Dava dan Bundanya sedang berbelanja untuk persiapan ulang tahun Dava
yang ke 14, besok sebuah pesta besar-besaran telah disiapkan oleh Ayah
Dava yang seorang konglomerat. Kebetulan Butik tempat mereka belanja
adalah Butik sahabatnya Bunda Dava waktu SMA.
“Selamat datang, apa kabar Farah?”
“Baik, kamu apa kabar?”
“Juga baik. Wah ini yang namanya Dava ya?”
“Iya tante saya Dava”.
“Kalau begitu ayo kita langsung saja memilih baju yang cocok untuk kamu!!”
Tante Hani, Bunda dan Dava pun berkeliling di Butik Tante Hani.
Setelah beberapa Jam akhirnya mereka mendapatkan baju yang pas untuk
Dava tapi belum untuk Bundanya. Daripada kebosanan nungguin Bundanya
milih-milih Baju akhirnya Dava memilih untuk jalan-jalan di sekitar
Butiknya Tante Hani.
Saat Dava sampai di taman belakang butiknya Tante Hani, Dava
mendapati seorang anak perempuan yang umurnya kira-kira sama dengan
dirinya. Gadis itu tampaknya sedang bernyanyi tapi dengan suara yang
pelan sekali, karena kepo akhirnya Dava mendekati gadis itu dan duduk di
sebelahnya.
Ternyata Gadis itu tidak menyadari kalau Dava telah duduk di
sebelahnya, ternyata Gadis itu menyanyikan Lagunya Ten 2 Five yang
berjudul You.
Sampai lagu itu berakhir gadis itu masih belum menyadari kalau ada Dava disana.
“Loe tau, atau pura-pura ngak tau kalau gue ada disini?”
“Siapa disana? Ada orang ya?”
“What? Loe ngak bisa lihat gue?”
“Sorry aku buta”
“Ciusss?”
“Serius, mana ada orang buta bohong!!”
“Suara loe bagus, mau gue iringin pakai gitar ngak nyanyinya?”
“Tapi aku ngak punya gitar?”
“Gue ada kok, di mobil biar gue ambil dulu ya!!”
Setelah beberapa saat akhirnya Dava kembali dengan membawa gitar
miliknya, mereka pun bernyanyi bersama membawakan lagu Bondan yaitu Ya
sudahlah!!
“Ternyata kamu jago main gitar ya?”
“Ya iyalah, Dava gitu!!”
“Kamu tamunya Mami ya?”
“Jadi loe anaknya Tante Hani?”
“Iya”
“Dan, mau ikut ngak?”
“Kemana?”
“Kita jalan-jalan, biar gue yang minta izin ke Nyokap loe”.
“Aku mau!!”
Akhirnya Dania dan Dava datang ke sebuah Taman yang tidak jauh dari butiknya Dania.
“Kita beli es krim mau?”
“Boleh”
Mereka pun duduk di sebuah bangku taman sambil memakan es krim mereka.
“Sejak kapan loe buta?”
“Sejak 2 tahun yang lalu aku mengalami kecelakaan!!”
“Ohhh”
“Hahahaha”
“Kenapa ketawa?”
“Baru kali ini ada orang yang aku ceritain kenapa aku bisa buta, dengan
kalimat Ohhh. Biasanya mereka bilang, kasihan ya kamu, yang tabah ya
atau semacamnya”.
“Terus loe juga mau gue bilang kayak gitu?”
“Ngak, ngak usah!”
“Besok gue ultah, loe datang ya!”
“Akan aku usahakan, karena rencana besok akuuu…”
“Ngak ada alasan pokoknya loe besok wajib datang”.
“Tapi Dav”.
“Yuk pulang udah sore nih!”
Dania dan Dava pun pulang ke Butiknya Tante Hani.
Keesokkan Harinya.
Dava masih di kamarnya, ia sedang berdiri di jendela kamarnya, Dava
sedang memperhatikan semua tamu yang datang. Tamu yang Dava tunggu siapa
lagi kalau bukan Dania. Berhubung pestanya mau dimulai, Bunda Dava pun
masuk ke kamarnya Dava.
“Dava, ayo sayang kita ke bawah pestanya mau dimulai!”
“Pestanya ngak bakalan dimulai sebelum Dania datang!!”
“Dania siapa?”
“Anaknya Tante Hani!!”
“Ohh, Dania anaknya Tante Hani”.
“kemarin aku ketemu sama dia, lalu aku ngundang dia ke pesta ini!”
“Dania ngak bakalan datang karena dia dan Mamanya tadi siang udah pindah
ke Malaysia, mereka disana untuk membuka butik baru disana!!”
“Bunda bohong”
“Untuk apa coba Bunda bohong, ya udah 5 menit lagi kamu Bunda tunggu di bawah!!”
“Iya deh”
3 Tahun Kemudian.
Dava telah tumbuh menjadi seorang remaja cowok yang cakep plus kece dia
juga merupakan ketua osis di sekolahnya, hari ini adalah hari pertama
MOS siswa baru di sekolahnya Dava. Dava sedang memperhatikan suasana
sekolahnya dari Rooftop sekolahnya, Dava sedang bersantai dengan sebuah
Mp3 di telinganya.
Tiba-tiba Hp Dava berdering rupanya ada sebuah panggilan dari temannya Bastian.
“Hallo Bas!!”
“Bentar lagi bakalan ada peserta mos yang nyusulin loe ke Rooftop, dia lagi gue hukum karena telat”.
“terus?”
“Nah, dia gue suruh minta tanggal plus bulan lahir loe!”
“Sip deh”
Yang ditunggu pun datang, ada seorang peserta mos yang menghampiri Dava ke rooftop sekolah.
“Kak Dava?”
“Iya”.
Dava terus melihat ke depan, tanpa melihat ke belakang. Dava terus
memperhatikan Suasana sekolahnya tanpa melihat siapa cewek yang ada di
belakangnya.
“Aku dapat hukuman dari Kak Bastian, aku disuruh nanyain tanggal plus bulan lahirnya kakak!!”
“terus?”
“aku boleh tau tanggal plus bulan lahir kakak?”
“Boleh, tapi loe harus nyanyi dulu!!”
Dania pun bernyanyi, Dava ingat betul siapa orang yang mempunyai sebagus
ini. Akhirnya Dava menoleh ke belakang. Ternyata Dava benar itu adalah
Dania anaknya Tante Hani.
“Stop!!”
“Aku kan udah nyanyi, sekarang kakak kasih tau kapan kakak lahir”
“9 Januari”
Dania tampak terdiam sejenak mendengar kalimat dava terakhir.
“Kenapa diam? Ada masalah?”
“Nggak kok kak!!”
“Ya udah, berhubung loe udah dapetin hal yang loe mau sekarang loe bisa pergi!”
“Hmmm iya kak makasih ya!”
Dania pun pergi meninggalkan Dava, berhubung Dania itu dulunya buta
dia ngak tau kalau yang di hadapannya itu Dava cowok yang 3 tahun lalu
ia temui.
“Loe udah dapetin apa yang loe mau tapi gue belum Dan!”.
Satu Minggu kemudian.
Hari ini adalah hari terakhir MOS, hari ini semua peserta MOS harus
memberikan surat sahabat untuk para Senior mereka plus kalau ada yang
mau ngasih coklat juga boleh.
Dava sedang berada di parkiran ia sedang memasukan semua surat coklat
plus banyak hadiah ke mobilnya, Saat ingin kebali masuk ke dalam
sekolah ia dihampiri oleh Dania.
“kak Dava”
“Ada apa lagi?”
“Ini!” Dania memberikan Dava sebuah surat nah yang anehnya Dania malahan
ngasih sebuah kue ulang tahun Mini. Dava pun kebinggungan dan membuka
surat itu.
“Happy birthday to Dava 14 th from Dania!!”
“Sorry ya kak waktu itu aku ngak datang!!”
“Akhirnya loe ingat juga sama gue!!”
“Maaf ya kak hari itu aku nggak bisa datang karenaa”
“Gue tahu alasannya kok!!”
“Terus… kakak maafin aku kan?”
“Maafin nggak ya?”
“Iya dong kak please!!!”
“Iya deh!!”
Cerpen Karangan: Clara Robert Pangestu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar