlina” kata Andrea senang.
“baiklah sesuai janji, aku akan kembali ke alamku. Sampai jumpa lagi Andrea” jawab MArlina dan menghilang begitu saja.
“tolong aku..” suara itu terdengar lagi-tapi bukan suara Marlina-.
“baiklah, kenapa setiap aku pindah selalu ada yang mengganggu? huaaa” teriak Andrea lalu menangis.
“hahahaha, happy brithday to you…” jawab keluarganya dari luar.
Andrea kaget ternyata hari ini hari ulang tahunnya. Dan akhirnya dia mentartir semua anggota keluarganya tersebut.
THE END
Cerpen Karangan: Puang Nauli
Facebook: Puang Nauli Tobing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar