Yuka Abadi merupakan seorang mahasiswa seni rupa di salah satu
universitas negeri di Jogja. Dari segi penampilan aja emang udah
keliatan banget kok, kalo dia tuh anak jurusan seni rupa. Gimana nggak,
lihat aja rambutnya yang bergelombang udah hampir sebahu, dan sekarang
hanya sering dikucir. Tapi untungnya Yuka, rajin keramas sehingga tidak
banyak kutu yang bersarang di rambutnya. Penampilan dia juga sedikit
acak-acakkan kayak mukanya. Jangan heran kalo sampe detik ini dia pun
masih menyandang status jomblo.
Ternyata memiliki tampang yang acak-acakkan juga dapat bermanfaat
oleh temen-temen Yuka, buat ngusir hantu di kost-kost temennya.
Bayarannya sekedar makan gratis di burjo atau dapat nomer handphone
cewek-cewek cantik buat tambah koleksi gebetannya.
Yuka itu bisa lihat hantu, jadi dia itu kaya ghostbuster buat
temen-temennya. Menurut Yuka, bisa lihat hantu ini merupakan anugrah
yang dikasih sama Tuhan buat dia. Pasalnya, ia sering dapat rejeki buat
mengusir hantu.
Subuh-subuh buta saat Yuka hendak mengambil wudhu buat solat shubuh.
Dia terperanjat melihat sesosok yang dia yakin banget itu bukan manusia
melainkan hantu. Ya iya lah kalo manusia, mana mungkin bisa duduk
sambil melayang. Hantu itu sedang duduk-duduk sambil melamun dengan muka
sedih di balkon kamar kostnya. Baru kali ini, Yuka berdecak kagum,
melihat hantu. Karena baru kali ini dia ngeliat hantu dengan paras
cantik ala cewek-cewek girlband Korea. Bukannya merinding, tapi Yuka
malah berniat kenalan. Dasar Yuka, manusia nggak ada yang naksir, dia
pun mulai beralih buat pedekate sama hantu.
“Hei.” Sapa Yuka dengan nada lembut, tapi sang hantu justru
terperanjat melihat Yuka. Pasti karena ngeliat muka Yuka yang mirip sama
parutan kelapa. Karena banyak bersarang komedo dan jerawat di mukanya.
“Kok, elo bisa leat gue?” hantu itu heran, karena ada manusia yang bisa ngeliat dia.
“Hmm… situ belum tahu ya siapa gue?” Yuka mulai sombong sambil berdecak
pinggang. Sambil tersenyum sombong. “Elo, hantu baru di wilayah sini ya?
Soalnya hantu-hantu disini, gue kenal semua. Kenalin gue Yuka.”
Namun, mendengar ucapan Yuka justru cewek yang diduga hantu itu malah
menangis. Ia terisak-isak dan sedikit tersenyum. Namun, isakannya nggak
seperti mbak kunti kok.
“Gue hampir putus asa. Gue berusaha interaksi sama manusia tapi nggak
ada satu pun yang bisa ngeliat gue. Akhirnya, gue nemu manusia yang bisa
liat gue. Thanks God.” Arwah cantik itu girang bak habis dapet undian.
“Terus kenapa lo jadi hantu?” Yuka mulai kepoin tuh hantu, berharap ia
dapat membantu hantu cantik tersebut, kali aja masih penasaran dan belum
bisa mati secara damai.
“Gue belum jadi hantu, gue ini arwah. Kayaknya di kehidupan nyata, gue
lagi koma dan amnesia. Gue nggak tau, gue ini siapa. Gue bener-bener
nggak inget jati diri gue, makanya gue butuh bantuan, dan gue rasa Cuma
lo satu-satunya manusia yang bisa bantu gue buat nemuin raga gue.”
“Hah, gimana caranya coba?” Yuka hanya kukur-kukur kepala. Karena baru
kali ini dia menemui kasus langka seperti ini. Masak sih ada arwah
amnesia. Lalu ia meminta ijin buat sholat subuh terlebih dahulu.
Berharap menemukan jalan buat bantuin arwah cantik itu.
Alhasil, ia kemana-mana diikuti oleh arwah cantik tersebut. Termasuk
kuliah, makan, maen, waktu dia ngebantu temennya buat ngusir hantu, tapi
kecuali kalo Yuka pas di toilet. Hari-hari Yuka kini tak kesepian lagi,
namun dia lebih mirip kayak orang gila. Dia sering banget dikira orang
gila karena dia ngomong sendirian. Namun, teman-teman yang sudah kenal
dekat dengan Yuka sudah mengetahui pribadi Yuka. Itu karena ia memang
bisa berinteraksi dengan hantu, bukan karena ia tak waras.
“Hei, arwah cantik. Gimana kalo gue panggil elo Hana? Masak gue harus
panggil lu wah… arwah sih. Ya, selama elo masih belum inget siapa lo
sebenernya.” Kata Yuka dengan wajah berbinar-binar.
“Hana? Nama yang cantik. Gue suka.” Arwah cantik itu tersenyum bahagia, ia sekarang memiliki nama yaitu Hana.
Tentunya Yuka tak selalu memecahkan masalah sendiri. Ia selalu
rundingan dengan sahabatnya bernama Reni. Reni itu sebenarnya sahabat
Yuka dari SD, SMP, SMA bahkan sampe kuliah. Walaupun mereka kini tidak
satu kampus. Namun, mereka tetap akrab dan dekat.
“Hah, jadi lo sekarang diikutin sama arwah cewek cantik?” mendadak Reni
kaget seakan nggak terima, atau mungkin Reni takut kalo-kalo Yuka diajak
jadi arwah gentayangan juga.
“nggak, usah kaget berlebihan deh Ren. Gue Cuma pengen bantuin ni arwah
nemuin raganya doang, biar dia bisa hidup lagi itu aja.” Yuka mulai
menegaskan kepada sahabatnya yang lebih mirip kayak jelasin sesuatu ke
pacar biar nggak terjadi kesalahpahaman antara mereka.
Mendengar penjelasan dari Yuka, bukan kelegaan yang Reni dapat,
melainkan pikiran-pikiran jelek yang Reni dapat. Yuka justru tak
mengerti dengan sahabatnya itu. Karena tanpa persetujuan dari Reni pun,
ia tetap akan membantu Hana. Namun, ia menghargai Reni sebagai
sahabatnya.
Yuka ternyata serius ingin membantu Hana. Ia melukis sosok Hana,
kebetulan sekali Yuka memang jagonya melukis, sehingga apapun yang ia
lukis akan menyerupai aslinya. Rencananya hasil lukisannya akan ia sebar
di fesbuk, twitter, bahkan di kampus. Seandainya ada yang mengenal
dengan sosok Hana yang ia lukis. Hana pun ikut senang karena Yuka tulus
membantunya.
Hari demi hari, dan berganti menjadi bulan. Sudah tiga bulan mereka
selalu bersama. Seandainya aja Hana itu manusia bukan arwah. Pikiran itu
selalu saja bergelayut di pikiran Yuka. Orang yang melihat kebersamaan
mereka pasti akan menghancurkan dan mematahkan hati siapapun yang
melihat. Karena paras cantik Hana yang memang cantik ini bukanlah isapan
jempol belaka saja.
Penyebaran lukisan Hana pun belum membuahkan hasil. Hana yang sering
menangis itu pun sering putus asa untuk kembali menjadi manusia. Namun,
Yuka selalu menghibur dengan berbagai macam cara agar Hana tak sedih.
Reni sang sahabat yang merasa akhir-akhir ini Yuka menjadi jauh, justru
sedih. Namun, saat sedih pun Yuka tak berada di sampingnya. Saking
dongkol dan emosinya, Reni datang ke kost Yuka. Yuka sedang tiduran
sambil ngomong sendiri, bukan melainkan Yuka sedang bercengkerama dengan
Hana, si arwah cantik yang udah mengalihkan dunianya.
“Elo tuh sekarang hampir mirip kaya orang gila tau gak?” Reni
mendadak masuk ke kamar kost Yuka tanpa mengetuk pintu, dengan wajah
berapi-api.
“Elo, kenapa sih Ren?” Yuka sang sahabat berusaha mengalah, karena baru kali ini Reni jadi sensitif banget.
“Elo, jadi jauh sama gue semenjak kedatangan arwah sialan itu. Hei,
arwah kalo lo denger omongan gue ini, sebaiknya lo jauhin deh Yuka.
Kedatangan lo tuh Cuma bikin Yuka jadi kaya orang gila.” Reni semakin
nggak bisa mawas diri, ia pun melontarkan kata-kata yang membuat hati
Hana sakit. Yuka hanya melongo.
“Ren, jangan kayak anak kecil dong. Gue Cuma mau membantu Hana.” Yuka
berusaha menenangkan hati sahabatnya itu, karena ia merasa akhir-akhir
ini ia memang cuek dengan Reni. Bahkan saat Reni punya masalah
sekalipun.
“Oh, jadi elo lebih belain arwah itu daripada sahabat lo sendiri gitu.
Terus salah siapa kalo gue sayang sama lo Yuk, salah siapa kalo gue
ngerasa cemburu gini. Oke, gue pergi dari hidup lo.” Reni membanting
pintu kost Yuka, sedangkan Yuka malah terperangah dengan ucapan Reni.
Dia tak menyangka bila ternyata Reni sayang sama dia. Dan amarahnya
diakibatkan karena ia merasa cemberu sama Hana.
“Gue, sebaiknya pergi dari hidup lo Yuk. Gue nggak enak elo jadi marahan
sama Reni.” Hana mulai berkecil hati lagi, ia hanya tak ingin membebani
orang.
“Jangan Han, lo belum nemuin raga lo. Gue bakal ngelanjutin ini semua,
sampe lo bener-bener kembali jadi manusia.” Mendadak Yuka jadi pria
paling romantis sepanjang hidupnya. Lalu ia ingin memeluk Hana, namun
nggak bisa. Yuka hanya terkekeh-kekeh menyadari kembali kalo Hana itu
arwah bukan manusia.
Kehidupan Yuka agak berubah semenjak bertemu Hana. Dia jadi lebih
sering mandi, pake parfum. Rambutnya pun juga udah di potong. Itu pun
karena permintaan Hana, karena ingin Yuka tampil lebih rapi dan Yuka pun
menikmatinya. Teman-temannya juga melihat sisi perubahan yang berbeda
dari Yuka. Muka Yuka udah nggak acak-acakan lagi. Ternyata Yuka memiliki
sisi ganteng walaupun hanya sedikit tapi lumayanlah agak bersinar
sedikit auranya.
Kabar datang setelah 5 bulan kemudian. Lukisan cewek cantik Yuka yang
tak lain adalah Hana telah bersambut. Seorang pria yang mengaku sebagai
tunangannya mencari Yuka. Hana pun senang sebentar lagi ia akan kembali
menjadi manusia ketika ia memasuki raganya nanti. Namun, sedikit
kegelisahan di hati Yuka. Yuka ternyata diam-diam menyukai Hana. Tapi
ternyata Hana sudah bertunangan dengan orang. Dan Yuka tak ingin merusak
itu.
“Besok, kita akan ketemu Romi. Orang yang mengaku sebagai tunangan lo
Han.” Yuka memasang wajah muram. Ia seperti tidak rela melepaskan Hana.
“Hmm… semoga gue cepat inget kembali. Gue sama sekali nggak ingat Romi.”
“Mungkin disaat lo, kembali ke kehidupan manusia, lo akan mengingat
kembali kehidupan nyata lo. Tapi?” Yuka menghela nafas kemudian. Hana
melihatnya dengan tatapan sendu, dalam lubuk hatinya ia juga tak ingin
berpisah dari Yuka. Pria yang baik dan tulus selama ia menjadi arwah.
“Tapi apa Yuk?”
“Mungkinkah, lo tetep bakal inget sama gue ketika lo kembali jadi manusia. Setidaknya, inget gue sebagai sahabat lo.”
Hana hanya terdiam dan tertunduk karena ia tak tahu apa yang akan
terjadi setelah ia kembali menjadi manusia. Mungkinkah ia masih
mengingat Yuka?
Yuka mendatangi rumah sakit di daerah dekat kampusnya. Ternyata
selama ini, Hana koma di rumah sakit dekat kampusnya saja. Ia melihat
tunangan Hana bernama Romi sedang duduk di lobi dengan santai. Ia
menunggu Yuka. Hana juga ikut bersama Yuka ke rumah sakit. Yuka
menceritakan perihal tentang arwah Hana yang lupa akan raganya dimana.
Ternyata nama arwah cantik itu Cheri. Dan Romi juga menjelaskan kalau
memang kemungkinan besar akibat kecelakaan mobil, membuat Hana amnesia,
ia koma sudah cukup lama hampir setahun sudah dan mungkin masalalu akan
tentang tunangannya pun terhapus. Yuka berusaha menghibur Romi.
“Apa lo siap?” tanya Yuka kepada Hana.
“Gu.. gue takut Yuk.” Mendadak Hana meragu.
“Takut apalagi? bukannya ini kan yang lo mau. Lo bakal kembali jadi manusia. Lo bakal hidup kembali.”
“Gue takut nggak bisa inget lo Yuk.”
“Udah, nggak papa. Yang penting lo jadi manusia dan hidup bahagia bersama Romi.”
Hana alias Cheri itu pun secara perlahan berjalan mendekati raganya
yang terbaring koma di ranjang rumah sakit. Hana pun segera memasuki
raganya. Yuka segera pamitan pulang, namun Romi menahan Yuka agar ia
menunggu Hana siuman. Beberapa detik setelah Hana masuk ke raganya, ia
pun siuman. Hana nampak terlihat bingung. Yang membuat hati Yuka sedih
adalah Hana ternyata tak ingat dengan dirinya. Ia pun beranjak pulang
dengan langkah gontai meninggalkan Hana bersama tunangannya.
Dua hari semenjak Hana kembali menjadi manusia dan kembali ke
kehidupannya. Yuka pun kembali melanjutkan hidupnya. Ia juga segera
minta maaf dengan Reni yang sempat marah dengannya. Baginya Hana
hanyalah sepenggal kisah unik yang pernah ia alami. Yang tak akan pernah
ia lupakan. Hana ataupun Cheri, si cewek cantik bak Girlband Korea yang
telah mengalihkan dunia Yuka.
“Oke, deh. Gue maapin. Gue juga minta maaf Yuk. Sikap gue nggak
seharusnya gitu.” Reni kembali ceria dengan kembalinya Yuka seperti
sediakala, namun Yuka merasa ada yang hilang ketika Hana tak ada lagi.
“Nah, gitu dong baru Reni sahabat gue.” Yuka mengacak-acak rambut Reni.
Mereka kembali bercengkrama seperti biasanya. Mereka berdua telah
melupakan masalah mereka, termasuk Reni yang kembali memendam
perasaannya kepada Yuka. Kerena Reni pun tak membahas perihal perasaan
kepada Yuka.
- SELESAI -
Cerpen Karangan: Lilih Putri Pratiwi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar